Di beberapa media sosial banyak sekali orang yang membagikan sebuah meme tentang tetangga yang beralih profesi menjadi sebuah CCTV. Tak sedikit juga mereka yang mengeluhkan sikap para tetangga yang suka sok tahu dengan segala hal yang kita lakukan. Apa pun gerak-gerik serta aktivitas yang terjadi di rumah kita seolah terpantau terus. Secara garis besarnya sang tetangga ini memiliki kecenderungan kepo yang absurd.
Sebagian orang tentu merasa risih. Mereka menganggap tindakan sang tetangga ini seolah sudah mencampuri ranah privasinya. Mereka juga merasa dimata-matai serta dicurigai. Parahnya, jika apa yang tetangga lihat ini nantinya hanya akan menjadi bahan ghibah untuk orang-orang kompleks setempat.
“Eh, tahu nggak, Bu, si itu habis beli kulkas baru loh!”
“Eh, Mak, masa si itu pulangnya tengah malam terus. Kerja apa coba? Udah gitu diantar cowok pakai jaket ijo loh!”
“Bu, ibu, kemarin yah aku lihat ada dua orang berbadan gede datang ke rumah si itu. Pasti itu dept collector yang nagih utang, deh.”
“Masa ya, si itu tuh nggak pernah masak. Tiap hari pesan makanan dari delivery order terus.”
Tentu kita sudah tak asing lagi mendengar cerita tentang tetangga-tetangga yang resek kayak gini. Pengin tahu kehidupan orang dan kadang suka membesar-besar cerita agar kegiatan perghibahan semakin seru dan memanas. Jujur saja, menghadapi tetangga yang memiliki tingkat kepo berlebihan seperti ini memang nggak ada enak-enaknya sama sekali. Kehidupan kita sudah sama halnya dengan kehidupan para selebriti. Apa pun yang kita lakukan, pasti keesokan harinya sudah menjadi headline di portal pergosipan orang-orang kompleks.
Meski begitu, jangan berkecil hati dulu. Memiliki tetangga yang suka menjelma menjadi CCTV gini tuh kadang ada banyak faedahnya juga. Dengan adanya mereka rumah kita jadi selalu terpantau 24 jam setiap harinya. Kita tak perlu was-was atau khawatir jika kita tengah meninggalkan rumah. Jika tugas CCTV hanya untuk merekam dan memantau keadaan, maka CCTV versi tetangga ini juga akan bergerak jika situasinya dirasa aneh dan tidak seperti biasanya.
Para tetangga CCTV ini biasanya hafal siapa saja orang-orang yang suka berkunjung ke rumah kita. Jika ada keramaian sedikit saja, mereka tak sungkan untuk berkunjung dan menanyai kita tengah mengadakan acara apa. Jika kita tak keluar rumah sehari saja, mereka sudah datang ke rumah untuk memastikan keberadaan kita. Hal ini ternyata cukup bermanfaat jika kita melihatnya dari sisi yang baik. Dengan si tetangga yang kepo ini, mereka akan cepat mengenali orang asing yang datang ke rumah kita.
Pernah ada kejadian kemalingan di gang belakang rumah saya. Kebetulan satu gang itu tetangganya pada acuh semua. Mau ada tetangganya teriak-teriak, guling-guling, bertengkar, atau beli barang baru, mereka tak peduli sama sekali. Mungkin bisa jadi mereka menganut paham, “Kehidupanku adalah kehidupanku dan kehidupanmu adalah kehidupanmu.”
Sehingga suatu hari ada sebuah keluarga yang tengah mudik, lalu seisi rumahnya digasak maling. Padahal tetangga yang lain itu ada di luar rumah. Mereka bahkan melihat dengan jelas saat ada mobil dan dua orang maling tersebut tengah mengangkuti semua perabot rumah. Para tetangga yang lain mengira itu mungkin kerabatnya yang membantu pindahan, jadi mereka santai saja.
Kejadian selanjutnya ada seorang ibu-ibu yang melahirkan di dalam rumah dan tidak ada satu pun tetangga yang tahu. Kebetulan para tetangganya juga acuh dan tak mau tahu urusan tetangga lainnya. Sehingga saat si ibu hamil ini tak keluar rumah seharian, tetangganya juga biasa-biasa saja. Tak tahu kalau di dalam rumah ternyata si ibu ini tengah melahirkan.
Dalam posisi-posisi genting, kehadiran tetangga itu cukup membantu kita. Kalau sedang ada musibah di rumah kita, tentu yang pertama kali diminta bantuan adalah tetangga. Itulah mengapa kita selalu diajarkan untuk memiliki hubungan yang baik dengan tetangga.
Saya sendiri cukup terbantu oleh kehadiran para tetangga CCTV. Misal saat saya pergi lalu ada tukang paket datang, si tetangga langsung buru-buru mendatangi rumah saya. Mereka bilang, kalau saya baru saja pergi dan paketnya bisa dititipkan pada mereka. Saat saya pulang, si tetangga juga buru-buru datang dan menyerahkan paketnya. Saya curiga, jangan-jangan mereka ini sampai hafal suara motor saya. Hehe.. Gerakannya cekatan dan profesional sekali, sih.
Mereka sudah hafal juga saudara-saudara atau teman yang suka bermain ke rumah. Jadi jika ada orang asing yang mereka rasa tidak dikenal, langsung diinterogasi ala wartawan. Sehingga saat saya meninggalkan rumah itu, saya tak hanya punya CCTV pajangan tapi juga CCTV aktif yang bisa langsung bertindak.
Meski kadang kesannya kepo dan pengin tahu urusan orang lain, ada baiknya kita jangan terlalu berburuk sangka terlebih dahulu dengan niat tetangga kita. Bisa jadi mereka memang peduli pada kita. Toh, antara kepo dan peduli itu sangat tipis bedanya.
BACA JUGA “Reply 1988” Drama Korea Terbaik yang Nunjukin Tetangga Goals atau tulisan Reni Soengkunie lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.