Sebagai fans sepak bola lebih dari lima belas tahun, sejak SD saya sudah hidup dalam perkembangan pemain dan klub lintas zaman. Sejak masa jaya Del Piero di Juve, Zidane di Madrid, Henry di Arsenal, berganti pada masa Cristiano Ronaldo, Messi, dan punahnya player oriented football, lalu lahirnya team oriented soccer seperti Liverpool. Dari situlah akun-akun penyedia trivia data historik sepakbola jadi terasa berharga keberadaannya.
Melihat masa lalu selalu jadi sensasi ejakulasi tersendiri setelah puas dengan berbagai jenis gol indah selama satu dekade lebih. Kini, sepakbola bukan hanya soal gol, rumitnya pola taktik dan statistik jadi drama unik di lapangan rumput seluas lebih dari tujuh ribu meter persegi.
Maka sejak dua atau tiga tahun terakhir inilah saya gemar mengulik informasi statistik pertandingan dari dua akun Twitter penyedia data sepak bola idaman saya, Squawka dan OptaJoe. Akan tetapi, mana sih dari kedua akun ini yang menyediakan data paling komprehensif, kalau tidak boleh dikatakan nerdy dan creepily obsessive?
OptaJoe
Seperti nama akunnya, OptaJoe, data yang disajikan lewat corong medsos yang satu ini memang satu atap dengan perusahaan Opta Sports yang telah lebih dari 24 tahun menganalisis data pertandingan sepak bola, terutama Premier League. Perbandingan data yang disediakan Opta Sports sebenarnya dibalut dengan semacam merk produk yang dinamakan Stats Perform.
OptaJoe adalah kanal khusus yang menyederhanakan beragam trivia dan perbandingan rumit tentang data statistik sepakbola agar lebih mudah dipahami oleh fans. Jadi, kalau soal akurasi dan sumber primer data, OptaJoe bisa dikatakan pihak paling berhak dan kredibel dalam membicarakan statistik tim maupun pemain. Hampir tiap pertandingan di Liga Inggris dianalisis datanya dan dilaporkan secara up to date lewat akun twitternya.
Sayangnya, sepertinya tim media OptaJoe terbatas, sehingga konten gambar yang ditampilkan sangat kurang menarik, minim desain, dan tampilan data yang merepresentasikan gambar. Angka-angka yang ada selama pertandingan justru lebih sering dituliskan lewat karakter Twitter yang terbatas itu. Jadi, buat kalian yang sudah terlanjur Instagram-sentris, akun OptaJoe mungkin nggak menarik-menarik amat.
Opta memang perusahaan pengolah data pertandingan sekaligus official partner Premier League, jadi ya jualannya memang data-data mentah. Makanya, media publik yang diwakili oleh OptaJoe ya cuma mengulas data tipis-tipis aja, wong juga diberikan gratis dan cuma-cuma ke khalayak luas. Gratis kok minta yang fantastis, ya nggak bisa lah.
Squawka Football
Secara fair, Squawka selalu mencantumkan keterangan bahwa data mentah yang disebarkannya lewat akun Twitter diperoleh dari Opta. Meskipun demikian, Squawka juga menggandeng perusahaan pengelola data lainnya, seperti Football Index dan Oddspedia. Selain itu, data yang disiarkan secara digital oleh Squawka benar-benar sudah siap disantap. Biasanya konten Squawka lebih sering berupa image dengan gambar pemain atau tim, beserta komparasi data terkait yang sangat lengkap.
Namanya juga perusahaan media, ya memang wajar saja kalau fokus utamanya berupa konten sosial media, kan memang itu sumber cuan utamanya. Koleksi data statistik yang begitu komplit sejak bertahun-tahun lamanya, membuat Squawka punya fitur yang unik di website resminya, comparison matrix.
Dengan fitur ini kamu bisa membandingkan data statistik hingga lima pemain yang berbeda dari lima klub yang berlainan. Dalam comparison matrix terdapat sepuluh kategori stats pemain, dengan masing-masing kategori memiliki enam hingga sepuluh detil data berbeda. Sungguh kemewahan yang berharga dapat mengetahui siapa yang terbaik diantara yang terbaik.
Selain itu, stok foto pertandingan atau pemain yang dimiliki Squawka jauh lebih banyak dan beragam. Dari situlah Squawka seringkali membahas pemain yang sedang trending atau ramai diperbincangkan dalam sepekan, misalnya beberapa waktu lalu ketika kejelasan masa depan Mesut Ozil menemui titik terang.
Squawka melaporkan komparasi mendalam pada karier Ozil dan menemukan fakta bahwa sejak 2006, jumlah assist (di lima liga besar Eropa) yang diciptakan Ozil hanya kalah dari Messi dan Fabregas. Mengingat sebentar lagi Ozil akan berlabuh ke Fenerbahce demi bisa kongkow-kongkow bareng Erdogan tiap malam di warung kopi dekat Hagia Sophia. Lagipula, mungkin Ozil ingin fokus berbakti pada mertua, biarkan ia hidup tenang di Istanbul sana.
Nah, kalau di Indonesia ya juga ada perusahaan serupa, penguasanya adalah LabBola, pencatat, pengolah, dan penyedia data pertandingan sepakbola di Indonesia. Tidak banyak pula yang tahu kalau co-founder LabBola adalah mantan Sekjen PSSI yang menurut web resmi AFF masih jadi wakil presiden AFF, Ratu Tisha Destria.
Bagaimana? Malau follow akun twitter yang mana, OptaJoe, Squawka, atau puas dengan LabBola? Sebenarnya, selain Premier League, OptaJoe dan Squawka juga kadang menyajikan informasi dan perbandingan serta hasil pertandingan liga-liga besar Eropa lainnya.
Jangan ngambek dulu lah kalau kalian fans Milan, Madrid, atau PSG, ada juga kok data statistiknya. Tapi, kalau ngefansnya cuma sama Persija dan Arema ya pelototin aja tuh IG-nya LabBola, nggak terlalu njelimet juga infonya. Yang penting kita semua kudu bersatu tetap nonton bola karena sepakbola adalah pelipur lara terbaik sepanjang masa.
BACA JUGA Fantasy Premier League: Permainan, Strategi, dan Kejelian dalam Memilih Pemain dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.