Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Solomon’s Paradox : Alasan Kita Berpikir Lebih Jernih dan Bijak tentang Masalah Orang Lain daripada Masalah Sendiri

Firdaus Al Faqi oleh Firdaus Al Faqi
19 Juni 2021
A A
Solomon’s Paradox solomon's paradox mojok

solomon's paradox mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya pernah mendengar sebuah lagu bikinan Jogja Hip Hop Foundation (JHP) yang judulnya “Wit Gedhang Woh Pakel”. Yang saya sukai adalah upaya penulis liriknya yang berupaya menangkap realitas. Dibuktikan dengan lirik pembukanya yang berbunyi, “wit gedhang awoh pakel, omong gampang nglakoni angel.” Sebagai orang yang hanya mengerti bahasa Jawa dikit-dikit, pengertian saya atas lirik tersebut adalah kalau berbicara gampang, tapi melakukannya adalah perkara sulit.

Dari pengertian tersebut, saya kok ya merasa tersindir. Pasalnya, meskipun bukan siapa-siapa, saya seringkali memberi saran kepada teman setongkrongan yang kalau dilihat lagi mengalami masalah, lagi menunjukkan raut wajah sedih, dan pokoknya yang kelihatan tidak berbahagia.

Saya biasanya langsung mendekati dan menanyakan kenapa raut wajahnya sedih atau bertanya kenapa kok keliatannya nggak bahagia. Setelah saya tanyakan, biasanya mereka langsung saja njawab dan cerita tentang masalah yang sedang dihadapi. Paling banyak adalah perihal asmara; ditinggal nikah, disuruh buru-buru melamar, ataupun sedih lantaran menjomblo dalam waktu yang agak lama.

Kalau mereka udah cerita, ya saya langsung cosplay jadi cicak yang sering nempel di tembok, liatin dan dengerin orang-orang yang lagi bicara dengan seksama. Setelah dengerin keluh-kesah tentang masalah yang dialaminya, sebagai teman yang baik dan walaupun nggak diminta, saya beri saja pandangan dan membuat masalah terlihat enteng.

Misalnya nih, waktu ada yang curhat gara-gara ditinggal nikah, diselingkuhin, atau diputusin sama pacarnya, saya langsung njawab aja dengan, “Ya udah tinggal cari lagi apa susahnya”. Dan di sinilah masalah bermula. Biasanya teman yang saya beri jawaban begitu, jadi agak jengkel sama saya. Untungnya, dia langsung ngomong di depan saya, “Iyo le, nek ngomong cen gampang. Jajal awakmu seng ngalami, mesti angel nglakonine”. True friend stab you in the front~

Dari kalimatnya, saya langsung aja keinget lagu abang-abang JHP yang ditulis di atas. Dan saya mengakui, iya juga ya. Kenapa kok kalau saya ngeliat, dengerin, dan memberi saran terhadap teman yang sedang mengalami suatu masalah, kok, terdengar lebih jernih dan cenderung bijak gitu ya. Tapi, bakal beda halnya kalau saya yang mengalami sendiri, saya juga bakal mumet dan sedih macam teman saya tadi.

Berhubung rasa penasaran lagi menggebu, ya saya cari-cari aja. Siapa tahu nemu jawaban yang agak cespleng untuk memuaskan hasrat dan rasa penasaran tersebut. Yakni tentang mengapa seseorang cenderung lebih bijak dan bisa berpikir jernih melihat dan memberi solusi terhadap masalah orang lain daripada masalahnya sendiri.

Setelah agak lama saya cari, ternyata nemu juga. Begini, ada beberapa artikel psikologi yang saya baca dan lumayan menjawab kegelisahan ini. Mau baca jurnalnya nggak bisa, soalnya disuruh langganan, hmm, meng-sedih.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Facebook Adalah Seburuk-buruknya Tempat Curhat Soal Kulit dan Minta Rekomendasi Skincare

Kalau fenomena begini, dinamakan sebagai Solomon’s Paradox. Kenapa dinamai Solomon’s Paradox? Ini terjadi lantaran penelitinya menemukan kasus yang serupa, yakni pada Raja Solomon yang memerintah 970-931 SM. Solomon itu dikenal sebagai seorang raja yang sangat bijak di seantero negeri, atau bahkan seantero dunia. Maka tak heran, sangat banyak orang dari banyak penjuru negeri yang rela berjalan jauh demi mendengarkan petuah-petuah beliau.

Misal nih, salah satu contohnya. Ada dua orang wanita yang datang kepada beliau. Masalah yang tengah dihadapi adalah kedua wanita tersebut sama-sama mengaku orang tua dari seorang bayi laki-laki. Dan, ketika mereka menanyakan bagaimana solusinya, akhirnya Raja Solomon menyuruh seseorang untuk ambil pedang untuk membelah bayi tersebut jadi dua.

Salah satu ibu mengiyakan untuk membagi bayi tersebut jadi dua dan satu ibu lagi sambil nangis bilang, “Berikan saja bayi itu kepadanya, jangan bunuh dia!” Dan ya, kasusnya selesai. Beliau dikenal bijak jika dalam rangka menyelesaikan masalah orang lain, tapi tidak dengan masalahnya sendiri.

Menurut yang saya baca, beliau punya ratusan istri dan gagal dalam menjadikan anaknya sebagai pengganti dan menjadi seorang raja yang bijak lagi adil. Bahkan, hal tersebut bikin rakyatnya pada memberontak dan bikin kerajaan retak.

Maka dari itu, si peneliti bikin istilah Solomon’s Paradox. Di satu sisi beliau bijak dalam bikin solusi untuk menyelesaikan masalah orang lain, tapi jadi kurang bijak untuk menyelesaikan masalah sendiri.

Nama peneliti yang meneliti tentang fenomena Solomon’s Paradox adalah Dr. Igor Grossman dan Dr. Ethan Kross. Dalam penelitiannya, blio berdua bikin eksperimen dengan membagi beberapa orang jadi dua grup. Untuk grup pertama, orang yang ada di dalamnya disuruh untuk membayangkan pasangannya tidak setia. Dan di grup satunya, harus membayangkan ia punya teman ataupun sahabat yang memiliki pasangan tidak setia.

Kedua kelompok tersebut disuruh merefleksikan situasi itu dan menjawab beberapa pertanyaan. Dengan pertanyaan yang dirancang, hasilnya adalah kelompok yang disuruh mbayangin pasangan mereka sendiri yang selingkuh, hasilnya jauh lebih rendah dari kelompok satunya. Dan di kelompok satunya, mendapatkan hasil lebih besar dengan kesimpulan bahwa, orang-orang tersebut mampu berpikir secara rasional, jernih, dan pragmatis saat tidak terlibat secara langsung dengan masalah memiliki pasangan yang tidak setia alias selingkuh.

Penelitian yang menarik dan cukup untuk menjawab pertanyaan saya, dan mungkin juga beberapa orang yang memiliki kegelisahan sejenis tentang mengapa orang cenderung lebih bijak dan bisa berpikir jernih ketika melihat masalah yang dialami orang lain daripada ketika menghadapi masalahnya sendiri.

BACA JUGA 4 Golongan Pelaku Ternak Lele yang Biasa Saya Jumpai dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: bijakCurhatGaya Hidup Terminalmenyelesaikan masalahsolomon's paradox
Firdaus Al Faqi

Firdaus Al Faqi

Sejak lahir belum pernah pacaran~

ArtikelTerkait

Level Prestisius Anak 2000-an Dilihat dari Jenis Koleksi Kertas Binder Mereka terminal mojok.co

Level Prestisius Anak 2000-an Dilihat dari Jenis Koleksi Kertas Binder Mereka

23 Juli 2021
3 Alasan Banyak Orang Suka Baca Prediksi Skor Bola terminal mojok.co

3 Alasan Banyak Orang Suka Baca Prediksi Skor Bola

29 Juni 2021
Teknik Bapukung untuk Menidurkan Bayi_ Layak Cobakah_ terminal mojok

Teknik Bapukung untuk Menidurkan Bayi: Layak Coba?

31 Juli 2021
mudik lebaran

Mudik Lebaran yang Menyisakan Sunyi

15 Juni 2019
mental health itu nyata

Mental Health: Ancaman yang Nyata di Sekitar Kita

16 Agustus 2019
Alasan Klasik yang Seharusnya Nggak Dipakai Lagi Saat Malas Mandi terminal mojok.co

Untuk Apa Mandi Pagi di Hari Libur?

21 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.