Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
2 Agustus 2022
A A
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Solo dan Jogja itu seperti anak sulung dan bungsu. Di luar saling pamer, tapi di hatinya saling iri. Sama-sama “anak” dari Mataram, Tidak banyak perbedaan dari dua daerah ini. Paling cuma beda status. Jogja menyandang status istimewa, Solo (dalam hal ini Surakarta) tidak. Dan inilah yang ditanamkan dalam benak saya sejak kecil.

Sebelum lebih jauh, saya ingin memberi disclaimer. Apa yang saya tulis berdasarkan dari pengalaman pribadi. Tentu akan berbeda dengan latar belakang pembaca lain. Dan saya tidak mempromosikan pandangan ini, ataupun menyetujui hal tersebut. Maka, jangan sampai Anda terburu panas dengan isi artikel ini.

Tapi kalau panas, yo rapopo sih. Sebab, ini semua nyata.

Saya lahir dalam trah Sri Sultan HB II, dalam keluarga besar Hadiwiyoto. Dari latar belakang ini, sejak kecil saya diajak membanggakan “darah biru” keluarga. Selain diajak bangga karena masih bangsawan, saya juga diajak bangga saat memandang trah Surakarta. Baik langsung maupun tidak.

Bangsawan Jogja memandang dirinya lebih priyayi daripada bangsawan Solo. Pertama, karena pandangan bahwa Jogja yang melanjutkan pemerintahan Mataram. Kedua, karena gelar keistimewaan. Setiap saya berargumen tentang relevansi bangsawan hari ini, pasti akan didamprat dengan, “priyayi-nya orang Jogja itu diakui dunia. Kalau Solo kan sudah tidak kepakai.”

Dari sudut pandang ini, saya banyak menemui sikap merendahkan kepada Solo. Selain disebut “konco Londo” alias pendukung Belanda, sampai geger dualisme Sunan yang dianggap berebut tulang kosong. Padahal, Jogja sendiri tengah ribut urusan penerus takhta HB X. Tapi, masih saja suara meremehkan Kasunanan Surakarta dari orang Jogja.

Urusan pemerintahan saja, saya diajak berbangga. Bahkan sejak SD saya sering mendengar nada bangga guru saya tentang ini. Jogja dipandang lebih berdaulat karena menjadi provinsi sendiri dengan penetapan gubernur. Sedangkan Solo hanyalah bagian dari Provinsi Jawa Tengah.

Sudut pandang superior Jogja atas daerah lain memang diluapkan di Solo. Bahkan sampai urusan cat keraton saja dibanding-bandingkan. Ini serius. Banyak orang Jogja overproud memandang Keraton Surakarta tidak terurus dan memuakkan. Saya sih agak setuju. Meskipun rasa bangga ini sebenarnya salah sasaran.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

Wajar, lha wong Jogja dapat Dana Keistimewaan. Cat lebih bersih dan indah kan karena sumbangan rakyat satu Indonesia.

Tapi yang saya rasakan, mental superior ini berhenti di perkara ide. Hanya masalah status dan estetika. Sisanya, banyak yang mengakui Solo lebih baik dari Jogja. Apalagi kalau sudah bicara biaya hidup dan pertanahan. Mau tidak mau, suka tidak suka, orang Jogja mengakui bahwa Solo lebih berhati nyaman.

UMR Jogja dan Solo tidak selisih jauh, tapi biaya hidup lebih terasa rendah. Selain tidak jadi jujukan pendatang sumber ketimpangan, Solo lebih sustainable. Solo disokong kabupaten sekitar dalam urusan pangan. Buktinya, banyak orang Jogja yang mengakui biaya makan di Solo lebih murah. Dan saya sepakat, uang 10 ribu masih bisa makan enak dan kenyang di Solo.

Perkara sandang, Solo jelas lebih superior. Orang Jogja selalu kulakan bahan pakaian di Solo. Maklum, kota tersebut punya pabrik tekstil yang bikin geger karena pencemaran membuat harga pakaian di sana lebih murah. Tanya saja para penjaja kain dan busana di Beringharjo. Pasti bilang kalau dagangan mereka kulakan di Solo.

Urusan papan, sekali lagi Solo lebih ramah. Harga tanah yang tidak jauh dari pusat kota jauh lebih murah dari Jogja. Gampangnya, harga tanah pinggiran di Jogja sama dengan harga tanah di kota Solo, meski tidak mirip-mirip betul, tapi tahulah maksud saya. Akhirnya banyak yang bilang, “Kalau mau beli tanah, beli di Solo.”

Kenyamanan dan ketentramannya juga sering bikin iri. Minimal, tidak ada klitih. Gesekan antarsuku juga lebih kecil daripada Jogja. Memang, Jogja membanggakan diri sebagai kota pendidikan. Tapi kalau perkara kota berhati nyaman, banyak yang bilang Solo lebih adem ayem.

Namun, realitasnya, masih banyak yang membanggakan Jogja. Tapi kalau mereka diajak jujur, Solo lebih tenteram. Selain lebih bersahabat untuk hidup, dan diam-diam membuat iri. Karena memang, Solo punya rumput yang lebih hijau.

***

Saya tidak habis pikir dengan gesekan suporter bola Solo-Jogja. Seperti diwariskan, tapi tidak lebih dari jarene dan kayaknya. Pandangan Jogja superior ini jelas tidak relevan dengan gesekan antarsaudara.

Apalagi menjadikan sudut pandang superior ini sebagai instrumen kebencian para suporter. Jelas ra mashok lur telur. Seperti yang saya bilang. Jogja dan Solo itu sama saja. Satu ibu Bumi Mataram. Jangan sampai kelewat benci. Lagian, apa yang sebenarnya kalian benci?

Apa kalian benar-benar tahu apa yang kalian benci?

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jogja di Mata Orang Solo: Saya Tak Punya Cukup Alasan Membenci Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Agustus 2022 oleh

Tags: gesekan suporterJogjaklitihsoloUMR
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Nopia, Camilan Banyumas Kembaran Bakpia yang Kalah Pamor Mojok.co

Nopia, Camilan Banyumas Kembaran Bakpia yang Kalah Pamor

15 Januari 2024
Jalan Panembahan Senopati-Jalan Sultan Agung, Rute Terbaik untuk Menguji Kesabaran Pengendara Jogja y

Jalan Panembahan Senopati hingga Jalan Sultan Agung, Rute Terbaik untuk Menguji Kesabaran Pengendara Jogja

16 Februari 2024
Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

7 April 2024
Jogja atau Solo: Mana yang Lebih Nyaman untuk Ditinggali?

Jogja atau Solo: Mana yang Lebih Nyaman untuk Ditinggali?

13 Juli 2022
Jogja, Surabaya, Malang Bodoh kalau Rebutan Status Kota Pelajar (Unslash)

Debat Kusir Surabaya vs Jember vs Malang Memperebutkan Status Kota Pelajar Jogja Adalah Kebodohan Belaka

10 Maret 2024
Sebagai Warga Kota Jogja, Saya Iri dengan Orang-orang yang Tinggal di Kecamatan Depok Sleman Mojok.co

Sebagai Warga Kota Jogja, Saya Paling Iri dengan Orang-orang yang Tinggal di Kecamatan Depok Sleman

24 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.