Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

SMS Penipuan Makin Meresahkan, Apalagi bagi Pengangguran

Rizali Rusydan oleh Rizali Rusydan
30 Januari 2021
A A
SMS Penipuan Makin Hari Makin Meresahkan, Apalagi bagi Pengangguran Terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kita sepakat kalau sifat malas lebih melekat dan jauh berpengaruh ketimbang sifat rajin. Kita butuh 1000 alasan untuk memulai atau mengerjakan sesuatu. Namun, di saat yang sama, kita hanya butuh 1 alasan untuk menunda mengerjakannya.

Mungkin kalian pernah dengar istilah “the power of kepepet? Istilah ini biasa digunakan bagi seseorang yang mendadak penuh inspirasi, dan kreatif saat mengerjakan sesuatu menjelang batas waktu. Istilah the power of kepepet ini berlaku bagi setiap profesi, salah satunya adalah pengangguran yang kepepet secara ekonomi.

Orang kalau sudah kepepet, macan pun dilawan, gajah dibanting, donor darah 7 kali dalam sehari pun hayuk aja. Apa saja dilakukan yang penting kebutuhan bisa terpenuhi. Orang kalau lagi kesulitan ekonomi biasanya hanya dua: kalau nggak nekat, ya kreatif.

Selama pandemi, pasti kalian sering kan menerima SMS dari nomor-nomor tak dikenal? Isi SMS tersebut biasanya kalau nggak menawarkan jasa ramalan, jasa pinjaman, atau pesan penipuan semacam “Kami dari PT Konoha mengucapkan selamat atas undian yang berhasil Anda menangkan. Anda memenangkan uang sebesar Rp150 juta. Silakan hubungi nomor berikut untuk pengambilan hadiah…”

Bayangin, kalian baru bangun tidur, masih dalam keadaan setengah sadar, terima pesan yang isinya bilang kalau menang hadiah ratusan juta. Pasti kaget. Baru bangun tiba-tiba dapat uang. Baru bangun tahu-tahu dapat 150 juta. Pengangguran mana yang nggak senang dapat uang ratusan juta?

Bagi seorang penggangguran, yang ia butuhkan hanya dua: kesehatan dan uang. Kesehatan sudah, tinggal uangnya saja yang belum. Keadaan tersebut pun dimanfaatkan oleh mereka yang kepepet secara ekonomi, namun bingung dan terpaksa berbuat nekat. Mereka adalah para penipu. Tahu kalau banyak orang sedang mengalami kesulitan keuangan, mereka anggap itu sebagai sebuah peluang. Rencana dibuat. Tipuan pun dijalankan. Semoga saja ada yang tertipu.

Orang kalau lagi butuh duit kalau nggak nekat, ya kreatif. Apa saja dilakukan yang penting dapat duit, yang penting kebutuhan terpenuhi.  Perkara halal haram mah belakangan, yang penting kenyang.

Bagi kalian yang belum tahu, penipuan online merupakan modus penipuan yang biasanya dilakukan melalui media internet ataupun telepon genggam. Modusnya macam-macam. Ada yang menawarkan peluang usaha dengan keuntungan nggak masuk akal. Modal Rp1 juta keuntungannya Rp100 juta. Ada juga modus pinjam uang dengan mengaku sebagai keluarga, dan masih banyak yang lainnya.

Baca Juga:

Derita Jadi Lulusan PPG: Statusnya Saja Guru Profesional, tapi Cari Kerja Tetap Susah

Enaknya Jadi Fresh Graduate di Jogja: Nggak Takut Dicap Pengangguran karena Sibuk Ikut Forum Diskusi

Meskipun kita tahu kalau itu penipuan, sialnya terkadang kita masih saja kena tipu. Dilansir dari laman CNN Indonesia, ada beberapa alasan mengapa masih banyak korban yang tertipu dengan penipuan online, salah satunya adalah teknik penipuan yang dilakukan penipu itu sendiri.

Selama berbicara, penipu kerap berbicara secara persuasif. Mereka berbicara seolah-olah sedang membujuk untuk membuat si korban yakin. Kalau kalian perhatikan, selama melancarkan aksinya, si penipu akan berbicara dengan lembut, menggunakan bahasa yang baku. Tujuannya adalah untuk membuat ucapannya jadi mudah dimengerti bagi si korban.

Selain itu, mereka juga menggunakan sistem klaim hadiah dengan batas/tenggat waktu tertentu. Dengan iming-iming “Jika Bapak/Ibu ingin mendapatkan hadiah tersebut, harap segera menyelesaikan transaksi sebelum jam 5. Karena lewat dari jam 5 hadiah akan hangus.” Ucapan terus diucapakan dan diulang berkali-kali hingga membuat si calon korban merasa terdesak dan tertekan. Ini semua dilakukan demi mendorong niat calon korban untuk segera melakukan transaksi. Korban yang merasa sudah terdesak mau nggak mau menuruti permintaan si penipu. Transaksi pun dilakukan. Selesai. Selamat, Anda sudah kena tipu!

Demi menghindari penipuan yang semakin canggih, kita bisa melakukan beberapa langkah berikut.

Pertama, ketika berurusan dengan kontak yang nggak ada dalam daftar kontakmu, entah itu melalui telepon, SMS, email, atau situs media sosial, selalu pikirkan kemungkinan akan terjadinya penipuan. Bila tujuannya adalah bisnis atau duit, asumsikan itu sebagai penipuan.

Kedua, ketahui dengan siapa kamu berurusan. Bila kamu hanya bertemu seseorang secara online, luangkanlah waktu untuk melakukan sedikit penyelidikan. Periksa setiap informasi yang orang tersebut berikan, misalnya data diri.

Ketiga, jangan buka email maupun pesan pop-up yang mencurigakan. Langsung hapus. Bila nggak yakin, verifikasi identitas kontak dengan pencarian online. Jangan gunakan detail kontak yang ada pada pesan yang kamu terima.

Keempat, amankan data personalmu. Berhati-hatilah dengan informasi personal yang kamu bagikan di media sosial. Penipu bisa menggunakan informasi tersebut untuk membuat identitas palsu atau menjadikan kamu sebagai target penipuan.

Kelima, amankan komputer dan telepon kamu. Selalu gunakan kata sandi, jangan berbagi akses dengan orang lain, dan selalu perbaharui software. Hindari atau kurangi menggunakan komputer atau hotspot Wi-Fi publik untuk mengakses internet banking atau mengakses informasi personal.

Saya heran, para penipu itu apa nggak kasihan dengan pengangguran, ya? Sudah senang menerima pesan menang undian ratusan juta, pas diperiksa, eh nggak tahunya penipuan. Di-PHP-in gebetan memang sakit, tapi lebih sakit lagi kalau kena PHP soal duit. Apalagi pas lagi nggak punya duit.

Sudah pengangguran, cita-cita pengin cepat kaya, tapi usahanya malah nggak ada. Ini contoh pengangguran yang nggak tau diri. Kalau pengin cepat kaya, pesugihan saja. Karena pesugihan adalah satu-satunya cara yang bisa membuat kita jadi cepat kaya. Kita bisa kaya secara instan hanya dalam waktu semalam. Eh.

Selamat pandemi ini semuanya jadi serba sulit. Mau ke mana-mana sulit, cari kerja sulit, keuangan pun sulit. Sesulit apa pun keadaan kalian, jangan jadikan itu sebagai alasan untuk berbuat zalim, apalagi menjadi seorang menipu. Kalau memang keadaan ekonomi kalian sedang sulit, bukan berarti orang lain juga harus ikut sulit, apalagi kalau kalian sendiri yang bikin sulit. Kalem saja. Rezeki sudah ada yang mengatur. Tinggal kitanya saja mau usaha untuk mendapatkannya atau nggak.

Buat kalian yang masih menganggur, semoga segera diberikan pekerjaan. Nganggur itu hanya sementara, rasa malas yang selamanya. Kalau nggak gini saja, gimana kalau kita semua yang masih nganggur patungan masing-masing Rp10 ribu? Kan lumayan duitnya bisa buat bangun pabrik bikin kerjaan sendiri. Ketimbang susah cari kerja, kena penipuan undian lewat SMS, terus percaya gitu saja lantaran kepepet keadaan. Ah, sudahlah, semoga nggak ada lagi pengangguran yang kena SMS penipuan iming-iming undian.

BACA JUGA Pengalaman Saya Ngerjain Penipu Berkedok SMS Hadiah yang Endingnya Malah Horor dan tulisan Rizali Rusydan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Januari 2021 oleh

Tags: PengangguranSMS Penipuan
Rizali Rusydan

Rizali Rusydan

Penulis yang kalau pake kacamata katanya mirip Afgan, kalau pake BH mirip Katy Perry.

ArtikelTerkait

Mahasiswa Jurusan Sosiologi Tak Perlu Merasa Bersalah, Ambruknya Reputasi Sosiologi Itu Salah Pemerintah!

Betapa Menyedihkannya Anggapan Orang Tua tentang Jurusan Sosiologi: Diprediksi Jadi Pengangguran dan Dianggap Rendah

17 Januari 2025
Jadi Sarjana Pengangguran Tak Masalah Asal Punya Privelese Saja Terminal Mojok

Jadi Sarjana Pengangguran Tak Masalah Asal Punya Privilese Saja

2 Februari 2021
Batas Usia Lowongan Kerja Wajib Dihapuskan, Nggak Ada Manfaatnya dan Bikin Susah Pencari Kerja!

Batas Usia Lowongan Kerja Wajib Dihapuskan, Nggak Ada Manfaatnya dan Bikin Susah Pencari Kerja!

15 Januari 2024
5 Hal Terkait Kendal yang Perlu Diketahui agar Lebih Kenal Terminal Mojok

Dear Kendal, Sampai Kapan Mau Jadi Daerah Medioker?

13 Februari 2023
kartu prakerja

Pengalaman Nyoba Pelatihan Gratis (yang Nggak Gratis) dari Kartu Prakerja

2 Mei 2020
Sampai Kapan Nogkrong di Warung Kopi Dianggap Pengangguran?

Sampai Kapan Nongkrong di Warung Kopi Dianggap Pengangguran?

1 Desember 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.