Facebook kembali melaporkan adanya temuan praktik Coordinated Inauthentic Behaviour (Koordinasi Perilaku Tak Otentik) di Indonesia. Tentang apa itu PTOT/CIB yang bisa dibaca di sini.
Head of Cybersecurity Policy Facebook, Nathaniel Gleicher, menjelaskan CIB sebagai perilaku yang dikategorikan sebagai tindak penyalahgunaan (abuse). Video singkat ini akan menjelaskan apa itu CIB.
https://www.facebook.com/facebook/videos/942418432620984/
CIB adalah tindakan terkoordinasi dari sejumlah FB Pages/akun yang bekerjasama untuk memperdaya orang lain tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Tindakan CIB bisa dilakukan karena tujuan ideologis atau karena motif ekonomi.
Ia menambahkan bahwa Facebook menghapus akun-akun ini bukan karena isi kontennya, melainkan karena perilakunya yang memperdaya orang lain. Isinya bisa jadi tidak melanggar ketentuan dari Panduan Komunitas Facebook.
Temuan CIB pertama di Indonesia—bisa dibaca di sini—diungkap di 31 Januari 2019. Yang kedua—dibaca di sini—diungkap 3 Oktober 2019. Kali ini Facebook menghapus 69 akun Facebook, 42 Facebook Pages, dan 34 akun Instagram yang terlibat dalam perilaku tak otentik terkoordinasi di Indonesia.
Orang-orang di belakang jaringan ini menggunakan akun palsu untuk mengelola Facebook Pages, menyebarkan konten mereka dan mengarahkan orang ke situsweb di luar platform. Terutama memposting dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia tentang Papua Barat dengan beberapa Facebook Pages berbagi konten untuk mendukung gerakan kemerdekaan, sementara yang lain memposting kritik terhadapnya.
Meskipun orang-orang di balik kegiatan ini berusaha menyembunyikan identitas mereka, penyelidikan Facebook menemukan tautan ke perusahaan di Indonesia bernama InsightID.
Siapakah InsightID?
Laporan Facebook menyebutkan InsightID mengelola 69 akun Facebook, 42 Halaman, dan 34 akun Instagram. Ada sekitar 410.000 akun mengikuti satu atau lebih FB Pages ini dan sekitar 120.000 akun mengikuti setidaknya satu akun Instagram ini.
InsightID juga membelanjakan uang sekitar $300.000 (Setara dengan Rp4,2 miliar) yang dihabiskan untuk iklan Facebook berbayar.
Penyelidikan di ranah digital tentang siapa di balik InsightID telah dilakukan sejak laporan dibuat sampai hari ini dan sejauh ini dapat dikumpulkan profiling—meskipun ada upaya luar biasa untuk menghapus semua rekam jejak digital InsightID dan orang-orang yang bekerja di belakangnya.
InsightID adalah perusahaan startup berbentuk agensi jasa konsultan individu yang dibentuk sejak Februari 2018. Dimotori oleh tiga orang: Pera Malinda Sihite berperan sebagai penggagas, Abdul Aziz dan Fitri Handayani. Ketiganya adalah lulusan jurusan Komunikasi tahun 2011.
Perusahaan ini beralamat di Jakarta Selatan menempati sebuah rumah bertingkat dua berwarna putih dengan pagar hitam. Selain ketiga pendirinya, InsightID juga mempekerjakan beberapa Content Writer yang digaji dengan kisaran harga Rp2-3 juta per bulan.
Dalam sebulan, mereka membatasi untuk mengerjakan 2-3 proyek saja. Dalam situswebnya, InsightID mengerjakan proyek seperti Yogyakarta Innovation Ecosystem Report dan Papua Program Development Initiative untuk Cendrawasih Foundation.
Pera Malinda menjadi CEO dari InsightID, yang berusaha menutupi jejak digitalnya di situs Linkedin bekerja di ladang.id—situsweb tentang pertanian—namun jika kita perhatikan alamat ladang.id beralamat sama seperti InsightID.
Abdul Aziz, sebagai co-founder dari InsightID, merupakan orang yang tercatat melakukan registrasi sejumlah situsweb Papua dengan menggunakan emailnya seperti:
- survivalwestpapua.com
- westpapuavideo.com
- westpapuamerdeka.com
- westpapualiberationarmy.com
- westpapuainfrastructure.com
- westpapuaindependence.com
- westpapuafreedom.com
- westpapuaflag.com
- westpapuafact.com
- westpapuaconflict.com
- westpapuacampaign.com dan
- papuabaratnews.com sejak tahun 2018.
Sama seperti situs perusahaan yang dihapuskan dan disamarkan, jejak digital ke situsweb yang dikelola InsightID ini juga dihapus.
Penyelidikan bisa diarahkan untuk mengecek aliran uang yang masuk ke rekening dan keluar rekening InsightID oleh PPATK, untuk memastikan motif dari tindakan CIB ini apakah kepentingan ideologis atau karena motif uang/bisnis saja.
Praktik-praktik serupa #ManipulasiPlatform #KoordinasiPerilakuTakOtentik #CoordinatedInauthenticBehavior ini perlu dikecam karena manipulasi platform berarti memanipulasi informasi, siapa pun pelaku dan pihak di belakangnya, termasuk siapa di balik insightID perlu diusut dan diungkap ke publik. (*)
BACA JUGA RUU KKS Diajukan Secara Diam-diam, Lalu Dibahas Super Kilat Oleh DPR atau tulisan Damar Juniarto lainnya. Follow Twitter Damar Juniarto.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.