Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Rendahnya Minat Baca Masyarakat Indonesia Itu Bukan Hoax, Saya Jadi Korbannya!

Aliurridha oleh Aliurridha
20 Desember 2019
A A
Rendahnya Minat Baca Masyarakat Indonesia Itu Bukan Hoax, Saya Jadi Korbannya!

Rendahnya Minat Baca Masyarakat Indonesia Itu Bukan Hoax, Saya Jadi Korbannya!

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu saya menulis esai tentang kucing yang berjudul Ngakunya Pecinta Kucing, tapi Cuma Cinta Kucing Impor. Saya kaget ketika melihat di Facebook Mojok.co, esai saya itu dibagikan hingga seribu dua ratusan kali padahal baru 2 hari. Seketika saya buka esai saya itu, saya sudah berfikir esai saya itu akan dibaca minimal tiga atau empat ribuan kali. Kalian bisa tebak berapa kali esai itu dilihat?

Ternyata esai tersebut tidak sampai seribu kali dilihat. Saya kecewa meski tending namun ternyata saat itu baru dilihat 762 kali. Itu dilihat lho, belum tentu yang melihat baca. Saya akhirnya sadar minat baca masyarakat Indonesia sudah sampai dititik darurat. Padahal seharusnya kalau kita pakai hitung-hitungan statistik sederhana, esai itu bisa dibaca lima ribu kali.

Penjelasannya sederhana. Biasanya untuk setiap orang yang membagikan artikel di akun sosial medianya pasti memiliki teman, minimal 3-5 temannya akan tertarik membukanya. Apalagi dengan judulnya yang sudah dirancang untuk clickable. Akhirnya saya mengerti bahwa nafsu masyarakat Indonesia untuk membagikan sesuatu tanpa memahami itu sangat tinggi. Jadi wajar saja artikel hoax itu tidak terbendung lagi dibagikan di sosial media.

Setiap orang yang membagikan berita biasanya hanya terpancing oleh judul. Begitu melihat judul yang sesuai dengan preferensi ideologis atau sesuai dengan kepentingannya, jempol tangan warga +62 langsung gatal tak terkendali. Mereka dengan segera membagikan artikel itu tanpa tedeng aling-aling, tanpa perlu membuka isi artikel tersebut. Alih-alih berusaha memahaminya mereka hanya membaca judul dan berfikir sudah mengerti isinya. Kemalasan ini sudah sampai level akut.

Di era judul click bait yang seringkali tak sesuai konten, metode membagikan berita seperti ini sangat berbahaya. Bisa saja artikel itu adalah hoaks namun karena masyarakat malas untuk memverifikasi, jangankan memverifikasi membaca saja malas. Jadi wajar saja kalau Indonesia mendapatkan peringkat yang rendah, tepatnya kedua dari bawah dalam hal literasi, yakni peringkat 61 dari 62 negara dalam The World’s Most Literate Nations. Harusnya Indonesia mendapat peringkat 62 biar sesuai dengan kode telepon internasional untuk Indonesia.

Selain melihat berapa kali dibagikan saya juga terpukau melihat banyaknya yang berkomentar pada artikel itu. Tapi dilihat dari komentarnya kebanyakan terlihat tidak benar-benar membaca untuk memahami. Komentar-komentar yang muncul lebih banyak memperlihatkan bahwa mereka memelihara kucing lokal untuk menunjukkan bahwa mereka tidak seperti kaum pecinta kucing yang dikritik pada esai saya tersebut. Membaca komentar pada artikel Mojok sangat memberikan gambaran kemampuan literasi masyarakat +62 yang memang benar-benar menunjukkan kegagalan pendidikan nasional.

Saya senang sekali membaca esai satire yang ditulis Arman Dhani, Iqbal Aji Daryono, Edward S Kennedy, Cepi Sabre, pokoknya jemaah mojokiah generasi baby boomer awal. Selain karena tulisan bagus saya senang membaca komentar tentang tulisan mereka. Para pembaca banyak sekali yang memberi komentar marah-marah tentang apa yang mereka tulis. Padahal mereka seringkali menulis kritik satire tapi yang tersampaikan justru tidak demikian. Pembaca berkomentar marah-marah tanpa paham isi membuat saya terhibur sekali.

Saya pernah membaca sebuah meme yang mengatakan bahwa komunikasi gagal dikarenakan orang-orang tidak mendengar untuk memahami tapi mendengar untuk membalas. Itulah yang terjadi pada artikel yang ditulis para senior Mojok di atas. Pembaca sama sekali tidak berusaha untuk memahami maksud yang ingin disampaikan oleh para penulis tetapi memaksakan diri berkomentar. Tentu saja komentarnya ora mashook dan komunikasi menjadi gagal.

Baca Juga:

4 Hoaks tentang Hape Xiaomi yang Sering Dipercaya Orang, Menyesatkan dan Nggak Berdasar

Kediri yang Lupa Ingatan: Tingkat Kegemaran Membaca Rendah, padahal Sejarah Kediri Erat dengan Literasi

Saat itu saya langsung terpikir untuk melakukan penelitian sederhana dan saya menemukan bahwa tulisan yang bergenre satire adalah yang paling sering disalahpahami oleh pembaca. Semua bisa kita temukan dari komentar-komentar ora nyambung para pembaca. Yang terparah saya ada seorang pembaca Mojok menyalahartikan Mojok sebagai media berita. Bahkan untuk membedakan genre tulisan pembaca masih kesulitan.

Jadi tidak perlu ribet-ribet melakukan penelitan besar-besaran sampai melibatkan The World’s Most Literate Nations, PISA, atau sampai mengeluarkan dana besar-besaran untuk mengetahui minat baca masyarakat indonesia, cukup kunjungi Mojok dan lihat komentar para pembacanya niscaya Anda akan mengetahuinya dan tentu saja Anda akan terhibur. Meski begitu tetap saja saya senang dengan banyaknya komentar yang muncul karena algoritma tidak peduli pembaca yang komentar itu mengerti atau tidak semuanya tercatat sebagai peningkatan engagement.

Karena itu saya haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap para pembaca Mojok, kalian semua luar biasa. Jangan lupa share dan komen ya!

BACA JUGA Masa Depan Tak Menentu dan Mimpi Jadi Budi Setiawan Sirna, Lantas Apa yang Tersisa? atau tulisan Aliurridha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Desember 2019 oleh

Tags: HoaxLiterasiminat baca masyarakat indonesiaminat membacashare
Aliurridha

Aliurridha

Pekerja teks komersial yang sedang berusaha menjadi buruh kebudayaan

ArtikelTerkait

Pembangkit Listrik Tenaga Bualan Mardigu dan Barisan Energi Alternatif Abal-abal Lainnya (Pixabay.com)

Pembangkit Listrik Tenaga Bualan Mardigu dan Barisan Energi Alternatif Abal-abal Lainnya

18 November 2022
Bertahun-tahun Merantau di Kediri Bikin Saya Sadar, Nggak Semua Orang Cocok Hidup di Daerah Ini Mojok.co surabaya

Kediri yang Lupa Ingatan: Tingkat Kegemaran Membaca Rendah, padahal Sejarah Kediri Erat dengan Literasi

23 September 2024
hoax positif lebaran

Hoax Positif Banyak Kita Temukan Ketika Lebaran

13 Juni 2019
Hape Xiaomi Redmi A1, Ponsel Sejutaan yang Membuat Saya Melupakan iPhone 11 Pro

4 Hoaks tentang Hape Xiaomi yang Sering Dipercaya Orang, Menyesatkan dan Nggak Berdasar

2 Februari 2025
pembuat hoax

Menebak Isi Kepala Pembuat Hoax

27 Maret 2020
Wattpad Menunjukan Betapa Menyedihkan Selera Kebanyakan Pembacanya terminal mojok.co

Wattpad Menunjukan Betapa Menyedihkan Selera Kebanyakan Pembacanya

6 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalan Monginsidi, Jalan Braganya Salatiga: Ikonik dan Nggak Kalah Cantik

Jalan Monginsidi, Jalan Braganya Salatiga: Ikonik dan Nggak Kalah Cantik

12 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

14 November 2025
Pacet Mojokerto, Tempat Terbaik untuk Menikmati Masa Tua (Unsplash) trawas, cangar

Panduan bagi Awam untuk Memahami Pacet, Trawas, dan Cangar, biar Nggak Salah Jalur kalau Mau Healing

15 November 2025
5 Hal Menjengkelkan di Semarang yang Bikin Orang Luar Kota Gigit Jari

5 Hal Menjengkelkan di Semarang yang Bikin Orang Luar Kota Gigit Jari

14 November 2025
Bulak, Kecamatan yang Paling Patut Dikasihani di Surabaya Mojok.co

Bulak, Kecamatan yang Paling Patut Dikasihani di Surabaya

17 November 2025

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

13 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah
  • Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak
  • Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia
  • JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan
  • Momen Terima Gaji Pertama bikin Nangis dan Nyesek di Antara Perasaan Lega
  • Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.