Posisi Indonesia pada bola bumi tak ubahnya bagai buah simalakama. Di satu sisi, posisi strategisnya memang membawa banyak berkah. Negara yang secara geologis terletak di batas pertemuan Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Australia ini punya sumber daya tambang yang melimpah.
Secara geografis, posisi Indonesia berada pada jalur perdagangan internasional. Ditambah lagi letaknya yang ada di ekuator bumi membuat iklim di Indonesia sangat cocok untuk bercocok tanam.
Sayangnya, segala berkah tadi bukannya tidak diikuti petaka. Letak Indonesia yang berada di batas lempeng membuat negara ini rentan diguncang gempa dan teror erupsi vulkanik. Terbaru, gempa bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Senin kemarin (21/11/2022) meluluhlantakkan Cianjur. Tercatat ada sekitar 162 korban jiwa dan puluhan ribu orang terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut. Selain itu, letaknya yang ada di ekuator Bumi juga membuat Indonesia rawan akan bencana hidrometeorologi.
Semakin besar skala bencananya, maka frekuensi kejadiannya akan semakin kecil. Namun kita tetap tidak boleh lengah dengan bencana-bencana yang daya rusaknya lebih rendah. Misalnya saja bencana ekologis seperti banjir. Atau bencana akibat human error semacam kebakaran di pemukiman padat penduduk.
Untuk meminimalisir kerugian akibat bencana tadi, BNPB (Badan Naional Penanggulangan Bencana) bertanggung jawab mengenalkan mitigasi bencana kepada masyarakat. Setiap jenis bencana memiliki upaya mitigasi yang berbeda-beda. Namun, mitigasi saja tidak cukup. Masyarakat sebaiknya memiliki tas siaga bencana (TSB).
Mengutip BNPB, TSB merupakan tas yang dipersiapkan anggota keluarga untuk berjaga-jaga apabila terjadi suatu bencana atau kondisi darurat lain. Tujuannya sebagai persiapan untuk bertahan hidup (setidaknya dalam kurun waktu 3 hari) saat bantuan belum datang dan memudahkan kita saat evakuasi menuju tempat aman.
Menurut buku saku Siaga Bencana yang dikeluarkan BNPB, berikut contoh perlengkapan standar yang perlu dimuat dalam tas siaga bencana:
#1 Dokumen berharga
Surat-surat berharga menjadi prioritas teratas benda-benda yang perlu diselamatkan. Daripada ribet ngurus ulang, mending berjaga-jaga saja melindungi keamanannya. Dokumen berharga bisa meliputi sertifikat tanah dan bangunan, ijazah, akta kelahiran, buku tabungan, surat kendaraan, KTP atau tanda pengenal lainnya. Jangan lupa pula untuk menyertakan foto keluarga. Sehingga jika saja ada anggota keluarga yang terpencar, akan lebih mudah proes pencariannya.
#2 Pakaian
Bawalah stok pakaian dan dalaman yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 3 hari. Karena menggunakan pakaian yang basah membuat tubuh rentan terhadap sakit flu. Tidak ada salahnya membawa baju hangat agar terhindar dari hipotermia.
#3 Makanan ringan tahan lama
Bisa jadi bantuan terlambat datang karena akses jalan menuju lokasi bencana sedang terputus. Alangkah baiknya jika masyarakat punya perbekalan masing-masing di tasnya. Muatlah makanan kering yang daya simpan dan kemampuan mengenyangkannya tahan lama seperti biskuit, mi instan, coklat, abon, dsb. Sekarang sudah ada kok makanan instan siap makan ala ransum militer yang memasasknya tidak perlu kompor maupun diseduh air panas. Jangan lupa untuk mengecek tanggal kedaluwarsa dan memperbarui stok secara berkala.
#4 Air minum
Manusia tetap bisa bertahan hidup lebih lama tanpa makan, namun tidak demikian dengan air. Memastikan tubuh tetap terhidrasi sangatlah penting. Jangan ketinggalan memuat air minum dalam tas siaga bencana.
#5 Kotak P3K
Berisi peralatan dan obat-obatan standar untuk kondisi darurat. Jadi jika mengalami luka ringan atau perlu minum obat, bisa segera ditangani. Tidak perlu berlama-lama menunggu bantuan datang.
#6 Alat komunikasi
Dalam kondisi genting akibat bencana, sangatlah penting memastikan diri untuk tetap bisa berkomunikasi. Bisa menggunakan ponsel untuk terus berkabar dengan dunia luar atau sekadar mengikuti perkembangan informasi. Bisa juga menggunakan radio untuk berjaga-jaga jika sinyal telepon dan saluran listrik terganggu.
#7 Alat penerangan
Alat penerangan tanpa listrik sangat dibutuhkan dalam kondisi darurat. Karena tidak jarang bencana membuat aliran listrik terputus. Alat penerangan juga bisa berfungsi untuk mengirim sinyal bantuan jarak jauh. Masukkan juga pemantik api untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu perlu membuat api. Entah untuk penerangan, menghangatkan badan, atau memasak.
#8 Uang tunai
Selain mengganggu sinyal telepon dan listrik, kejadian bencana juga bisa membuat mesin ATM tidak bisa berfungsi. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya siapkan uang tunai secukupnya di dalam tas siaga bencana. Jadi nggak akan beresiko meskipun mesin ATM dan aktivitas perbankan sedang lumpuh.
#9 Peluit
Jangan meremehkan barang kecil yang lekat dengan tukang parkir ini. Dalam kondisi darurat, peluit bisa digunakan untuk mengirimkan sinyal minta tolong. Misalnya saja saat terjebak reruntuhan bangunan ketika ada bencana gempa bumi. Meniup peluit adalah cara minta tolong termudah yang bisa dilakukan saat ruang gerak sangat terbatas.
#10 Masker
Masker akan sangat membantu melindungi diri dari udara yang tercemar. Terutama saat terjadi kebakaran atau erupsi. Sangat penting untuk memastikan diri bisa bernafas dengan aman.
#11 Perlengkapan sanitasi
Perlengkapan sanitasi meliputi alat mandi, tisu basah dan kering, pembalut untuk perempuan, popok untuk bayi, handuk kecil serta hand sanitizer. Bawalah dalam kemasan kecil agar tidak menghabiskan banyak ruang.
Tambahan
Bicara soal perlengkapan bertahan hidup memang serasa tidak ada cukupnya. Pasalnya kebutuhan tiap orang kan beda-beda. Contoh-contoh di atas merupakan kebutuhan paling dasar yang disarankan BNPB untuk menunjang kehidupan korban bencana selagi menunggu bantuan tiba.
Sebagai tambahan, bisa juga memasukkan benda-benda berikut ke dalam tas siaga bencana:
– Pisau lipat serbaguna
– Alas serbaguna berbahan terpal untuk istirahat maupun beribadah
– Tali nilon
– Sarung tangan tukang untuk melindungi tangan jika perlu mengangkat batu atau puing bangunan selama evakuasi
– Kantong plastik
– Plastik penampung air portable untuk menampung air bersih
– Sleeping bag
Tas siaga bencana merupakan persediaan penting yang seharusnya dimiliki semua orang yang tinggal di daerah rawan bencana. Keberadaannya berperan seperti ransel Dora atau rescue pack milik Diego yang senantiasa mengeluarkan barang-barang berguna saat kondisi darurat.
Sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia masih menganggap remeh pengadaan tas siaga bencana di rumah-rumah. Padahal kalau dipikir-pikir ya mending berjaga-jaga sebelum menyesal saat bencananya sudah tiba. Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tas Siaga Bencana yang Selalu Dianggap Sebelah Mata.