Kos LV, coffee shop, dan kabar duka
Mungkin sekitar tahun 2010-an Seturan Jogja mulai lebih hidup. Pokoknya awal saya kuliah, area Seturan sudah penuh kos-kosan LV. Akhirnya stigma perkara kenakalan dan sex bebas mulai tersemat. Tapi saya memaklumi stigma ini, karena jumlah kos-kosan di Seturan memang kelewat banyak.
Dari pencarian di kanal Mamikos, ada 373 kos yang terdaftar. Bahkan ada 2192 kos di Seturan dan area sekitar di radius 3 km. Bayangkan saja, dalam satu petak kecil ada kos sebanyak itu. Entah berapa banyak kos LV atau bebas di Seturan. Namun stigma tadi sudah jadi acuan bahwa kos yang erat dengan kenakalan itu tumbuh subur di Seturan.
Entah berapa banyak manusia yang tinggal di area sempit itu. Yang jelas, mereka membuat Seturan tak pernah tidur. Tak ada kata sepi di padukuhan ini. Warmindo sampai coffee shop buka 24 jam demi memuaskan manusia penghuni Seturan Jogja. Tawa canda dan diskusi ndakik-ndakik tak pernah senyap. Menutupi gairah bergejolak dan kabar duka.
Banyak kabar duka datang dari Seturan. Hampir setiap tahun selalu ada kasus bunuh diri di Seturan. Belum lagi tawuran dan pembunuhan yang beberapa kali terjadi di sana. Dari perkelahian skala kecil, tawuran atas dasar rasial, sampai bentrok driver ojol melawan debt collector. Jadi maklum saja jika Seturan Jogja sering jadi berita di berbagai media.
Jika suatu saat Anda lewat atau tinggal di Seturan, jangan lupakan kisah ini. Kenanglah Seturan yang lahir dari duel melawan jin dan dibesarkan oleh mahasiswa. Dan jangan lupa, nikmati keseruan di dalamnya. Seturan buka 24 jam, tanpa tidur dan istirahat!
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Menelusuri Sejarah Seturan Yogya: Kuda Sembrani di Makam Mbah Setur
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.