Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sepak Bola Indonesia Sudah Bermasalah dari Hulunya: Curhatan Pemain Tarkam

Irvan Hidayat oleh Irvan Hidayat
7 Desember 2020
A A
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pada hari Sabtu, (28/11) publik sepak bola Indonesia dibuat kecewa saat Bagus Kahfi gagal berkarier di FC Utrecht Belanda. Dilansir dari berbagai sumber, Barito Putra tidak memberikan restunya sampai detik-detik terakhir transfer pemain ditutup. Batalnya Bagus Kahfi berkarier di Eropa melengkapi wajah muram sepak Indonesia, setelah Liga 1 urung digelar karena aparat kepolisian tidak mengizinkan.

Kalau dilihat selama sepuluh tahun terakhir, tata kelola sepak bola kita selalu semrawut dan tidak jelas juntrungannya. Politisasi disinyalir menjadi penyebab utama dari mandeknya dunia sepak bola Indonesia. Ternyata kabut gelap sepak bola tidak hanya terjadi di level nasional, di level lokal setingkat desa kecamatan dan kabupaten pun sama gelapnya.

Saya mencoba mewawancarai teman yang profesi sampingannya adalah pesepak bola tarkam, sebut saja Okto Irwan (nama lapangan), pria 25 tahun itu sudah sejak SMP menekuni sepak bola. Sampai detik ini ia pun masih aktif menjadi pesepak bola tarkam. Di kampung saya, ia adalah salah satu sosok yang sukses menjadi pesepak bola dengan bayaran yang lumayan. Untuk tarif terendah saja satu kali main, ia bisa mengantongi Rp300.000 itu pun belum termasuk bonus kemenangan atau mencetak gol.

Namun, di balik manisnya bayaran itu ia menceritakan sulitnya menjadi pesepak bola profesional di Indonesia. Kendati sudah belasan tahun di dunia sepak bola dan sudah malang-melintang di banyak turnamen, tidak menjamin seseorang akan menjadi pesepak bola profesional yang bisa masuk Liga 1 atau Liga 2. Okto juga menyebutkan, dirinya sudah pernah mengikuti Liga 3 dan beberapa kali mengikuti seleksi tim-tim profesional tapi tetap saja tidak lolos.

“Seleksi masuk tim profesional itu kebanyakan harus punya orang dalam atau pelicin supaya lolos, tapi ada juga yang murni karena kemampuannya bisa lolos, cuma itu sedikit. Mungkin karena sudah rezekinya juga,” kata Okto.

Pernah sekali di sela-sela ngopi bareng, Okto pernah mengungkapkan kekecewaannya yang sangat mendalam. Misalnya saat liga pelajar yang dia ikuti, ketika itu ia pernah masuk nominasi pemain terbaik dan kabar itu sudah sampai ke telinganya. Namun, beberapa hari kemudian hasilnya berubah, tidak ada namanya di dalam catatan pemain terbaik itu. Mimpi untuk menjadi pemain profesional pun beberapa kali padam dan ia berusaha untuk menghidupkan kembali, sampai pada akhirnya Okto mengerti, bahwa sepak bola Indonesia memang sudah bermasalah sedari hulunya.

Setelah berkali-kali jatuh bangun meniti karier menjadi pesepak bola, tiba di mana Okto pun terkena hernia dan harus dioperasi untuk menyelamatkan nyawanya. Inilah resiko berbahaya yang harus dihadapi oleh pemain bola tarkam. Tubuhnya tidak diberikan nutrisi secara serius, latihan-latihan yang benar, dan parahnya tidak ada yang menanggung biaya saat cedera seperti ini. Saya ingat betul malamnya Okto, saya, dan teman-teman lainnya sempat nongkrong bareng sebelum ia mendadak terkena hernia siang harinya.

Untuk melakukan operasi hernia, ia harus merogoh kocek pribadi sampai belasan juta. Setelah dioperasi ia pun harus beristirahat selama delapan bulan, sayangnya dia tidak menghitung berapa kali tarkaman yang dilewatkan selama masa istirahatnya. Setelah kembali ke lapangan hijau, tidak lantas mendapatkan ajakan main yang banyak, Okto harus recovery pelan-pelan sampai kondisi fisiknya benar-benar pulih dan itu semua dilakukannya secara mandiri.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Potret pesepak bola seperti Okto ini masih sangat banyak dan tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Walhasil, banyak talenta muda yang berada di desa-desa tidak terjaring dengan optimal. Persaingan yang tidak sehat dan sistem yang amburadul menjadi penyebab utamanya. Mimpi memajukan sepak bola Indonesia hanya didaur ulang terus menerus tanpa ada realisasi yang nyata, mirip dengan janji-janji politisi saat kampanye.

Paling banter bisa masuk piala Asia dan Piala Dunia karena jadi tuan rumah saja. Kalau ikut kualifikasi mungkin bisa lolos, tapi tidak tahu kapan. Apalagi mimpi pemain bola Indonesia bisa bersaing dengan pemain di Asia, itu mah kaya nyari jerami di tumpukan jarum. Eh, kebalik. Kaya nyari jarum di tumpukan jerami, susah banget. Bapak-bapak, ibu-ibu di PSSI jangan kebanyakan gimmick, mending langsung eksekusi, ingat PSSI bukan tempat obral janji.

Soal Bagus Kahfi, Okto mengungkapkan, “Kalau lihat story Instagram-nya miris sama manajeman Barito Putra, impian Bagus yang mau go international harus tertunda. Semoga ada hikmah dan rezeki yang besar ke depannya buat Bagus.”

Catatan: ketika artikel ini diturunkan, Bagus Kahfi akhirnya resmi berseragam FC Utrecht dengan durasi kontrak selama 18 bulan.

BACA JUGA 5 Tipe Orang yang Sering Ada Saat Gotong Royong dan tulisan Irvan Hidayat lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Desember 2020 oleh

Tags: bagus kahfiIndonesiaLiga 1Sepak BolaTimnas
Irvan Hidayat

Irvan Hidayat

Penulis lepas, suka bertani, masak, dan traveling ke pelosok.

ArtikelTerkait

pendukung khilafah

Mbak-Mbak Pendukung Khilafah Bilang Umat Islam 96 Tahun Tertindas: Ah, Masyaaa?

5 Maret 2020
merah putih

Merah Putih Tetap Berkibar di Papua

2 September 2019

Indonesia Lepas dari Resesi, Emang Bener Gitu, ya?

7 Agustus 2021
Pemegang Paspor Indonesia Memang Harus Siap Sengsara di Luar Negeri Mojok.co

Pemegang Paspor Indonesia Memang Harus Siap Sengsara di Luar Negeri

21 Januari 2025
smack down gulat mojok.co

Kritik Terhadap Keributan para Fans Sepakbola dari Fans Gulat Profesional

11 Juli 2020
kompetisi liga fpl mojok berhadiah rp2 juta fantasy premiere league mojok.co lomba fpl

Liga FPL Mojok Berhadiah Rp2 Juta: Syarat dan Ketentuan Peserta

14 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.