Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sendi, Desa Hilang yang Berjuang Mendapatkan Pengakuan

Muh. Fadhil Nurdiansyah oleh Muh. Fadhil Nurdiansyah
25 Juli 2021
A A
sendi 3 Alasan Utama Mojokerto Masih Asing di Telinga Orang terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kasus agraria di tanah air terus terjadi hingga saat ini. Bahkan, jika dilansir dari Kompas.com, sepanjang 2020 kemarin telah terjadi 241 kasus yang total luasnya meliputi 624.272 Ha dari total 359 daerah di Indonesia yang terdampak. Fenomena konflik agraria ini pun sudah menjadi permasalahan yang terus terjadi sejak dulu kala meskipun pemerintah sudah berupaya keras untuk meminimalisir pertumbuhan angka kasus agraria melalui kebijakan-kebijakannya.

Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto adalah salah satu contoh kasus agraria yang belum tuntas sejak diusut dari 20 tahun lalu. Daerah ini sendiri sejatinya adalah sebuah desa yang telah dihapuskan dari peta atau bisa dikatakan telah tidak dianggap lagi sebagai desa secara administratif.

Kalian yang sering bepergian ke Malang via Cangar, besar kemungkinan akan melalui desa yang hilang ini. Sebab, desa ini adalah jalur utama yang langsung menuju ke Kota Batu. Tapi, karena Mojokerto tidak begitu dikenal akhirnya ketika melewatinya kalian akan menganggap daerah tersebut sudah bagian dari Kota Batu karena hawanya yang dingin, mungkin lho ya.

Sejarah hilangnya desa ini dari peta ini bermula dari peristiwa Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak yang terjadi pada tahun 1948. Saat itu, wilayah Sendi ini digunakan sebagai salah satu markas tentara Belanda yang juga pasti berdampingan dengan para pejuang gerilyawan lokal, entah itu dari kalangan rakyat sipil maupun TNI. Merasa terusik, pihak tentara Belanda ini akhirnya mengusir para penduduk untuk turun ke desa bawah—karena berada di dataran tinggi—serta menghancurkan bangunan-bangunan di sana, karena mungkin Belanda cenderung bertempur secara terbuka. Ada juga versi lain yang mengatakan kalau Sendi dahulu digunakan pihak Belanda untuk fokus pada penanaman beberapa jenis tanaman, sehingga penduduknya diusir demi mendapatkan lahan yang lebih luas.

Masih membicarakan sejarah, bukti fisik berupa peta wilayah Sendi pada zaman pemerintahan kolonial yang saat itu berada dalam Recidencie Soerabaja, Regentschap Modjokerto, District Djaboeng, Desa Sendi Oorspronkelijk Opgenomen 1915 serta terdapat pemakaman yang kiranya cukup menunjukkan bahwa memang benar jika pernah ada pemukiman di sana. Bahkan Sendi pun juga pernah memiliki kepala desa yang bernama Singojoyo (1915-1925) dan Singosetro (1925-1948). Untuk sekarang karena belum diakui sebagai desa, kawasan ini dipimpin oleh seorang pemimpin adat.

Daerah ini bisa dibilang sebagai daerah yang unik, karena masih menganut hukum adat yang termuat dalam Kutaramanawa Sendi atau Kitab Perundang-undangan Sendi yang diterapkan di kehidupan sosial dan budayanya. Perjuangan untuk merebut kembali status “desa” untuk daerah ini pun karena penduduknya percaya bahwa tanah air mereka adalah warisan nenek moyang/leluhur yang harus dijaga dan dirawat secara adat istiadat setempat.

Terdapat beberapa alasan yang membuat Sendi belum mendapatkan status “desa”-nya kembali. Antara lain belum memenuhi syarat sebagai desa di Jawa yang harus memiliki 6000 jiwa atau 1200 kepala keluarga. Selain itu, daerah ini memiliki konflik kepemilikan lahan dengan Perhutani yang mengklaim bahwa tanah wilayah Sendi adalah milik Perhutani berdasarkan “Berita Acara Tukar Menukar dan Pemberian Ganti Rugi B nomor 1931 tanggal 21 November 1931 dan B nomor 3-1932 tanggal 10 Oktober 1932” yang menjelaskan tentang pembebasan sebagian tanah Sendi pada masa kolonial Belanda di bawah kepemimpinan Boschweezen. Namun ,untuk alasan yang terakhir, pihak Sendi dan Perhutani sekarang ini sudah mampu berdamai dan berusaha bersama mengembalikan Desa Sendi seperti sedia kala.

Hingga saat ini, masyarakat terus berjuang demi mendapatkan hak atas tanah airnya sendiri. Terlihat dari usaha mereka dalam mengembangkan potensi wisata alamnya dengan membuat berbagai destinasi wisata seperti Sendi Adventure, WET Sendi Cangar, warung Sego Jagung kuliner khas Sendi, spot-spot foto yang berpanorama gunung Welirang dan masih banyak lagi. Sebenarnya pembangunan berbagai wisata itu juga salah satu upaya untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi para penduduk Sendi agar tidak pergi kemana-mana.

Baca Juga:

Panduan bagi Awam untuk Memahami Pacet, Trawas, dan Cangar, biar Nggak Salah Jalur kalau Mau Healing

4 Hal yang Bikin Orang Kota seperti Saya Kagok Hidup di Desa

Bagi kalian yang hendak pergi ke Malang via Cangar, jangan lupa untuk mampir untuk menikmati nasi jagung atau sekadar berfoto di tengah panorama indah yang disuguhkan oleh alam. Serta jangan lupa diunggah di media sosial masing-masing lalu tag desa ini, biar terkenal, hahaha. Yang paling penting adalah kita bisa membantu mewujudkan cita-cita warga agar kembali diakui sebagai desa bisa segera terwujud, Aamiin.

Sumber Gambar: Rizal Febri Ardiansyah via Wikimedia Commons

BACA JUGA 3 Alasan Utama Mojokerto Masih Asing di Telinga Orang dan tulisan Muh. Fadhil Nurdiansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2021 oleh

Tags: administratifDesadesa sendikonflik agrariaMojokertoNusantara Terminal
Muh. Fadhil Nurdiansyah

Muh. Fadhil Nurdiansyah

Seorang Pria Kecil yang Mencari Kebahagiaan

ArtikelTerkait

sultan ground mojok

Meski Terancam Diusir dari Sultan Ground, Saya (Terpaksa) Tetap Narimo Ing Pandum

23 September 2021
Sejarah ‘Ayang-ayang Gung’, Lagu Anak Sunda tentang Bangsawan yang Haus Kekuasaan terminal mojok

Sejarah ‘Ayang-ayang Gung’, Lagu Anak Sunda tentang Bangsawan yang Haus Kekuasaan

7 Juni 2021
Rasanya Bermalam di Ketajek Jember, Tempat Konflik Tanah yang Hingga Kini Belum Usai

Rasanya Bermalam di Ketajek Jember, Tempat Konflik Tanah yang Hingga Kini Belum Usai

11 Desember 2024
Mitos Masa Kecil yang Dianggap Aneh padahal Bisa Dibuktikan secara Logika terminal mojok

Mitos-mitos Masa Kecil yang Dianggap Aneh padahal Bisa Dibuktikan secara Logis

8 Agustus 2021
Bikin Plang, Proker KKN Primitif yang Paling Nggak Guna

Bikin Plang, Proker KKN Primitif yang Paling Nggak Guna

23 September 2022
friends biaya hidup mahasiswa jogja Tempat Nongkrong Hits dan Legendaris di Jogja yang Pernah Jaya Pada Masanya

Profesi Pemeran ‘Friends’ Andai Mereka Hidup di Jogja

25 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pacet Mojokerto, Tempat Terbaik untuk Menikmati Masa Tua (Unsplash) trawas, cangar

Panduan bagi Awam untuk Memahami Pacet, Trawas, dan Cangar, biar Nggak Salah Jalur kalau Mau Healing

15 November 2025
Hidup di Bogor Itu Nggak Seindah yang Ada di Bayanganmu, Udah Panas, Macet, Chaos! jakarta

Bogor, Kota yang Nanggung karena Sulit Dijangkau Transportasi Umum, Harus Mampir Jakarta Dulu!

16 November 2025
5 Hal Menjengkelkan di Semarang yang Bikin Orang Luar Kota Gigit Jari

5 Hal Menjengkelkan di Semarang yang Bikin Orang Luar Kota Gigit Jari

14 November 2025
Peristiwa Motor Brebet karena Bensin Plat Merah: Rakyat yang Kena Musibah, Rakyat Juga yang Diminta Repot Mencari Solusi

Peristiwa Motor Brebet karena Bensin Plat Merah: Rakyat yang Kena Musibah, Rakyat Juga yang Diminta Repot Mencari Solusi

12 November 2025
Jebakan Utang untuk Healing: Bersenang-senang Dahulu, Sengsara Kemudian

Jangan Kasih Utang ke Orang, Traktir Makan Aja: Udah Dapet Pahala, Silaturahmi Tetap Terjaga!

14 November 2025
4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang Mojok.co

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

18 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Kisah Seorang Pengelana dari Pakistan yang Menemukan Indahnya Toleransi di Universitas Sanata Dharma
  • Menolak Kerja di Dubai yang Bergaji Puluhan Juta demi Temani Ibu yang Sedang Sakit dan Bertahan dengan Gaji UMR Jogja
  • Kala Puskesmas Hadir di Gang-Gang Sempit, Anak Muda dan Lansia Jogja Tak Punya Alasan Untuk Sakit
  • Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah
  • Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak
  • Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.