Sejarah Pomade: Pernah Tenggelam, Populer, Lalu Tenggelam Lagi – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Sejarah Pomade: Pernah Tenggelam, Populer, Lalu Tenggelam Lagi

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
19 Juni 2020
0
A A
pomade mojok.co

pomade mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Seperti kisah cinta nom-noman pada umumnya, pomade selalu mengalami pasang surut. Pada eranya, pomade pernah menjadi begitu populer, lalu tenggelam, lalu populer, lalu tenggelam lagi. Mungkin, pomade memiliki love-hate relationship dengan gaya rambut pria. Dan sebagai salah seorang pomade enthusiast, saya akan sedikit menjabarkan perjalanan benda konsumsi yang begitu kaya cerita ini.

Oleh masyarakat Indonesia, pomade lebih dikenal sebagai minyak rambut. Sejatinya, pomade adalah minyak rambut padat yang bertujuan membantu penataan rambut. Fungsi lain pomade adalah memberikan kilau pada rambut, sehingga rambut terlihat “segar”.

Pomade sendiri sudah dikenal sejak abad ke 19, diiringi gaya rambut klimis-klimis polem. Awalnya, pomade dibuat dari remukan apel dan lemak babi. Tapi seiring berjalannya waktu, minyak rambut padat tersebut diolah dengan berbagai bahan lain dengan fungsi bahan beragam. Sekiranya sedikit saja saya bicara sejarah minyak rambut padat  tersebutdalam arti luas. Toh, ini bukan Ruangguru kok.

Bicara pomade di Indonesia, kita tidak bisa lepas dari transfer budaya barat oleh Belanda. Ketika Indonesia dijajah VOC, mereka membawa budaya Eropa kemari. Dari gaya berpakaian, makan, sampai bersolek. Nah, pomade menjadi salah satu budaya Eropa yang dibawa bersama budaya lain.


Karena para mandor dan juragan londo ini kerap tampil dengan rambut klimis berkilau, maka masyarakat kita memandang bahwa rambut klimis pertanda strata sosial tinggi. Mulailah para priyayi mengadopsi gaya rambut klimis berminyak ini.

Makin lama, gaya klimis diadopsi pula oleh para pelajar bumiputera yang sekolah ke Belanda. Dan bergeser pula posisi pomade dari simbol priyayi menjadi simbol intelektual. Dan pada masa kemerdekaan, para pelajar ini tampil di garda depan perjuangan. Kita melihat beberapa tokoh pergerakan nasional berpenampilan klimis seperti Bung Hatta, Tan Malaka saat muda, Amir Sjarifuddin, dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Bahkan Soekarno muda juga ikut dalam gelombang klimis necis ini sampai beliau kesengsem gaya berpakaian “nasionalis” bersongkok.

Pomade pun digunakan oleh artis idola pada masa itu. Contoh utamanya adalah Elvis Presley dan Johnny Cash. Meskipun Bung Karno tak tertarik dengan musik ngak-ngek-ngok khas rockabilly nya Elvis, ada saja pemuda yang berpenampilan klimis ala Elvis

Bicara Elvis, penampilan klimisnya berbeda dengan para intelektual Indonesia. Jambul tingginya dikenal sebagai pompadour. Karena Elvis ikut populer di Indonesia, pemuda Indonesia pun mengadopsi gaya rambutnya. Maka lahirlah generasi pemuda klimis bercelana Levis.

Sedikit cerita eyang saya, tidak semua pemuda punya cukup uang untuk beli minyak rambut padat tersebut. Solusi terbaik mereka adalah gemuk pelumas rantai sepeda. Sebenarnya pomade juga berbahan baku sama dengan gemuk, hanya saja dalam standar produk kecantikan. Berhubung masa itu belum ada internet, tidak ada hoax “pakai gemoek sepeda sebagai minjak ramboet dapat menjebatkan penjakit koedis dan koerap.”

Tapi, semua gaya busana pasti akan sampai titik jenuh. Pada tahun 70-an, budaya klimis tergeser oleh gaya gondrong pembangkang dan keras. Saat itu adalah era di mana glam rock menjadi populer dan era dimana gaya ke Evis-elvisan tenggelam. Inilah kali pertama minyak rambut padat tersebut ditinggalkan.

Dan sejarah bekerja dengan caranya yang ajaib. Seolah-olah semua berputar seperti roda kehidupan. Dan pomade kembali memuncaki klasemen gaya bersolek pria pada tahun 2015-an. Minyak rambut padat tersebut kembali digandrungi oleh banyak pemuda di berbagai belahan dunia. Tentunya dibarengi dengan kembalinya era musik punk rock dan rockabilly.

Minyak rambut padat tersebut pun tidak sekedar jadi barang konsumsi. Selain barang konsumsi, pomade juga menjadi barang koleksi dan klangenan banyak kalangan. Bahkan lahir pula sebuah komunitas pecinta pomade yang digawangi Indonesian Pomade Enthusiast (IPE). Para homebrew pun mulai bermunculan dan sebagian tetap bertahan hingga hari ini.

Pada era ini, blio Ari Astina A.K.A Jerinx/JRX mulai menunjukkan taringnya. Menyerang pemakai pomade sebagai uneducated karena memakai tanpa esensi. Ah masa yang indah.

Dan kini, rambut klimis bersinar kembali dipandang jadul. Kembali tenggelam setelah posisinya di cakra manggilingan berada di bawah lagi. Akhirnya, pomade kembali menjadi sekadar kebutuhan pria yang dituntut rapi dalam dunia kerjanya. Hanya tinggal segelintir orang yang tetap bertahan.

Meskipun genre rockabilly tetap dan selalu ada, tapi tidak sepopuler dulu. Akankah pomade kembali lagi? Akankah pria Indonesia klimis lagi? Akankah minyak rambut padat seharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah jadi buruan lagi? Dan akankah JRX kembali koar-koar gaje masalah esensi lagi?

BACA JUGA Memprediksi Isi DM JRX Setelah Tirta Muncul di Holywings dan tulisan Dimas Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.


Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2020 oleh

Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Naracela di negeri Do It Yourself. Musuh romantisasi dan upah murah Daerah Istimewa. Sunset di tanah monarki.

Artikel Lainnya

5 Karakter Utama Pria dalam Drama Korea yang Nggak Agresif Terminal Mojok.co

5 Karakter Utama Pria dalam Drama Korea yang Nggak Agresif

16 Mei 2022
3 Renovasi yang Perlu Dilakukan Saat Tinggal di Perumahan Cluster Terminal Mojok.co

3 Renovasi yang Perlu Dilakukan Saat Tinggal di Perumahan Cluster

16 Mei 2022
Karyawan Di-Blacklist HRD se-Indonesia: Cuma Gimik atau Beneran? Terminal Mojok.co

Karyawan Di-Blacklist HRD se-Indonesia: Cuma Gimik atau Beneran?

16 Mei 2022
Panduan Singkat Memilih Unit Apartemen Terminal Mojok

Panduan Singkat Memilih Unit Apartemen untuk Ditinggali

16 Mei 2022
8 Alasan Kenapa Wangi Parfum di Tubuh Nggak Pernah Awet Terminal Mojok

8 Penyebab Wangi Parfum di Tubuh Nggak Pernah Awet

16 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Pos Selanjutnya
influencer beli followers instagram, Tren Instagram Stories Terbaru Bikin Banyak Orang Gede Rasa! Penghapusan Jumlah Like di Instagram dan Kebiasaan Pamer Kehidupan

Pengalaman Saya Beli Followers Instagram

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
5 Tokoh Drakor yang Terlalu Sempurna untuk Ada di Dunia Nyata Terminal Mojok

5 Tokoh Drakor yang Terlalu Sempurna untuk Ada di Dunia Nyata

8 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Mengenang Band Indonesia One Hit Wonder di Era 2000-an

Mengenang Band Indonesia One Hit Wonder di Era 2000-an

9 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022

Dari MOJOK

  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Ali Ma'ruf on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022
  • Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan
    by Oktavolama Akbar Budi Santosa on 15 Mei 2022
  • Cerita dari Koh Hin, Muslim Tionghoa di Parakan Temanggung
    by Ulima Nabila Adinta on 14 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In