Tulisan Kak Cindy Gunawan beberapa hari di Terminal Mojok yang mengusulkan mie ayam untuk dinobatkan sebagai makanan khas Bantul menurut saya cukup valid. Sebagai warga Sedayu Bantul, saya mengakui argumen mengenai mie ayam yang menjadi top of mind makanan yang dicari memang benar-benar terjadi. Bukan tanpa alasan, mie ayam enak di Bantul memang tersebar di mana-mana. Selain itu, harga yang tercantum di menu sering kali nggak masuk akal saking murahnya!
Saya mungkin akan menambah referensi khazanah per-mie ayam-an yang murahnya kebangetan kepada kalian. Banyak kreator konten yang sudah membuktikan secara langsung bahwa masih banyak mie ayam dengan harga 6 ribuan di sini. Ya, kalian nggak salah liat, memang benar harganya 6 ribuan! Tentu saja warga UMR Jogja seperti saya sumringah melihat fakta semacam itu~
Bawa ceban sudah aman di Sedayu, Bantul
Akun Instagram dengan username @agusjuliand sering kali meliput mie ayam yang murahnya nggak masuk akal di Sedayu. Jika bertemu satu atau dua penjual yang menjual dengan harga murah, mungkin masih belum bisa mewakili keseluruhan wilayah.
Akan tetapi setelah ditengok lebih lanjut, lebih dari lima konten mengenai murahnya harga mie ayam dapat ditemui di berbagai wilayah yang tersebar di Sedayu, Bantul. Hal tersebut bisa saya konfirmasi valid karena salah satunya berada di dusun sebelah saya tinggal.
View this post on Instagram
Bayangkan saja seporsi mie hanya dibanderol 6 ribu rupiah. Jika kalian masih pengin tambah bakso cuma perlu nambah 4 ribu rupiah. Hanya dengan ceban, kalian sudah bisa makan kenyang dan bisa lebih hemat jika memesan air putih untuk minum. Di mana lagi kalian bawa ceban dan sudah dapat dua menu makanan yang cukup proper?
Tentu saja untuk urusan cita rasa kalian nggak bisa bandingkan dengan mie ayam seharga belasan ribu hingga puluhan ribu. Tapi, secara umum porsi yang disajikan mengenyangkan dan racikan bumbunya terbilang pas, kok. Kalian masih bisa merasakan gurih pada kuahnya, bumbu pada ayam juga terasa, dan tekstur mienya juga kenyal. Sebagai orang yang pernah merasakannya secara langsung, mie ayam seharga 6 ribu masih benar-benar layak dan masuk kategori “cukup enak” untuk dinikmati.
Bonus geografis dan demografis
Sedayu bisa saya bilang sebagai surganya pencinta mie ayam murah karena faktor geografis dan demografis. Jika melihat dari sisi geografis, Sedayu sendiri terletak di daerah terluar Bantul yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kulon Progo. Hal tersebut menjadi salah satu faktor di mana penduduk dari Sleman dan KP tidak ragu untuk berburu kuliner di daerah Sedayu karena jaraknya tak terlalu jauh.
Secara demografis, mengutip Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Heru Margono, Provinsi DIY memang sedang mengalami bonus demografi berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 karena persentase usia produktif mencapai 70,04 persen. Kabupaten Sleman dan Bantul menunjukkan jumlah penduduk terbanyak di provinsi ini.
Hal tersebut tentunya dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan roda perekonomian. Nama Sedayu Bantul yang sebelumnya tak bisa lepas dari bayang-bayang nama Presiden Soeharto (tanah kelahiran beliau), kini juga dapat dibranding dengan kulinernya. Berdasarkan penuturan para penjual pada video konten mas @agusjuliand, mereka juga menyebutkan bahwa para penjual memiliki grup khusus.
Nah, sekarang tinggal tugas dari pemerintah untuk memfasilitasi para penjual ini. Pemerintah tinggal menyiapkan strategi untuk branding mie ayam di Kabupaten Bantul. Selanjutnya, Kecamatan Sedayu dapat memberikan ciri khas mie ayam yang murahnya nggak masuk akal sebagai daya tarik khusus. Dengan begitu, kuliner ini dapat melekat dengan Bantul dan Sedayu ikut kecipratan melalui branding “mie ayam murah” tadi. Saiki wayahe Sedayu tampil, Bos.
Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.