Beberapa hari belakangan jagat Facebook diramaikan dengan serentetan tulisan para pesohor. Para penulis senior nan beken macam AS Laksana, Goenawan Mohamad, Ulil Abshar Abdalla, dan F. Budi Hardiman membikin Facebook menjadi lebih segar dan berfaedah. Mereka menulis status-status panjang yang berkisar pada tema sains, saintisme, hubungan sains dan agama, dan sebangsanya. Sejauh ini debat tersebut dilabeli pemirsa sebagai “Polemik Sains”.
Tiap membaca satu demi satu tulisan-tulisan Polemik Sains itu, saya selalu manggut-manggut. Bukan hanya manggut-manggut sih, saya juga mengerahkan kemampuan lain, yaitu mengumpulkan link-link tulisan tersebut. Karena manggut-manggut saya tidak akan bermanfaat untuk siapa-siapa, semoga link-link yang saya kumpulkan berikut ada gunanya.
Silakan klik masing-masing judul list berikut untuk masuk ke post asli.
0. Asal mula “Polemik Sains”: Video ‘Diskusi’ Hari Kebangkitan Nasional: Berkhidmat kepada Sains
Video ini adalah pemantik yang membuat seorang AS Laksana (selanjutnya Sulak) sempat-sempatnya menulis esai sepanjang hampir 2.500 kata. Esai itu ditulis untuk mengomentari Goenawan Mohamad yang menolak “berkhidmat pada sains”.
1. AS Laksana – Sains dan Hal-Hal Baiknya
Dalam tulisan yang enak dibaca sekaligus menjadi tulisan pemicu kehebohan soal sains di Facebook ini, Sulak memberikan beberapa catatan penting atas Goenawan Mohamad terkait pemahamannya tentang sains.
2. Goenawan Mohamad – Sains dan Masalah-Masalahnya, Sulak dan Dua Kesalahannya
Hanya beberapa hari berselang setelah tulisan Sulak tayang, GM—biar lebih singkat—memberikan tanggapan panjang atas tulisan tersebut. Di sini GM mengobral banyak nama intelektual dan kutipan-kutipannya. Selain kacang goreng, siapkan Bodrex ketika membaca ini.
3. Saut Situmorang – Tanggapan Ringkas atas ‘Polemik Sains’ AS Laksana vs Goenawan Mohamad
Saut, dengan kelugasannya yang khas mengkritik gaya tulis esai tanggapan GM yang melulu dipenuhi kutipan seolah-olah GM anak kemarin sore yang baru belajar menulis.
4. Ulil Abshar Abdalla – ‘Qutbiisme’ dan Kepongahan Saintifik
Esai Ulil ini memang tidak secara langsung menanggapi tulisan Sulak ataupun GM. Namun, ini juga menjadi esai yang makin bikin semarak keadaan. Selain tulisan Sulak, ini boleh dibilang sebagai pemicu kedua.
5. Nirwan Ahmad Arsuka – Sains dan Sport
Nirwan menggugat anggapan Ulil soal kepongahan sains. Ia mengaitkan sains dan sport, yang menurutnya, kedua hal itu boleh saja pongah.
6. Taufiqurrahman – Sains Memang Tidak Sempurna, tapi Ia Adalah Jenis Pengetahuan Terbaik yang Kita Punya
Catatan lumayan panjang ini adalah bantahan untuk GM dan Ulil sekaligus. Taufiqurrahman juga mengupas ketepatan sejumlah kutipan yang dicomot GM dalam tulisannya.
7. Hasanudin Abdurakhman – Ulil, Sains Itu Tidak Pongah, Cuma Tidak Berbagi Kebenaran
Berlatar belakang pendidikan eksakta, Hasan menanggapi tulisan Ulil soal kepongahan sains secara singkat dan tegas. Seperti Nirwan, Hasan juga mempertanyakan “Apa masalahnya memang kalau sains pongah?”.
8. Hasanudin Abdurakhman – Kritik kepada Saintisme
Ini adalah kritik lanjutan terhadap tulisan Ulil. Hasan membahas khusus perihal makna saintisme.
9. Jamil Massa – Saintis dan Saintisme
Catatan Jamil ini dapat dibaca sebagai semacam tambahan dari kritik Hasan mengenai makna saintis dan saintisme—yang menyinggung “saintisme” dalam perspektif Ulil.
10. Jamil Massa – Kepongahan Sains?
Membawa semangat mendukung sains seraya mengkritik agama, Jamil menggugat anggapan “kepongahan sains” yang terdapat dalam tulisan Ulil. Sebagaimana kata Sunlie Thomas Alexander, ini juga bisa dibaca sebagai teks alternatif dalam memahami polemik Sulak-GM.
11. Lukas Luwarso – Kepastian Sains dan Pencarian Kebenaran
Esai bernas ini adalah umpan balik atas tulisan GM “Sains dan Masalah-Masalahnya, Sulak dan Dua Kesalahannya”.
12. Dwi Pranoto – Heidegger dan Pengabaian Goenawan Mohamad
Serupa tulisan Lukas, ini juga tanggapan atas tulisan GM, wabilkhusus perihal apa yang terluput oleh GM saat menyebut Heidegger dalam tulisannya.
13. Azis Anwar Fachrudin – Saintisme Bukan Istilah Peyoratif
Azis mengungkapkan bahwa istilah “saintisme” adalah istilah yang eksis dan absah dalam perdebatan akademis. Tulisan ini semacam catatan pinggir atas tulisan Ulil dan tanggapan Jamil.
14. Goenawan Mohamad – Berpikir Lain tentang Sains
Tanggapan GM atas tanggapan Nirwan Ahmad Arsuka yang menanggapi tanggapan GM atas tulisan Sulak. Saya harap Anda nggak mumet.
15. Dunia Filsafat-Ledalero – Kasus Galileo Galilei
Esai panjang ini memang tidak secara langsung melibatkan diri dalam polemik Sulak-GM. Namun, ini penting dibaca untuk dapat memahami bahasan seputar perbenturan antara sains dan agama.
16. Nuruddin Asyhadie – Sebuah Tanggapan
Sebagaimana biasa, Nuredan alias Nuruddin Asyhadie memilih untuk menanggapi persoalan dengan mengembalikan pada asal muasalnya. Ia mempertanyakan apakah omongan GM layak dijadikan bahan perdebatan dan mempertanyakan hal-hal mendasar lain—yang cukup penting untuk diperbincangkan lebih lanjut.
17. Ahmad Yulden Erwin – Sebuah Komentar
Berbeda dengan kebanyakan tulisan sebelumnya, komentar ringkas AYE ini justru berada di pihak GM. AYE sepakat dengan GM dalam hal sikap kritis dan keraguan pada sains.
18. Ardy Kresna Crenata – Sains, Agama, dan Kesalahan Kita
Meskipun tidak menyebut GM dan Sulak, catatan ini umpama sebongkah lampu untuk bisa melihat kaitan sains dan agama lebih terang.
19. F. Budi Hardiman – Saintisme dan Momok-Momok Lain: Interupsi untuk Goenawan Mohamad dan AS Laksana
Sebagai orang yang menekuni filsafat, Hardiman menorehkan garis tengah di antara polemik Sulak-GM. Ia mencatat tiga persoalan. Di antaranya perihal tidak realistisnya menghadap-hadapkan agama dan sains.
20. Ulil Abshar Abdalla – Antara Sains dan Soto
Masih menyinggung soal kepongahan sains, di sini Ulil menawarkan perspektif mengenai “kemiripan” antara sains dan soto. Iya, soto yang itu, yang bisa dimakan.
21. Goenawan Mohamad – Maaf, tanpa Judul: Catatan buat Taufiqurrahman
Ini adalah tanggapan GM atas tanggapan Taufiqurrahman (lihat nomor 6). Yang menarik dari catatan ini adalah judulnya. Meskipun GM bilang “Maaf, tanpa Judul”, kenyataannya tulisan itu tetap ada judulnya. Ah, tapi itu tidak penting. Yang penting adalah tulisan ini agaknya menunjukkan bahwa ‘polemik sains’ ini bakal berlanjut lebih lama. Kita nikmati dan tunggu saja.
BACA JUGA Konflik Khofifah-Risma Adalah Contoh Sinetron yang Baik dan tulisan Erwin Setia lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.