Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Seandainya Sherlock Holmes Tinggal di Indonesia dan Ikut Melawan Omnibus Law

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
7 Oktober 2020
A A
Seandainya Sherlock Holmes Tinggal di Indonesia dan Ikut Melawan Omnibus Law terminal mojok.co

Seandainya Sherlock Holmes Tinggal di Indonesia dan Ikut Melawan Omnibus Law terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pada pagi hari, tanggal 6 Oktober 2020, Sherlock Holmes sedang duduk santai sambil menikmati cerutu dan melihat lini masa Twitter melalui hape pintarnya. Ia tidak merasa heran dengan banyaknya tagar bermunculan bertemakan penolakan serta makian terhadap Omnibus Law yang baru saja disahkan sehari sebelumnya. Terang saja, sebab, hal tersebut betul-betul timpang dan menyengsarakan kaum pekerja dan buruh.

Sebagai detektif swasta ternama dengan deduksi yang paripurna, Sherlock Holmes tergerak untuk melakukan sesuatu agar kebijakan nyeleneh ini bisa dibatalkan atau tidak diimplementasikan dalam waktu mendatang.

Bukan Sherlock Holmes namanya jika tidak banyak akal. Ia segera menghubungi Mycroft Holmes yang memang bekerja dan aktif di pemerintahan. Mycroft sendiri dikenal sebagai orang yang tegas dan tidak gentar membela orang yang lemah.

Sebagai seseorang yang punya tingkat kecerdasan melebihi adiknya, Sherlock, Mycroft lebih memilih untuk bekerja di sektor pemerintahan. Tujuannya sederhana, untuk melakukan monitoring terhadap segala kebijakan yang dibuat agar tidak melenceng dan menyusahkan rakyat. Namun, sayang, ternyata Mycroft yang cerdas pun akhirnya terkecoh oleh jadwal pengesahan Omnibus Law yang kabarnya akan dilangsungkan pada 8 Oktober 2020, menjadi 5 Oktober 2020.

Mycroft Holmes kecolongan. Ia mengaku bersalah kepada Sherlock karena gagal mencegah pengesahan Omnibus Law.

Akhirnya mereka berdua bergegas menelusuri isu yang terjadi sebelumnya. Apakah James Moriarty terlibat dalam hal ini atau bahkan tidak sama sekali. Wajar saja Sherlock menaruh curiga. Pasalnya, Moriarty adalah penjahat yang sangat licik dan banyak akal. Selain menjadi dosen, Moriarty adalah salah seorang pengusaha yang kaya.

Sherlock akhirnya bergegas merangkai benang merah antara Omnibus Law, kebijakan yang lebih menguntungkan pengusaha dan investor asing dibanding para pekerja, juga apakah ada keterlibatan Moriarty atas kebijakan sampah ini.

Hal pertama yang ditelusuri oleh Sherlock adalah sidang anggota DPR yang betul-betul menyebalkan. Sanggahan dari fraksi partai lain tidak diperbolehkan. Selain suara rakyat, ternyata suara rekan sesama politisi pun dibungkam saat ingin memberi interupsi dengan cara mematikan microphone. Hal ini membuat Sherlock merasa janggal dengan istilah demokrasi yang sering diagungkan di negeri ini. Apakah masih ada? Atau hanya sebatas wacana?

Baca Juga:

Pengesahan RUU Kesehatan Bukan Salah DPR Saja, tapi Juga Salah Rakyat

Permenaker, Kenaikan Upah, dan Kebijakan yang Bikin Bingung

Hal kedua adalah terkait perubahan jadwal sidang yang mendadak diubah dari yang sebelumnya tanggal 8 Oktober menjadi 5 Oktober. Apakah Omnibus Law betul-betul semendesak itu? Wajar jika Sherlock langsung memikirkan tentang apa agenda dibalik hal tersebut. Padahal, saat ini kasus penyebaran Covid-19 masih belum bisa diselesaikan dengan baik. Urgensinya apa, Wahai pemimpin?

Sherlock tahu bahwa demo di beberapa titik akan terjadi dan sulit dihindari. Maka dari itu, ia meminta tolong sahabat terbaiknya sekaligus seorang dokter ternama, John Hamish Watson, untuk bersiap menangani hal tersebut. Selain untuk berjaga-jaga dan mengawasi, tentu saja agar kesehatan para demonstran terjamin. Antisipasi jika ada hal yang tidak menyenangkan terjadi.

Koordinasi antara Mycroft, Sherlock, dan Watson terus dilakukan melalui grup WhatsApp sementara yang baru saja mereka buat dengan diberi nama “#OmnibusLawSampah”. Mereka saling mengirim foto terkini dan mengumpulkan bukti yang ada.

Tidak lama, Sherlock mendapat pesan melalui WhatsApp dari Prof. Moriarty.

“P”

“P”

“P”

“Halo, Sherlock. Saya tahu, Anda mencurigai saya sebagai dalang dibalik pengesahan Omnibus Law sampah ini. Tapi, ketahuilah, saya pun menjadi korban atas kebijakan ini. Salah satu profesi saya memang pengusaha ternama. Kaya raya. Akan tetapi, ketahuilah, bukan berarti saya meraup keuntungan atas hal yang betul-betul bajingan ini.  95% karyawan saya mengancam untuk tidak masuk kerja selama dua minggu ke depan. Bahkan ada isu untuk resign massal. Artinya, saya akan kehilangan profit yang sangat besar. Mungkin ini terdengar gila, tapi percayalah, saya ada di pihak Anda untuk membatalkan kebijakan ini dan mencari tahu apa urgensinya!”

Sherlock merenung. Akhirnya, agar bisa melakukan observasi gestur dan mimik wajah Moriarty untuk mengetahui bahwa musuh bebuyutannya bohong atau tidak, ia memutuskan untuk melanjutkan perbincangan via video call.

Dalam percakapan video call, Sherlock Holmes mengetahui bahwa mereka ada di pihak yang sama. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengatur strategi bersama. Sebab, sudah jelas bahwa aspirasi rakyat lebih penting dibandingkan kekuasaan sementara.

Tidak lama setelahnya, Moriarty dimasukkan ke dalam grup WhatsApp #OmnibusLawSampah oleh Sherlock Holmes dan mulai menyusun rencana bersama dengan Mycroft yang sedang fokus mengawasi pemerintah. Lantas, apa yang akhirnya mereka temukan dalam penyelidikan tersebut? Jadi, siapa dalang dari semua ini?

BACA JUGA Menertawakan Buzzer Pendukung UU Cipta Kerja Adalah Kemewahan Terakhir Kita Bersama dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Oktober 2020 oleh

Tags: omnibus lawSherlock Holmes
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

puan maharani dpr Pak RT mojok

4 Alasan Puan Maharani Adalah Ketua DPR RI Terbaik Sepanjang Sejarah

7 Oktober 2020
kanda hmi

Untuk Kanda HMI yang Gemar Pamer Kegoblokan dengan Mukulin Jurnalis Persma Unindra

24 Maret 2020
Curhat Seorang Fakboi yang Diputusin karena Ikut Demo terminal mojok.co RUU Ciptaker

Mengenal Ego-Resiliensi: Melawan Trauma Pasca Demonstrasi Omnibus Law

12 Oktober 2020
Akbar Faisal Profesi PNS Adalah Kebanggaan Orang Tua yang Masih Abadi terminal mojok.co

Omnibus Law Bikin HRD Bakal Tambah Repot

13 Oktober 2020
Mas-Mas Harvard Pendukung Omnibus Law Itu Ternyata Kenalan Saya yang Tertukar

Mas-Mas Harvard Pendukung Omnibus Law Itu Ternyata Kenalan Saya yang Tertukar

4 Maret 2020
Solusi Untuk Mengakhiri Penolakan Omnibus Law yang Bisa Digunakan BuzzeRp

Solusi Untuk Mengakhiri Penolakan Omnibus Law yang Bisa Digunakan BuzzeRp

10 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.