Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Anime

Seandainya Elite Politik Negeri Adalah Kenshin Himura, Betapa Indahnya Negeri Ini

Aliurridha oleh Aliurridha
2 Maret 2020
A A
mengkritik pemerintah, wabah corona covid-19 residu politik Seandainya Elite Politik Negeri Adalah Kenshin Himura, Betapa Indahnya Negeri Ini

wabah corona covid-19 residu politik Seandainya Elite Politik Negeri Adalah Kenshin Himura, Betapa Indahnya Negeri Ini

Share on FacebookShare on Twitter

Andai saja Kenshin Himura jadi salah satu elite politik kita, ya.

Kata apa yang ada di pikiran Anda ketika mendengar frasa elite politik? Korup, serakah, licik, picik, manipulator, dinasti, dan privilese mungkin itulah beberapa kata yang dianggap layak dilekatkan kepada mayoritas elite politik Indonesia. Saya katakan mayoritas karena memang tidak semua politisi seburuk itu. Namun, ketika sudah masuk ke sistem, mengutip ucapan Mahfud MD yang mengatakan, malaikat saja bisa jadi iblis jika masuk ke sistem politik Indonesia.

Entah karena sistemnya yang memang buruk atau politisinya saja yang memang sudah buruk dari sananya. Jadi ketika dia masuk ke dalam sistem, wajah privat yang selalu ia sembunyikan sesekali muncul di publik. Butuh riset lebih mendalam untuk mengetahui mana yang benar. Meski begitu saya rasa sistem seburuk apa pun tidak akan mempengaruhi jika para elite politik bisa belajar dari Kenshin Himura.

Kenshin Himura adalah seorang tokoh fiksi dari manga berjudul Rurouni Kenshin, sebelum berubah menjadi Samurai X setelah versi animenya tayang di Amerika. Kisah ini menceritakan pengembaraan Kenshin seorang samurai yang punya masa lalu sebagai pembunuh dalam pasukan revolusi periode awal zaman Meiji. Banyak dari kisah-kisah Kenshin bisa diambil jadi pelajaran untuk pendidikan karakter, terutama untuk para penguasa tamak yang berebut ingin berbagi kue kekuasaan.

Saya masih ingat sebuah adegan yang paling berkesan dalam serial Samurai X pada episode tiga season satu serial anime. Ketika itu Kenshin menolak tawaran Yamagata Aritomo, seorang petinggi militer yang dulunya berjuang bahu membahu membangun zaman baru, mengajaknya bergabung di pemerintahan. Ia menolak diajak bergabung untuk menduduki posisi elite pemerintahan di mana para kamerad pada saat revolusi telah menunggunya. Yamagata dan para kamerad telah mencari Kenshin selama 10 tahun berkeliling Jepang tapi jawaban Kenshin tetap sama.

Dia menolak untuk jabatan elite yang seharusnya merupakan balasan dari jerih payah dan pengorbanannya. Dia menolak menjadi elite pemerintahan sebagai balasan dari tugasnya membunuh semua musuh pasukan revolusi. Bahkan ketika Yamagata mengatakan bahwa itu merupakan tindakan mulia untuk memenangkan perang revolusi dan jika ada yang protes akan dibungkamnya dengan kuasa yang dimilikinya.

“Kita dulu pernah berjuang untuk sebuah ide menggunakan pedang kita. Tidak untuk kekuasan, tidak untuk kejayaan, tapi untuk menciptakan dunia yang damai di mana setiap orang bisa hidup tanpa rasa takut.”

Luar biasa kamerad, di mana kita bisa cari figur seperti ini di negeri ini. Jauh banget kalau dibandingkan dengan elite politik negeri ini yang berebut kekuasaan, mengatasnamakan rakyat, dan ketika sudah berkuasa membungkam suara-suara yang menyentil-nyentil kursi kekuasaannya.

Baca Juga:

Pengesahan RUU Kesehatan Bukan Salah DPR Saja, tapi Juga Salah Rakyat

Permenaker, Kenaikan Upah, dan Kebijakan yang Bikin Bingung

Di saat rakyat beramai-ramai mendatangi gedung-gedung para wakilnya untuk menyatakan aspirasi bahwa reformasi telah dikorupsi. Mereka dibungkam, ada barikade yang menjaga jarak antara rakyat dan elite, ada pentungan dan gas air mata untuk mengusirnya, dan peluru yang menembus tubuh-tubuh para pemuda. Reformasi tidak dikorupsi karena reformasi memang hanya revolusi palsu yang memindahkan kekuasaan dari elite yang terlihat ke tangan elite-elite yang menyamar.

Pada adegan lain ditunjukkan ketika ia menyelamatkan seorang bocah bernama Eijhi Mashima dari usahanya untuk membalaskan dendam. Ia tidak ingin Eijhi kecil mengotori tangannya dengan membunuh orang yang bertanggung jawab kematian kedua orang tuanya dan kakaknya. Mayat orang tua Eijhi digantung untuk menakuti dan juga peringatan bagi warga desa yang mencoba untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang kejahatan kelompok Sishio.

Tidak seorang pun warga desa menolong ketika kejadian naas yang menimpa orang tua Eijhi, tidak juga ada berani menurunkan mayat orang tua Eijhi karena ancaman dari kelompok Sishio. Dan ketika Kenshin memenangkan pertarungan melawan prajurit Sishio yang menggantung orang tua dan membunuh kakak Eijhi. Eijhi memanfaatkan kesempatan untuk membunuhnya. Kenshin mencegahnya dalam suatu adegan menyentuh Kenshin menasehati Eijhi kecil tentang tumbuh menjadi dewasa.

“Waktu akan berlalu, kamu akan menjadi dewasa dan tangan kecilmu ini akan tumbuh. Ketika waktu itu datang jangan menjadi orang-orang jahat yang menggunakan kekuasaan untuk mengintimidasi yang lain. Jangan menjadi penakut untuk berjuang pada apa yang dirasa benar seperti warga. Jadilah orang dewasa seperti kakakmu yang terus berjuang sampai akhir hayatnya. Jika kau melakukan itu saya percaya hidupmu akan bahagia karena yang mati tidak menuntut balas dendam tapi kebahagiaan dari yang ditinggalkan.”

Seandainya pejabat elite negeri ini adalah Kenshin maka peristiwa berdarah 1965-1966 yang memakan begitu banyak korban. Rakyat yang saat itu ketakutan akibat penggorengan isu pemberontakan partai komunis bukannya ditenangkan, tapi dibiarkan bertindak dan menjadi pemeran dalam plot paling berdarah. Elite negara tidak muncul untuk menenangkan situasi dan menjembatani konflik, mereka malah diam dan terkesan membiarkan kejadian yang memakan korban sampai dua juta orang dan menjadi sejarah kelam yang bahkan tidak tidak selesai sampai hari ini.

Adegan lain yang membuat saya berharap bahwa politisi Indonesia belajar dari Kenshin adalah ketika ia memenangkan pertarungan dengan kelompok Sishio. Yahiko yang bisa dikatakan sebagai murid ideologi Kenshin bertanya padanya. Kita menangkan, jadi kita yang benar? Kenshin tidak lantas membenarkan jawaban itu dan berkata,

“Kalau kebenaran bisa ditentukan oleh siapa yang menang dalam pertarungan maka kita tidak ada bedanya dengan Sishio. Kebenaran hanya bisa dijawab oleh orang-orang yang hidup setelah kita.”

Jawaban ini mungkin akan sangat berbeda ketika disampaikan oleh para penyambung lidah istana. Bagi mereka-mereka yang berada di kekuasaan mereka selalu benar dan rakyat tidak tahu apa-apa. Karena keyakinan bahwa mereka lebih tahu tentang kebutuhan rakyatnya ketimbang rakyatnya itu sendiri maka muncullah undang-undang yang seolah-olah menelanjangi kelas pekerja seperti Omnibus Law. Muncul juga RUU Ketahanan Keluarga yang tidak hanya membuat ranjang rakyat jadi mainan tapi juga membuat mimpi buruh upah UMK meniqa ambyar. Ah seandainya para elite negeri ini adalah Kenshin Himura, alangkah indah dan damai negeri ini.

BACA JUGA AZ Omnibus Law: Panduan Memahami Omnibus Law Secara Sederhana atau tulisan Aliurridha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2021 oleh

Tags: elite politikKenshin Himuraomnibus law
Aliurridha

Aliurridha

Pekerja teks komersial yang sedang berusaha menjadi buruh kebudayaan

ArtikelTerkait

demonstrasi tolak omnibus law uu cipta kerja garut pt chang shan reksa jaya alasan buruh ikut aksi mojok.co

Bertanya Langsung Alasan Buruh Garut Ikut Demo Omnibus Law Cipta Kerja 

9 Oktober 2020
Kenaikan Upah Bukan Kiamat: 3 Kekeliruan tentang Kenaikan Upah yang Harus Diluruskan permenaker

Permenaker, Kenaikan Upah, dan Kebijakan yang Bikin Bingung

25 November 2022
Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd terminal mojok.co

Ada Demo Tolak Omnibus Law, Semua Televisi Malah Diblok Acara Ruangguru

17 Juli 2020
Tan Malaka Bakal Misuh Jancuk Kalau Baca Draf Omnibus Law

Tan Malaka Bakal Misuh Jancuk kalau Baca Draf Omnibus Law

13 Maret 2020
Solusi Untuk Mengakhiri Penolakan Omnibus Law yang Bisa Digunakan BuzzeRp

Solusi Untuk Mengakhiri Penolakan Omnibus Law yang Bisa Digunakan BuzzeRp

10 Maret 2020
Bersama Ardhito Pramono Gagalkan Omnibus Law

Bersama Ardhito Pramono Gagalkan Omnibus Law

11 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

30 Desember 2025
Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak Mojok.co

Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak

30 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.