Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Saya Resah pada Coffee Shop yang Ngasih Cup Plastik Saat Dine In

Farahiah Almas Madarina oleh Farahiah Almas Madarina
26 November 2021
A A
Saya Resah pada Coffee Shop yang Ngasih Cup Plastik Saat Dine In terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seorang penikmat kopi yang sering mengunjungi berbagai coffee shop, saya sangat menyayangkan penggunaan gelas plastik sekali pakai ketika dine in. Meskipun saya bukanlah seorang aktivis lingkungan yang ke mana-mana selalu sedia botol minuman, tapi tetap saja saya dihinggapi rasa bersalah tiap kali minum kopi dengan cup plastik. Terutama ketika kopi itu saya minum di tempat secara langsung.

Belum lagi ketika saya memesan makanan, ternyata lagi-lagi yang datang bukan makanan di atas piring. Namun, justru makanan dengan kemasan paper box (yang tentu saja di luarnya mengandung lapisan plastik) lengkap beserta sendok dan garpu plastiknya. Saya tidak tahu apa alasan mereka tetap menggunakan kemasan-kemasan plastik bagi pengunjung yang ingin dine in. Apakah supaya cepat dan praktis? Atau karena malas mencuci?

Kedai-kedai kopi kekinian ini, pada akhirnya berkontribusi menyumbang banyak sampah plastik tiap kali pengunjung datang. Bila di tiap sudut kota ada coffee shop dengan ratusan pembeli yang datang setiap harinya, sudah ada berapa banyak cup plastik yang mereka keluarkan? Padahal, kalau saja mereka mau sedikit lebih bijak dengan menggunakan gelas kaca atau keramik untuk pengunjung yang minum di tempat, saya yakin kebiasaan itu akan berdampak lebih baik terhadap lingkungan.

Sama seperti sampah-sampah plastik lainnya, cup dan sedotan plastik dari coffee shop ini juga sulit terurai. Masih ingat akan video viral pada 2015 yang menayangkan seekor penyu kesakitan karena sedotan plastik yang menyangkut di hidungnya berusaha dikeluarkan? Iya, sampah-sampah plastik yang dibuang oleh manusia itu pada akhirnya banyak yang berakhir di laut dan termakan oleh berbagai hewan di sana.

Kasus lainnya, pada 2018 ditemukan seekor paus terdampar mati di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan 115 gelas plastik di dalamnya. Tidak hanya itu, masih ada sampah-sampah plastik lain yang juga ikut tertelan, seperti kantong plastik, botol plastik, bahkan sandal jepit. Sudah ada banyak contoh kasus kematian hewan laut akibat produksi sampah-sampah plastik. Semakin menyedihkan, Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di Asia Tenggara.

Sudah tentu kebanyakan sampah yang “nyasar” di laut, sungai, maupun perairan-perairan ini berasal dari darat. BPS sendiri mengungkapkan data sampah plastik di Indonesia telah mencapai 64 juta ton per tahun dan 3,2 jutanya terbuang ke laut. Di antara sekian juta sampah plastik tersebut, tidak semuanya bisa terolah dan terdaur ulang dengan baik. Banyak sampah yang tercampur jadi satu, baik sampah organik, anorganik, padat, cair, dan sebagainya.

Saya hampir tidak pernah melihat coffee shop yang menyediakan tempat sampah terpisah (minimal organik dan anorganik), sehingga cukup menunjukkan betapa kurangnya perhatian mereka akan pengolahan sampah-sampah plastik ini. Para pemilik coffee shop hanya mengandalkan truk pengangkut sampah, tanpa benar-benar peduli seberapa tinggi tumpukan sampah gelas plastik yang mereka produksi tiap harinya.

Tidak bisa dimungkiri, kebanyakan pemilik usaha menggunakan logika berbisnis yang terfokus pada keuntungan, tapi tidak ramah lingkungan. Mereka sibuk memperbanyak cabang, tanpa memikirkan dampak jangka panjang dari produksi cup-cup plastik beserta sedotan sekali pakai itu.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram 

Padahal ada segelintir coffee shop yang berhasil menerapkan kebiasaan zero waste bagi para pengunjungnya. Contohnya saja Ruang Jaka. Sebuah coffee shop yang ada di Yogyakarta itu selalu menggunakan piring dan gelas kaca bagi pengunjungnya yang makan di tempat. Sedotan yang digunakan pun juga sedotan stainless steel, sehingga bisa digunakan berkali-kali. Atau Eonia, sebuah eatery di Klaten yang juga menyediakan sedotan bambu bagi pengunjungnya, bahkan menggunakan telobag (bioplastik/kantong nabati) sebagai ganti tas plastik untuk take away.

Memang, persoalan sampah plastik ini tidak bisa dilimpahkan sepenuhnya pada owner coffee shop. Para pembeli kopi—termasuk saya—juga memiliki andil besar dalam melimpahnya cup-cup plastik di tempat pembuangan. Namun, apabila para pemilik usaha bersepakat untuk menekan produksi limbah plastik ini, saya rasa lama-kelamaan pembeli akan mengikuti. Yah, setidaknya berkontribusi untuk membiasakan hal-hal kecil yang baik tidak akan membuat bangkrut. Toh, saya kira pengunjung juga tidak akan keberatan kalau harus makan dan minum di tempat menggunakan piring dan gelas kaca.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 November 2021 oleh

Tags: Coffee Shopgelas plastiknongkrong
Farahiah Almas Madarina

Farahiah Almas Madarina

Pendiam, tapi riuh dalam tulisan.

ArtikelTerkait

es kopi susu

Dear Es Kopi Susu: Kamu Enak Sih, Tapi …

16 Juli 2019
pemuda suburban nongkrong di gang mojok

Melawan Stigma Negatif Pemuda Suburban Nongkrong doang Depan Gang

17 Januari 2021
4 Aturan Tidak Tertulis Saat Nongkrong di Kafe Mojok.co

Aturan Tidak Tertulis Saat Nongkrong di Kafe

19 November 2024
7 Dosa Coffee Shop yang Sebaiknya Dihentikan Terminal Mojok

7 Dosa Coffee Shop yang Sebaiknya Dihentikan

17 Juli 2022
Dilema Barista Perempuan yang Berakhir Jadi Pemanis Mata terminal mojok.co

Dilema Barista Perempuan yang Berakhir Jadi Pemanis Mata

27 November 2020
Andai Pekalongan Punya Banyak Tempat Nongkrong Seperti Jogja tongkrongan

Andai Pekalongan Punya Banyak Tempat Nongkrong Seperti Jogja

21 November 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.