Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Nggak Tahu Enaknya Nasi Blue Band, tapi Nasi Jelantah dan Garam Juga Enak

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
17 Februari 2021
A A
Saya Nggak Tau Seenak Apa Nasi Blue Band, tapi Nasi Jelantah dan Garam Juga Enak mojok.co

Saya Nggak Tau Seenak Apa Nasi Blue Band, tapi Nasi Jelantah dan Garam Juga Enak mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah mantap menikmati sarapan di sebuah warung dengan spanduk berbagai merk rokok, saya iseng bertanya pada seorang teman sambil menikmati sak ler Surya ketengan, “Eh, Lur, pernah makan nasi Blue Band nggak, sih?” Tak lain tak bukan pertanyaan itu datang selepas membaca tulisan Mas Seto yang sering random itu. Hehe, maaf ya, Mas.

“Pernah, lah. Enak cuk!” jawab teman saya. Mengamini tulisan Mas Seto, ternyata benar adanya nasi Blue Band itu enak. Saya yang tidak memiliki kenangan spesial dengan nasi Blue Band, lantas mbatin “Seenak apa,sih? Olahan hina ini?”

Dengan gaya story telling ala stand up comedian, teman saya menceritakan persis dengan yang Mas Seto tulis. Saya terhibur walau teman saya mendongeng tanpa punchline, tanpa rules of three, dan tanpa callback. Menariknya cerita teman saya dan Mas Seto di tulisannya juga sama persis dengan cerita saya, bedanya yang saya nikmati bukan nasi Blue Band, tapi nasi jelantah dan garam.

Lantas saya bertanya lagi, “Kalau nasi jelantah, pernah makan, Nggak? Enak, kan?” Saya yakin betul teman saya bakal mengamini pertanyaan saya. Yang terjadi malah sebaliknya, sekonyong-konyong teman saya bilang, “Jijik banget, anjir.”

Saya nggak related blas dengan olahan nasi Blue Band sekalipun identik dengan “generasi 90-an”. Padahal teman saya ini lahir di tahun 2000 dan juga besar di era poster Avril Lavigne populer di dinding-dinding kamar remaja kala itu. Saya malah lebih tua, sekalipun saya lahir mepet di akhir dekade 90-an, di masa Britpop bertransisi menjadi Post-Britpop. Yang menjadi pembeda paling kentara adalah, saya lahir dan besar di daerah, dan teman saya ini lahir dan besar sebagai anak urban. Saya pikir garis waktu tak lebih memisahkan daripada batas daerah dan urban.

Batas daerah dan urbanlah yang membedakan cerita saya dan cerita teman saya serta tulisan Mas Seto. Saya jadi teringat kembali bahwa dulu, Blue Band, margarin, dan mentega lainnya masih dianggap sebagai sembako asing di daerah saya. Warung-warung kelontong kala itu masih belum familier dengan sembako jenis ini. Segmen pasar daerah (utamanya daerah saya) mungkin juga tak butuh-butuh amat dengan mentega atau margarin. Lagian buat apa, sih? Pikir warga desa kala itu. Kalaupun di masa itu ada yang beli sembako jenis ini, paling-paling dianggap warga desa yang “mayak urban”. Bahkan sampai sekarang pun, tak semua warung kelontong menjual mentega dan margarin.

Maka populer lah olahan yang serupa, sama-sama berminyak, yaitu nasi jelantah plus garam, biar makin gurih. Kenapa harus minyak jelantah? Jelas karena minyak jelantah lebih mantap karena bekas dari beragam olahan gorengan seperti ayam, ikan, bawang, dan lain-lain. Hampir serupa pula dengan kopi yang rasanya dipengaruhi lingkungan sekitar dan menghasilkan aftertaste yang berbeda. Jelantah pun begitu, tambahan rasa tipis-tipis dipengaruhi dari bekas buat goreng apa.

Sebenarnya fungsi minyak jelantah sebagai olahan sederhana ini mirip dengan fungsi minyak ayam bawang di menu mi ayam. Sadar dan tidak sadarnya saja yang membedakan. Minyak ayam bawang di ayam dibuat secara sadar kalau prosesnya nanti digunakan sebagai tuangan mi ayam, sedangkan minyak jelantah dibuat secara tidak disengaja yang pilihan utamanya dibuang kalau sudah terlalu gosong. Sebagai kembaran minyak ayam bawang, sebuah bonus, jika menuangkan jelantah sekalian mendapatkan sisa-sisa bawang goreng. Fix, edun parah, Jon!

Baca Juga:

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sama juga dengan olahan nasi Blue Band yang awalnya hanya alternatif di kala tidak ada olahan yang layak dimakan dengan nasi, nasi jelantah dan garam pun begitu. Awalnya alternatif, eh, lama-lama kok jadi menu andalan. Saya dulu juga sering sengaja meminta nasi jelantah plus garam sebagai menu makan kepada ibu saya, lebih lagi  kalau sedang di rumah nenek, entah kenapa jelantahnya terasa lebih nikmat.

Kalau soal sehat, ya, jangan ditanya, namanya juga minyak, bekas lagi. Tapi ya, sudahlah, toh beberapa orang malah mengamini teori kalau makanan enak itu harus nggak sehat dan dibuat dengan cara yang tidak higienis. Ah, healthy food sucks!

BACA JUGA Bukan Indomie, Justru Kerupuk Penyelamat Hari-Hari Melarat Kita dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Februari 2021 oleh

Tags: Kulinermasakan indonesianostalgia
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

Di Madura, Lebih Mudah Menemukan Jalan Rusak Ketimbang Penjual Sate Madura terminal mojok.co

Di Madura, Lebih Mudah Menemukan Jalan Rusak ketimbang Penjual Sate Madura

15 Desember 2020
Balasan untuk Tulisan tentang Seblak sebagai Makanan yang Paling Aneh terminal mojok.co

Balasan untuk Tulisan tentang Seblak sebagai Makanan yang Paling Aneh

21 November 2020
nasi uduk betawi

Nasi Uduk: Kuliner Identitas Budaya Betawi dan Penyelamat Kelas Pekerja

25 Oktober 2021
5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung Mojok.co

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

25 November 2025
Patrick Star adalah Korban Dibandingkan sama Anak Tetangga dalam Perspektif Taoisme terminal mojok.co

Belajar dari Patrick Walaupun Pengangguran Tapi Banyak Akal

13 Juli 2019
era kaset

Era Kaset: Era Dengan Pengalaman Terbaik Musisi dan Pendengarnya

29 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.