Sebelum merasani tukang sales minyak wangi, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa minyak wangi yang saya maksud di sini adalah yang tanpa alkohol. Ia paling sering ditemui di sekitar pemakaman wali, tapi juga dapat ditemui di pinggiran jalan.
Jadi, minyak wangi yang saya maksud bukan yang ada di Indomaret dan Alfamart. Pasalnya, minyak wangi di minimarket selain mengandung alkohol, ia juga memiliki sales tetap yang nggak begitu barbar menurut saya.
Di sini saya sedikit terheran-heran dengan perilaku barbar dan getolnya para sales minyak wangi yang nggak pandang bulu dalam menjajakan produknya. Mereka losss polll nggak pakek ngerem, atau mungkin remnya blong ketika menawarkan minyak wanginya. Segala toko, segala tempat usaha dihampirinya.
Jika dibandingkan dengan sales produk lain, sales minyak wangi merupakan sales yang patut diberi nominasi sebagai sales paling getol dalam sejarah per-sales-an.
Sales produk lain yang nggak menjajakan minyak wangi tentunya akan mendatangi toko atau pelaku usaha yang sesuai dengan produk yang dijualnya. Jika sales ATK, mereka akan menjajakan ke jasa fotokopi dan ATK. Jika sales mi instan, mereka akan menjajakan produknya ke toko sembako. Jadi, kebanyakan sales bakal menjajakan produknya sesuai koridor kaedah yang berlaku di dalam dunia persalesan.
Namun, itu nggak berlaku bagi komplotan sales minyak wangi. Mereka ini bakal menjajakan produknya ke dalam setiap lini pelaku usaha. Sepanjang yang dilihat oleh matanya, maka di situlah ia berada.
Salah satu target sales minyak wangi adalah toko sembako di sekitar rumah saya. Entah relevansinya apa penjual sembako dengan produk untuk bikin kita wangi ini, hingga si sales berani menjajakan produknya. Bahkan nggak satu dua toko, rentetan toko di daerah rumah saya telah sukses dijajah oleh mereka. Target penjualan mereka termasuk toko fotokopi dan konter yang saya jaga. Coba bayangin, sekelas toko fotokopi dan konter masuk menjadi target mereka. Lantas relevansinya apa?
Bahkan nggak hanya itu, pernah ketika saya ke tempat tukang foto mengantarkan adik saya, di tempat tukang foto tersebut saya melihat produk dari minyak yang sama dengan yang ada di toko saya dan toko sembako di daerah saya. Waduh, sungguh getol sekali sales ini. Segala jenis toko dihampiri untuk jadi pasar dari produknya.
Namun jika dipikir-pikir lagi lebih mendalam, kegetolan sales minyak wangi ini justru menunjukkan kepiawaiannya dalam berniaga. Apalagi jika dibandingkan dengan penjual minyak wangi di toko khusus yang memang hanya jual minyak tersebut. Meskipun toko khusus tersebut menawarkan kelengkapan jenis dari produk ini, sementara si sales hanya menyediakan beberapa jenis aroma yang populer.
Justru menurut saya, hasil penjualan minyak wangi ala mereka lebih menjanjikan. Pasalnya, ia nggak perlu modal membuka toko untuk berniaga. Hanya dengan rumah milik mereka sendiri sebagai tempat meracik, maka itu sudah cukup. Ia hanya bermodal kendaraan dan perilaku getolnya untuk menjajakan produknya ke setiap pelaku usaha di pinggir jalan.
Secara nggak langsung, ia telah memiliki banyak cabang tanpa mengeluarkan uang sepeser pun untuk membuka cabang tersebut. Ditambah, pelaku usaha yang ditumpangi juga nggak merasa rugi, bahkan untung jika ada yang membeli minyak wanginya. Bukankah itu strategi pemasaran yang sangat cerdas?
Perilaku sangat getol sales minyak wangi yang menjajakan produknya ke segala pelaku usaha tersebut justru memberi potensi laku yang lebih banyak pula. Ketika ada pembeli berbelanja ke suatu toko, tentunya ia akan melirik minyak wangi tersebut. Bahkan bisa saja ujuk-ujuk membelinya dikarenakan keinginan di pandangan pertama. Padahal, sebelumnya nggak ada niatan sama sekali untuk membeli.
Namun, perilaku getol sales yang menjajakan produk ke segala lini pelaku usaha ini apakah perilaku zalim? Dalam artian nggak menempatkan sesuatu pada tempatnya? Untuk jawabannya silahkan ditanyakan pada ustaz atau kiai kalian masing-masing. Pasalnya saya nggak berprofesi keduanya.
Yang pasti di sini saya mengacungi jempol atas kegetolan para komplotan sales minyak wangi yang menjajakan produknya dengan nggak pandang bulu. Sebab, jika dilihat dari kacamata pengusaha, justru perilaku tersebut merupakan strategi bisnis cerdas yang dapat mendatangkan cuan lebih banyak.
BACA JUGA Membandingkan 7 Merek Minyak Angin Roll On yang Ada di Pasaran, Mana Jagoanmu? atau tulisan-tulisan Mohammad Maulana Iqbal lainnya.