Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Rumah di Desa, Terpencil, dan Jauh dari Tetangga Memang Menyiksa

Rakhma Fauzia oleh Rakhma Fauzia
21 Juli 2022
A A
Rumah di Desa dan Jauh dari Tetangga Memang Menyiksa. (Unsplash.com)

Rumah di Desa dan Jauh dari Tetangga Memang Menyiksa. (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Rumah, saya rasa adalah kebutuhan paling krusial dalam hidup. Boleh rumah sendiri, numpang sama orang tua, apartemen, apa saja bentuknya. Punya rumah, setidaknya, memberi rasa aman tersendiri. Namun, terkadang, ada juga sengsara dari sebuah rumah di desa, terpencil, dan jauh dari tetangga.

Jangan salah, saya tetap bersyukur karena ada atap tempat kami berlindung. Yah, meskipun ini rumah orang tua. Belum bisa punya rumah sendiri. Oleh sebab itu, saya tidak pernah punya masalah, apakah mau punya rumah di desa atau kelak di tengah kota.

Keluarga saya sendiri sudah menempati rumah di desa sejak lama sekali. Situasinya begini: rumah tetangga itu cukup jauh dari rumah kami. Mungkin lebih dari 500 meter jarak rumah kami dengan tetangga. Saya belum pernah mengukurnya. 

Terpencil, membuat kami terkadang merasa “sendirian”. Ada sisi suka dari kondisi tersebut, dan tentu saja ada dukanya. Nah, izinkan saya menceritakannya secara singkat.

#1 Kurang hubungan sosial

Rumah di desa dan terpencil membuat hubungan sosial keluarga kami dengan tetangga menjadi tidak terlalu hangat. Mungkin, sudah ada warga desa yang menganggap kami sombong atau anti-sosial. Padahal ya nggak gitu juga.

Cuma, lantaran posisi rumah kami terpencil, kami jadi jarang bisa mengobrol lama dengan penduduk. Paling cuma papasan di jalan, lalu basa-basi sekejap. Terkadang, meski satu desa, ketika papasan, kami cuma saling lempar senyum saja.

Hubungan sosial yang tidak terlalu hangat terasa di tengah kumpulan warga. Sebagai warga yang berusaha untuk bisa akrab, keluarga kami hampir selalu memenuhi undangan kumpulan. Tapi ya itu. Rasanya jadi canggung karena tidak terlalu akrab. Kadang sulit masuk ke obrolan warga yang rumah saling berdekatan bahkan ada yang saling menempel.

#2 Kurang informasi

Seiring hubungan sosial yang kurang hangat, kami jadi merasa kurang mendapat asupan informasi penting. Misalnya, posisi rumah di desa yang terpencil membuat kami sering melewatkan kabar orang meninggal, kerja bakti, kumpulan warga, dan acara-acara penting lainnya. 

Baca Juga:

4 Hal yang Bikin Orang Kota seperti Saya Kagok Hidup di Desa

Hidup di Desa Nggak Seindah Bayangan, Banyak Iuran yang Harus Dibayarkan kalau Nggak Mau Jadi Bahan Omongan

#3 Kurang silaturahmi

Poin ini adalah penegasan dari poin nomor 1 di atas. Keluarga kami jadi merasa silaturahmi itu tidak terlalu kuat. Selain itu, kebetulan, keluarga kami memang “orang rumahan”. Sangat jarang keluar kalau tidak ada yang penting.

Oleh sebab itu, kami jadi merasa kurang enak dengan tetangga. Mau bagaimana lagi? Tapi tenang, kami sudah berusaha untuk lebih berkumpul dengan tetangga. Paling nggak ketika ada ronda, ada orang rumah yang turut serta. Setidaknya, ini usaha kami untuk nggak selalu jadi bahan omongan tetangga.

 #4 Lebih damai

Punya rumah di desa dan kebetulan jauh dari tetangga tentu ada sukanya. Salah satunya adalah hidup jadi lebih damai.

Maksudnya begini. Jadi, anggapan punya rumah di desa itu enak, damai, dan serba dilakukan bersama-sama itu nggak sepenuhnya benar. Hidup di desa, ya sama seperti hidup di mana saja, harus kuat menghadapi omongan tetangga. Bahkan, di derajat tertentu, omongan tetangga desa lebih terasa pedih.

Posisi rumah terpencil memberi sedikit keuntungan. Kami jadi hampir tidak pernah mendengar obrolan pedas para tetangga. Meskipun kami sadar, bisa jadi, keluarga kami yang sedang jadi objek obrolan. Namun, selagi tidak mendengar omongan negatif mereka, bukankah hidup jadi lebih damai?

#5 Terbiasa sendiri

Punya rumah di desa yang terpisah jauh dengan tetangga membuat kami harus bisa mengerjakan segala sesuatu sendirian. Tentu ini baik untuk sifat pribadi. Namun, kurang baik untuk kehidupan sosial. Kami lebih akrab memanggil jasa ketimbang minta tolong sama tetangga.

Misalnya ketika ada pohon besar yang tumbang. Para warga akan tolong-menolong. Memotong ranting dan batang untuk dibersihkan. Kami? Kami ya panggil jasa karena terkadang muncul rasa “nggak enakan” merepotkan orang lain. Kadang saya berpikir betapa enaknya kalau rumah jadi ramai karena aktivitas bersama warga desa lainnya.

Yah, itulah suka dan duka punya rumah di desa dan kebetulan berjauhan dengan rumah warga. Kok ternyata lebih banyak dukanya, ya. Ya memang begitu, kadang menyiksa, kadang memberikan rasa tenteram dan damai.

Penulis: Rakhma Fauzia

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Alasan Masyarakat Desa Nggak Bangun Pagar Rumah Meskipun Sering Kemalingan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Juli 2022 oleh

Tags: Desaomongan tetanggarumah di desarumah orang tua
Rakhma Fauzia

Rakhma Fauzia

Belajar bersyukur.

ArtikelTerkait

rumah daerah persawahan

Ingin Punya Rumah di Daerah Persawahan? Pikir-pikir Lagi

29 Oktober 2021
5 Hal yang Bikin Saya Nggak Betah Tinggal di Desa

5 Hal yang Bikin Saya Nggak Betah Tinggal di Desa

9 Februari 2023
Motor NMAX dan PCX Memang Nggak Cocok untuk Orang Desa, Mau Ngapain di Jalan Sekecil Itu?

Motor NMAX dan PCX Memang Nggak Cocok untuk Orang Desa, Mau Ngapain di Jalan Sekecil Itu?

13 Januari 2024
Telagamurni, Desa Terbaik di Kabupaten Bekasi

Telagamurni, Desa Terbaik di Kabupaten Bekasi

7 Januari 2024
Desa Bebas Polusi Itu Hoaks: Perkara Sampah, Desa dan Kota Sama-sama Pemula

Desa Bebas Polusi Itu Hoaks: Perkara Sampah, Desa dan Kota Sama-sama Pemula

15 Februari 2024
5 Drama Korea yang Bikin Orang Kota Pengin Hidup di Desa Mojok.co

5 Drama Korea yang Bikin Orang Kota Pengin Hidup di Desa

4 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.