Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Orang Paling Kaya di Desa Saya Adalah yang Paling Tidak Banyak Gaya

Firdaus Al Faqi oleh Firdaus Al Faqi
25 Maret 2020
A A
pepatah lama, Orang Paling Kaya di Desa Saya Adalah yang Paling Tidak Banyak Gaya
Share on FacebookShare on Twitter

Bicara ukuran kekayaan, kebanyakan dari kita sering melihat hal-hal yang tampak pada di permukaan. Segala perangkat yang tampak seperti pakaian branded, kendaraan mewah, smartphone model terbaru, dan seterusnya, biasanya dijadikan tolok ukur utama agar seseorang dikatakan kaya. Hasilnya, terjadi banyak miss-persepsi terhadap kondisi sebenarnya.

Fenomena paling banyak dan sering saya lihat adalah ketika seluruh yang ditampakkan tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kasarnya, banyak yang macak kaya padahal keadaan ekonominya standar dan sangat biasa-biasa saja. Kondisi seperti inilah yang menurut saya paling banyak mengisi panggung pentas kehidupan di era ini. Banyak yang berlomba-lomba memperbaiki hal yang tampak saja. Pokoknya agar terlihat kaya.

Hal ini berbeda dengan yang terjadi di kota kelahiran saya, Situbondo. Saya lahir di suatu desa yang sangat biasa-biasa saja. Beberapa—termasuk saya—biasa melakukan penipuan publik. Dengan macak kaya untuk menipu khalayak agar timbul anggapan benar-benar kaya. Kegiatan yang cukup memalukan ini, suatu waktu mendapat kritik halus dari beberapa orang tua yang telah cukup lama mengalami manis pahit kehidupan.

Mereka sering bercerita, dulu ketika zaman pertanian masih jaya ada seseorang yang memiliki sawah berhektar-hektar. Orang tersebut walaupun sudah kaya masih sering berkumpul di warung untuk ngopi bersama dengan buruh yang mengurus sawahnya serta orang-orang biasa yang kebetulan berada di tempat yang sama. Paling mencolok yang bisa dilihat dari orang tersebut adalah penampilannya.

Orang kaya itu hanya menggunakan songkok nasional yang warnanya telah kemerah-merahan. Ini menandakan bahwa songkok tersebut sudah berumur dan seharusnya sudah diganti. Baju yang biasa dipakai hanyalah baju koko dan kaos putih polos yang warnanya sudah mulai menguning. Seperti padi, menandakan bahwa baju tersebut sudah mulai tua dan wajib dicarikan penggantinya. Sarung yang dipakai hanya sarung kotak-kotak, kami di sini menyebutnya sarung palekat. Jika tahu, sarung itu sama dengan persenan hari raya dari kantor. Pokoknya sarung murah.

Walaupun penampilannya begitu, semua kenal bahwa dia memiliki kekayaan yang jika dibagi mungkin tidak habis tujuh turunan. Ia hidup dengan sangat biasa-biasa saja dan sangat sederhana tinimbang penampilan orang yang kekayaannya pada level tanggung. Paling bisa dilihat selain kesederhanaannya adalah kedermawanan orang tersebut. Dia biasa mentraktir orang-orang yang sedang berada di warung. Kopi, gorengan, dan nasi bungkus yang dihabiskan, seluruhnya dibayari olehnya. Selain itu, katanya, orang tersebut tidak pernah sedikitpun menyombongkan dan mempromosikan diri agar dikenal sebagai orang kaya.

Mungkin orang kaya tersebut mengerti, bagaimana caranya agar tetap bisa bergaul dengan masyarakat yang kondisi ekonominya di bawah standar. Agar ia tetap bisa membaur dengan rakyat biasa. Ada juga yang menceritakan bahwa makannya sama dengan lauk pauk yang biasa dikonsumsi masyarakat di kalangan bawah. Sudah kaya, bijak pula.

Entah kenapa bisa sangat berbeda dengan kondisi yang kita alami saat ini. Orang tersebut tidak mementingkan keagungan dirinya. Tidak terlalu menampilkan apa yang bagi orang saat ini harus ditampilkan. Mau macak kaya, sih, sebenarnya tidak apa-apa. Asal tempatnya tepat. Misalnya di acara fashion show, kegiatan formal tertentu, dan beberapa acara yang mungkin memiliki dresscode agar bisa menyesuaikan.

Kalau hanya nongkrong dan pergi ke acara yang tidak terlalu penting, sudahlah pakai yang biasa-biasa saja. Keinginan agar tampak kaya ujung-ujungnya bakal menyusahkan. Apa nggak capek ya kalau setiap waktu harus selalu mengikuti tren? Apalagi bagi yang masih belum memiliki pendapatan sendiri. Mending dibuat bangun usaha kecil-kecilan, investasi, atau sedekah gitu? Setidaknya, kelebihan uangmu bisa jadi lebih bermakna.

Mungkin ini juga yang terjadi terhadap banyak bidang. Orang-orang yang sebenarnya pintar, lebih banyak diam daripada yang macak pintar. Orang yang level beragamanya wis dhuwur bin jeru adalah orang yang sering tampil dengan sangat biasa-biasa saja. Dan, orang yang mungkin punya banyak gebetan adalah orang yang sering mengaku jomblo paling lama dibanding teman-temannya. Dah, ah.

BACA JUGA Orang Kaya Sibuk Panic Buying, Orang Miskin Cuma Bisa Nontonin atau tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Maret 2020 oleh

Tags: Desaorang kaya
Firdaus Al Faqi

Firdaus Al Faqi

Sejak lahir belum pernah pacaran~

ArtikelTerkait

7 Penderitaan Sarjana ketika Memutuskan Menetap di Desa (Unsplash)

7 Penderitaan yang Dirasakan Sarjana ketika Memutuskan Tinggal di Desa

25 November 2023
Bagi-bagi Hampers Lebaran Bukan Budaya Kami Orang Desa. Budaya Kami Adalah Munjung mojok.co

Bagi-bagi Hampers Lebaran Bukan Budaya Kami. Budaya Kami Adalah Bagi-bagi Munjung

11 April 2024
orang desa, anak kuliahan

Bagi Saya, Masyarakat Desa Adalah Potret Indonesia yang Sebenarnya

16 Mei 2020
3 Keunggulan Sekolah di Desa yang Jarang Disadari Orang

3 Keunggulan Sekolah di Desa yang Jarang Disadari Orang

25 Mei 2025
5 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru di Desa terminal mojok

5 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru di Desa

17 Desember 2021
Patrick Star dalam SpongeBob SquarePants Sebenarnya Orang Kaya yang Pura-pura Bodoh demi Bisa Bahagia

Patrick Star dalam SpongeBob SquarePants Sebenarnya Orang Kaya yang Pura-pura Bodoh demi Bisa Bahagia

1 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Randegan, Kampung di Sidoarjo yang Menganggap Berjualan Nasi itu Tabu

Randegan, Kampung di Sidoarjo yang Anggap Jualan Nasi Itu Tabu

Mengenal Karakter Calon Pembeli Perhiasan di Toko Emas

Mengenal Karakter Calon Pembeli Perhiasan di Toko Emas

Tukang Sayur di Tengah Keterasingan dan Ketakutan Virus Corona

Tukang Sayur di Tengah Keterasingan dan Ketakutan Virus Corona

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Tempat Makan Enak di Purwokerto Berdasar Lidah Warga Lokal, Wisatawan Wajib Mencicipinya Mojok.co

5 Rekomendasi Tempat Makan Enak di Purwokerto Berdasar Lidah Warga Lokal, Wisatawan Wajib Mencicipinya

21 Juni 2025
Ormek Adalah Kumpulan Mahasiswa Gila Hormat yang Sebaiknya Diwaspadai Mojok.co

Ormek Lebih Cocok Disebut Kumpulan Mahasiswa Haus Pujian daripada Organisasi Mahasiswa

18 Juni 2025
Alumni Kampus Suka Ikut Campur dan Sok Ngatur, Ospek dan Pemira Jadi Hancur dan Ngawur

Alumni Kampus Suka Ikut Campur dan Sok Ngatur, Ospek dan Pemira Jadi Hancur dan Ngawur

23 Juni 2025
Truk Kelebihan Muatan Memang Menyebalkan, dan Sayangnya Kita Dipaksa Memakluminya truk odol

Benang Kusut Truk ODOL: Kebiasaan Buruk yang Dinormalisasi Bertahun-tahun, Akhirnya Jadi Bumerang, dan Semua Jadi Korban

22 Juni 2025
Kuliah di Kampus Unggulan Belum Tentu Sukses, tapi UKT Terasa Nggak Sia-sia karena Fasilitasnya Layak Mojok.co

Kuliah di Kampus Unggulan Belum Tentu Sukses, tapi UKT Terasa Nggak Sia-sia karena Fasilitasnya Layak

20 Juni 2025
Jalan Kuwung: Jalan Paling Kalcer di Mojokerto, Pusatnya Anak Muda Gaul Mojok.co

Jalan Kuwung: Jalan Paling Kalcer di Mojokerto, Pusatnya Anak Muda Gaul

23 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Ironi dan Sunyi di Balik Pagar Samsat: Keresahan Satpam Samsat yang Tak Kuasa Mengubah Sistem
  • Olin, Predator Mungil Asal Kotabaru yang Siap Menjadi Marselino Baru di Masa Depan
  • SD Kanisius Duwet Juara MilkLife Soccer Challenge 2025: Berawal dari Anak-anak yang Takut Bola
  • MLSC Seri 3 Yogyakarta 2025: Lahirnya Bibit-bibit Emas Atlet Sepak Bola Putri dari Lapangan Tridadi
  • Wonosobo yang Dahulu Bukanlah yang Sekarang, Dahulu Jauh Lebih Nyaman
  • Didik Kulot: Hidup Tidak Harus Lurus yang Penting Jujur

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.