Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Punya Kamar Mandi yang Mumpuni Adalah Impian Saya Sejak Kecil

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
19 September 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Pada hakikatnya, hidup memang tak perlu muluk-muluk. Tapi, mengejar kemapanan itu juga nggak ada salahnya. Walau yang namanya mapan itu sendiri adalah relatif. Bagi saya versi kecil, hidup mapan tak perlu mobil tipe ini, gadget model itu, rumah yang begini, duit segitu. Standar kemapanan hidup yang saya percaya ada di kamar mandi.

Kamar mandi, sebuah ruang yang seharusnya diberi perhatian lebih. Di kampung saya, kamar mandi masih dianggap tak terlalu penting. Ruang tamu boleh saja gemerlap, tapi sering saya jumpai kamar mandinya masih seadanya. Bukan karena tidak mampu, tapi budayanya memang begitu. Hal yang tampak dulu yang diperindah, soal belakang tak terlalu penting. Ya, soal belakang karena kamar mandi posisinya biasa ada di belakang rumah.

Hidup di lingkungan yang tak terlalu memperhatikan kamar mandi, membuat saya yang masih kecil bercita-cita memiliki ruangan ini dengan keadaan baik. Tentu ini sebagai bentuk kemapanan hidup. Bukan yang gemerlap macam di rumah para sultan atau toilet para artis Hollywood yang berlapis emas. Yang penting, kondisinya lebih baik dari kamar mandi di kampung saya dan rumah saya sendiri.

Standar mapan yang pertama, lantai kamar mandinya keramik. Mungkin lantai kamar mandi keramik sudah dianggap biasa di kebanyakan rumah. Tapi, tidak di lingkungan saya. Kalau nggak tanah, ya, acian semen biasa. Tak jarang berlumpur dan penuh lumut, terutama di keran dan bagian sudut. Padahal kampung saya lumayan kota, nggak jauh dari pusat kota besar.

Begitu juga dengan prosesi pembuangan hajat. Lagi-lagi, sungai menjadi sarana pelampiasan kebiadaban mereka. Di samping sungai dipenuhi dengan kakus plung ala empang. Terkadang ada yang tandem sambil ngobrol dan ngerokok bersama. Memang terlihat syahdu, asal nggak nemu yang ngambang saja pas lagi mancing. Sungguh, itu siksaan yang tiada banding.

Yang kedua, bak penampung airnya bersih atau sekalian saja nggak usah ada. Sering saya temui bak yang penuh lumpur dan tanah di dasarnya. Alangkah lebih baik jika nggak usah pakai bak, langsung shower saja. Dengan begitu, kebersihannya bisa lebih terkontrol. Apalagi dengan hadirnya shower, kita bisa nangis di bawah shower ala film dan sinetron.

Ketiga, kalau bisa punya toilet yang terpisah. Boleh closet jongkok, duduk, ataupun kayang, bebas. Yang paling penting rapi dan bersih. Syukur kalau ada penyiram otomatis atau selang khusus untuk cebok. Tak lupa, sarana kebersihan semacam sabun dan pewangi harus disediakan. Nah, lokasi kontemplasi begini yang menurut saya aduhai nan permai. Saya bisa merenung tanpa mengkhawatirkan ada kaki seribu masuk ke toilet.

Bertambahnya usia dan berjalannya waktu, membuat saya bisa merasakan segala standar kemapanan kamar mandi itu. Mulai dari kamar mandi di hotel berbintang hingga resort-resort idaman banyak orang.

Begitu juga kamar mandi kontrakan, kos-kosan, hingga apartemen yang pernah saya tempati, semuanya sudah memiliki segala fitur kenyamanan yang saya idam-idamkan sejak kecil itu. Soal rumah, sayang saya belum punya sendiri, entah nanti kalau saya sudah umur 40.

Namun, bertahun hidup di lingkungan yang bermahzab kamar mandi seadanya dan yang penting ada airnya, rupa-rupanya membuat saya tak bisa menikmati segala kemewahan itu. Tubuh dan organ saya nggak bisa diajak hidup dengan segala kemewahan ala hotel berbintang. Seolah sel-sel tubuh saya nggak mau diajak hidup enak. Ada proton dan neutron bermuatan nrimo ing pandum yang sangat aktif bergerak.

Saat di kos atau hotel misalnya. Saya nggak pernah bisa tuntas saat harus boker. Kalau kata Charlie Van Houten, ada rasa yang tertinggal. Pokoknya, tak seenak dan setuntas saat boker di toilet rumah di kampung yang lantainya dari semen dan ngambil air cebokannya harus pakai gayung. Berkontemplasi di toilet yang mulus dan canggih itu, justru menenggelamkan ide dan imaji saya sendiri.

Begitu juga di hotel yang bagus fasilitasnya. Mandi dengan shower itu nggak bisa menuntaskan jiwa bersih-bersih saya. Bagi saya, asanya kurang puas, kurang los dol kalau mandi nggak pakai gayung. Mau sederas apa pun showernya, tetap tak sesegar mandi langsung dari gayung.

Pada akhirnya, saya tetap nggak bisa menikmati segala kemapanan hidup yang dulu menjadi impian masa kecil saya. Mungkin diri saya sudah telanjur menyesuaikan diri dengan lingkungan. Lantas, insting saya menganggap bahwa kamar mandi ala kampung saya sebagai ekosistem saya sebenarnya. Atau, bisa jadi karena saya memang belum punya mental jadi orang kaya raya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2021 oleh

Tags: cita-citaKamar Mandi
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

orang dewasa

Kenapa sih, Orang Dewasa Suka Sekali Menakut-nakuti Anak Kecil?

12 Agustus 2019
Enggak Apa-apa kalau Ketinggalan Pencapaian, Wong Nggak Lagi Balapan terminal mojok.co

Nggak Apa-apa kalau Ketinggalan Pencapaian, Wong Nggak Lagi Balapan

28 Agustus 2020
10 Ciri Kamar Mandi Ideal, Bikin Penggunanya Bahagia Terminal Mojok

10 Ciri Kamar Mandi Ideal, Bikin Penggunanya Bahagia

25 Oktober 2022
nutmeg Lionel Messi tarkam sepakbola anak-anak mojok.co

Gara-gara Lionel Messi, Saya Jadi Berhenti Merokok

4 September 2020
Dari Dulu Saya Ingin Sekali Bisa Kesurupan dan Itu Belum Tercapai Sampai Sekarang terminal mojok.co

Dari Dulu Saya Ingin Sekali Bisa Kesurupan dan Itu Belum Tercapai Sampai Sekarang

14 Maret 2021
kamar mandi

Wahai Umat Manusia, Perhatikan Kamar Mandi Milikmu!

16 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Penginapan Murah Dekat UGM, Bisa Jadi Pilihan bagi Keluarga Mahasiswa yang Datang ke Jogja

3 Rekomendasi Penginapan Murah Dekat UGM, Bisa Jadi Pilihan bagi Keluarga Mahasiswa yang Datang ke Jogja

9 Juli 2025
UIN Jakarta, Kampus Islam yang Hobi Melahirkan Orang Terkenal. Kampus Lain Mana Bisa?

UIN, Kampus yang Tetap Dianggap “Surga” oleh Masyarakat, sekalipun Mahasiswanya Tidak Islami Amat

7 Juli 2025
Jangan Menir: Kuliner Blora dengan Mitos Aneh yang Bikin Orang Nggak Jadi Makan walau Sudah Matang

Jangan Menir: Kuliner Blora dengan Mitos Aneh yang Bikin Orang Nggak Jadi Makan walau Sudah Matang

4 Juli 2025
Kebohongan WHV Australia yang Terlanjur Dipercaya Pencari Kerja Indonesia Mojok.co

Kebohongan WHV Australia yang Terlanjur Dipercaya Pencari Kerja Indonesia

7 Juli 2025
Dulu Sepelekan Kuliah, Kini Nangis Gaji di Bawah UMR (Unsplash)

Dulu Bilangnya Kuliah Cuma Formalitas, Sekarang Nangis Karena Gaji Masih di Bawah UMR Meski Sudah 5 Tahun Kerja

3 Juli 2025
Selamat Datang di Purwokerto, Kota Tanpa Ojol di Stasiun

Selamat Datang di Purwokerto, Kota Tanpa Ojol di Stasiun

6 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=ek8g_0FrLQM

DARI MOJOK

  • Smartfren Luncurkan “Sarah”: Asisten Virtual AI yang Siap Layani Pelanggan 24 Jam Setiap Hari, Bukan Sekadar Chatbot
  • Bahu-membahu Dampingi UMKM Jawa Tengah agar Tembus Pasar Internasional
  • Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia
  • Peliknya Program KKN Kebangsaan yang Dianggap Nggak Memberikan Solusi, Malah bikin Beban untuk Warga
  • Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik
  • Riset Kampus di Indonesia Cuma Jadi Sampah Ilmiah, Alarm Serius buat Binus hingga Unair yang Masuk Daftar Red Flag

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.