Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Proses Panjang Penerbitan Komik di Indonesia yang Jarang Diketahui Para Pencinta Manga

Intan Ekapratiwi oleh Intan Ekapratiwi
4 Mei 2021
A A
Proses Panjang Penerbitan Komik di Indonesia yang Jarang Diketahui Para Pencinta Manga terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seorang yang senang membaca komik sejak kecil, bekerja di penerbitan komik tentu jadi hal yang saya idam-idamkan. Saya sendiri mulai membaca komik sejak masih duduk di bangku SD kelas 4. Saya masih ingat dengan jelas komik pertama yang saya beli sekaligus saya koleksi hingga kini adalah komik Detektif Conan karya Aoyama Gosho. Tak disangka, nasib baik ternyata benar-benar membawa saya beberapa tahun silam menjadi karyawan di sebuah perusahaan penerbitan komik ternama di Indonesia. Posisinya jelas, editor komik.

Pekerjaan saya memang boleh kedengaran menyenangkan, namun kenyataan tak seindah bayangan, Mylov. Dulu, sebelum memutuskan untuk melamar kerja sebagai editor komik, saya pikir menjadi seorang editor adalah sebuah pekerjaan yang mudah. Apalagi hobi saya kan baca komik, tentu saja rasanya mungkin akan seperti mengerjakan hobi yang dibayar. Ndilalah, saya salah. Menjadi editor komik ternyata memiliki tantangan tersendiri dan nggak bisa dibilang gampang.

Kali ini saya nggak akan membahas lebih jauh perihal editor komik. Saya justru ingin membahas proses panjang di balik bagaimana sebuah komik—khususnya manga/manhwa—diterbitkan di Indonesia. Mungkin para pencinta manga nggak peduli dengan proses tersebut. Tahunya tinggal terima beres saja. Namun, izinkan saya berbagi proses ini agar sedikit membukakan mata kalian tentang betapa panjang dan berlikunya proses penerbitan ini. Jadi, alih-alih membaca komik bajakan, cobalah untuk menghargai karya asli si mangaka dan juga penerbit dengan membeli komik aslinya. Ehehehe~

Proses penerbitan dimulai dari memilih judul manga/manhwa. Pemilihan judul ini dilakukan oleh redaksi. Pihak penerbit asing biasanya juga mengirimkan katalog judul manga/manhwa yang bisa kita beli copyright-nya. Setelah mempertimbangkan beberapa faktor yang sekiranya dapat membuat komik pilihan laku keras di pasar Indonesia, manga/manhwa yang sudah dipilih tersebut akan dibuatkan invoice-nya untuk kemudian dibayarkan oleh pihak penerbit di Indonesia. Setelah proses pembayaran dilakukan, manga/manhwa pun dikirimkan ke Indonesia. Bentuknya bisa berupa digital atau hard copy. Kadang malah keduanya turut dikirimkan.

Setelah manga/manhwa dan digital copy sudah tiba di Indonesia, editor langsung mendistribusikan pada penerjemah. Jika manga ya diberikan pada orang yang bisa menerjemahkan bahasa Jepang, jika manhwa ya diberikan pada orang yang bisa menerjemahkan bahasa Korea. Penerjemah di perusahaan penerbitan tempat saya bekerja dulu sistemnya freelance. Jadi, biasanya akan ada seleksi untuk penerjemah dan yang lolos seleksi akan dihubungi tiap ada proyek atau manga/manhwa yang akan diterjemahkan. Seorang penerjemah biasanya diberi waktu sekitar 2 minggu untuk menerjemahkan satu volume komik.

Penerjemah yang telah selesai menerjemahkan manga/manhwa, mengirimkan hasil terjemahan kepada editor. Editor lalu bertugas mengedit hasil terjemahan. Biasanya editor menyesuaikan juga dengan kalimat asli dalam komik tersebut. Makanya penting bagi editor memiliki kemampuan bahasa sesuai komik yang ia edit. Misalnya, seorang editor manga ya wajib memiliki kemampuan berbahasa Jepang, dan sebaliknya, seorang editor manhwa ya harus mampu berbahasa Korea.

Setelah editor menyelesaikan editan naskah komik, naskah diberikan ke pihak percetakan. Pihak percetakan bertugas me-retouch, me-layout, memasukkan kalimat dalam balon percakapan, dan segala macam, deh. Begitu selesai proses di percetakan, naskah dikembalikan ke editor dalam bentuk proof 1.

Editor kembali mengecek naskah proof 1 tersebut. Apakah semua kalimat dalam balon percakapan sudah sesuai, apakah sound effect sudah sesuai, apakah halaman komik ada yang terbalik, apakah gambar sudah pas nggak ada yang terpotong, dan sebagainya. Intinya, editor menyesuaikan apakah sudah enak untuk dibaca atau belum.

Baca Juga:

5 Rekomendasi Manhwa Terbaik yang Nggak Boleh Dilewatkan

7 Drama Korea Terkenal yang Sebenarnya Adaptasi Dorama dan Manga Jepang

Oh ya, dalam proses editing, seorang editor juga bertugas untuk memastikan bahwa manga/manhwa tersebut layak dibaca sesuai usia. Karena segmen komik biasanya mulai dari usia anak SD, maka harus dipastikan isinya nggak ada gambar atau kalimat yang terlalu vulgar. Jika gambar yang ditampilkan kurang sesuai dengan budaya kita, editor biasanya akan meminta orang yang mendesain cover untuk me-retouch gambar. Gambar yang di-retouch biasanya akan dikirim ke Jepang/Korea untuk meminta persetujuan dari komikus. Ibarat kata minta izin gitu deh gambarnya dimodifikasi boleh atau nggak.

Setelah editor selesai mengedit dan memastikan bahwa manga/manhwa layak untuk dicetak, desainer cover pun membuat cover untuk dikirimkan ke pihak Jepang/Korea. Ribet, ya, Mylov. Ya memang gitu. Kalau sudah mendapat persetujuan dari pihak sana, hal selanjutnya yang harus diurus adalah nomor ISBN. Nomor ISBN ini biasanya diurus bagian sekretariat redaksi. Setelah nomor ISBN sudah dapat, barulah komik bisa naik cetak.

Butuh waktu sekitar dua bulan mulai dari proses penerjemahan, editing, hingga naik cetak. Jadi, misalnya untuk menerbitkan Detektif Conan volume 99 yang dijadwalkan terbit bulan Juli, maka sejak bulan Mei komik tersebut harus sudah diberikan ke penerjemahnya untuk diterjemahkan. Nah, kalau penerjemahnya telat ngasih terjemahan gimana? Ya jelas jadwal terbit bisa mundur. Belum lagi kalau ternyata dari pihak Jepang/Korea lama dalam memberi approval untuk desain cover atau approval untuk modifikasi gambar yang kita lakukan. Ah, sudahlah… Pasrah wae~

Intinya, proses sebuah manga/manhwa bisa sampai ada di toko buku dan kemudian dibeli lalu berada di tangan kalian semua tentu bukanlah proses yang singkat. Ada proses panjang dan berliku di baliknya. Ada banyak orang yang turut mengerjakan satu buah komik tersebut. Memang untuk masalah komik bajakan dan scanlation yang beredar di mana-mana terkesan dibiarkan gitu saja, tapi alangkah bijak jika sebagai pembaca kita menghargai jerih payah orang-orang yang sudah bekerja di balik satu buah komik yang telah terbit. Apalagi menghargai jerih payah mangaka yang sudah susah payah mengerjakan komiknya.

Saya tahu ada juga beberapa kumpulan fans manga/manhwa judul tertentu yang memang membaca scanlation dengan sengaja—lantaran penasaran, katanya—namun tetap memutuskan untuk membeli komik cetak setelah terbit. Hehehe. Yah, setidaknya dengan membeli komik asli kita turut mendukung mangaka untuk terus melanjutkan karyanya, kan? Jangan sampai hiatus atau berhenti terbit di tengah jalan, kan bikin sedih. Huhuhu.

BACA JUGA Ngomongin Scanlation Nggak Hanya Sekadar Legal atau Tidak, Kenyataannya Jauh Lebih Rumit dan tulisan Intan Ekapratiwi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Mei 2021 oleh

Tags: komikmangamanhwapenerbitan
Intan Ekapratiwi

Intan Ekapratiwi

Redaktur Terminal Mojok yang suka nonton drama Korea.

ArtikelTerkait

Manga atau Anime Shonen Adalah Escapisme Terbaik dari Dunia Semerawut Ini

Manga atau Anime Shonen Adalah Escapisme Terbaik dari Dunia Semrawut Ini

21 Juni 2021
4 Komik Seru di Webtoon yang Mengajarkan Kita untuk Menahan Diri dari Berbagai Godaan MOJOK.CO

4 Komik Seru di Webtoon yang Mengajarkan Kita untuk Menahan Diri dari Berbagai Godaan

22 Agustus 2020
eiichiro oda mengatakan one piece akan tamat 4-5 tahun lagi mojok.co

Eiichiro Oda Bilang One Piece Selesai Lima Tahun Lagi: Omong Kosong!

3 September 2020
Rental Komik: Tempat Menikmati Kultur Pop Jepang Tanpa Ada Stigma Negatif yang Menyertai Kutipan dalam Manga Haikyuu! Tidak Kalah Quotable dari Tweet Fiersa Besari

Kutipan dalam Manga Haikyuu! Tidak Kalah Quotable dari Tweet Fiersa Besari

11 Maret 2020
rasanya punya suami penggemar one piece harus keras mojok.co karakter one piece dalam kabinet indonesia kerja

Rasanya Punya Pasangan Penggemar One Piece

30 April 2020
alasan one piece sering break sekarang sering break chapter baru mojok.co

Yang Suka Mengeluh One Piece Sering Break Adalah Pembaca Nggak Tahu Diri!

27 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.