Adegan Preman Pensiun episode 18 bermula dari cerita masa silam. Ada dua perspektif di sini: Kang Mus sebagai tangan kanan Kang Bahar menganggap keputusan Kang Bahar terkait Jamal adalah pilihan terbaik. Ikut serta kerusuhan di Dago bukan jalan yang disukai Kang Bahar. Sok jagoan dan banyak gaya sehingga Jamal layak dibui.
Berbeda dengan pikiran Jamal. Sepuluh tahun adalah waktu yang cukup untuk mendapat privilese seorang anggota geng, meski itu tidak berbuah manis, sebab itu Jamal berencana merebut posisi Kang Bahar dan mengajarkan pada Kang Mus arti kesetiakawanan. Apa pun masalahnya, pimpinan harus menjaga anak buahnya.
Dari cerita di atas, Kang Mus mengimbau Komar dan Gobang untuk hati-hati dengan gerak-gerik Jamal. Begitu juga dengan Ujang dan Dikdik, anak buah Jamal, harus mendukung penuh obsesi Jamal untuk duduk di takhta tertinggi dengan imbalan yang sepadan bagi setiap pendukung.
Namun, tak selesai di situ konfliknya. Jalan cerita menuju perempuan penuh muslihat yang sedang dicari Jamal dan di lain tempat sedang merongrong saku para lelaki yang terpesona kecantikannya. Perempuan itu bernama Rosita.
Setelah ditangkap anak buah Jamal, ia diberi dispensasi, namun Rosita justru semakin pandai melancarkan muslihat pada setiap laki-laki. Motifnya agar terlepas dari jeratan utang dan ia sebagai perempuan yang jelita tak susah untuk bikin Saep, Ubed, Juned, dan Komar tertipu.
Kepada setiap orang yang ia dekati, Rosita punya trik berbeda-beda. Korbannya yang keempat, Komar, tak perlu ditanya lagi kenapa bisa sampai tertipu. Dasarnya Komar, asal sama perempuan, apalagi perempuan itu terlihat lemah dan butuh perlindungan laki-laki, semua kemampuannya akan ia tunjukkan. Termasuk dengan memberi Rosita, atau Yuli—begitu nama yang ia pakai di depan Komar, jabatan sebagai tenaga keuangan pimpinan pasar.
Perlu diingat, selain permasalahan besar yang ada di pembuka cerita Preman Pensiun episode 18, secara umum Preman Pensiun karya Aris Nugraha ini selalu punya cerita-cerita yang jadi sisi sampingan konflik utama.
Misalnya kisah Eneng, anak Kang Mus, yang terus penasaran dengan kata “freelance” hingga mau menemui ayahnya di mana pun tempat kerjanya. Belum lagi permintaan anak muda untuk punya motor agar seperti teman-temanya juga menjadi catatan cerita yang lazim dan menarik. Pun Dewi yang resah dengan Ubed dan ingin rekannya itu segera keluar dari lingkaran pencopet angkot.
Singkat cerita, Jamal tak berhenti untuk terus merongrong keadaan setiap pos. Terminal yang dijaga Gobang terancam karena keberpihakan Murad dan Pipit. Pasar tempat Komar dan anak buahnya juga sasaran. Iwan dan Joni mulai dibujuk oleh Jamal untuk ikut serta. Jamal menjajikan kepada calon rekrutan barunya, di tangannya bisnis preman akan berkembang lebih maju
“Kalau jadi anak buah saya, mau? Di sini (pasar) kalian tidak akan ada kemajuan, di sini kalian hanya bisa main catur, di sana (tempat Jamal) kalian bisa main biliar. Di sini cuma ada orang ngamen, di sana ada live music, ada karaoke. Kalian di sini cuma bisa pakai baju satu level di atas gembel, di sana pikiran kalian akan terbuka soal mode. Kalian pasti tahu kalau cari saya harus ke mana.”
Aktivitas Jamal semakin lancar dengan keadaan Kang Bahar yang masih sedih dan patah semangat gara-gara istrinya sudah meninggal, bahkan buku pelajaran salat dan ketiga anaknya, juga cucunya, sudah lebih menyibukkannya dari yang seharusnya mengurusi bisnis.
Kang Mus sebagai orang kepercayaan Kang Bahar juga sama. Selain terus merapatkan barisan, masalah keluarganya juga menjadi prioritas untuk ditangani. Dengan begitu proses kudeta Jamal semakin mulus.
Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.