Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Praktik Cross-border Bisa Hancurkan UMKM Lokal, Kenapa Terus Dibiarkan?

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
10 Oktober 2021
A A
Saya Baru Pernah Belanja Online dan Tidak Malu untuk Mulai Memahaminya mojok.co/terminal Praktik Cross-border Bisa Hancurkan UMKM Lokal, Kenapa Terus Dibiarkan? terminal mojok.co

Saya Baru Pernah Belanja Online dan Tidak Malu untuk Mulai Memahaminya mojok.co/terminal

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah checkout barang apa saja hari ini? Berapa banyak uang yang Anda hemat saat belanja di marketplace? Ini sedikit basa-basi sebelum saya membuat Anda terjebak dalam guilty pleasure. 

Sadarkah Anda, ketika Anda memenuhi rumah dengan barang sangat murah yang dibeli dari negara lain lewat marketplace, Anda sedang menjadi saksi matinya usaha milik rakyat yang senegara dengan Anda? Memang, bukan Anda yang membunuh. Tapi, Anda sedang mendukung satu praktik perdagangan yang sebenarnya mencekik rakyat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Praktik itu bernama perdagangan cross-border. 

Kehadiran Pedagang Model Baru

Seperti namanya, perdagangan cross-border berarti perdagangan lintas batas. Batas yang dimaksud di sini adalah batas negara. Dengan kehadiran perdagangan model ini, hasil produksi dari tiap negara bisa terdistribusi tanpa lagi terhalang batas-batas negara. Kalau antar-negara yang sepadan kekuatannya sih, jadinya pertukaran. Lah kalau tidak sepadan?

Ya seperti yang terjadi di Indonesia. Praktik perdagangan cross-border yang umum muncul di marketplace jelas tidak sepadan dengan UMKM. Banjir barang murah dari luar negeri membuat produsen barang barang lokal, terutama para UMKM, dihadapkan pada simalakama. Mau ikut banting harga? Ya bisa, tapi dalam tempo sesingkat-singkatnya usaha pun akan gulung tikar karena harga jual sulit menutup modal. Mau berdagang dengan harga normal? Jelas bakal ditinggal pembeli bertipe nggak-peduli-barangnya-dari-mana-yang-penting-murah.

Apakah kalian tahu bagaimana negara-negara tertentu bisa ongkos produksi pabrik di negara-negaranya, sehingga mereka dikenal sebagai eksportir barang murah? Salah satunya, karena persaingan kerja di negara setempat sangat ketat, sehingga ada banyak sekali tenaga kerja yang mau dibayar sangat murah. Trik lainnya, ada dugaan negara tertentu sengaja menurunkan nilai tukar mata uangnya sendiri agar barang yang mereka ekspor menjadi sangat murah saat diperdagangkan di negara lain.

Mengubah Cara Pola Pikir

Jadi, singkirkan jauh-jauh pikiran, “Yaelah, kalau emang nggak bisa bersaing secara harga, nggak usah nyalahin barang murah dari luar negeri dong!” Lah, kamu sendiri mau UMR di Indonesia ditekan jadi sangat rendah demi ongkos produksi murah? Kamu mau rupiah sengaja dibikin melemah di hadapan mata uang asing? Atau kamu lebih senang 13,7 juta UMKM yang sekarang jualan di marketplace-marketplace Indonesia hidup segan mati tak mau? Apa kamu mau, dari 117 juta tenaga kerja UMKM di Indonesia (data 2018), satu per satu kehilangan pekerjaan karena tempat kerja mereka kalah saing sama produk murah luar negeri?

Memang, kita sendiri kerap memilih barang termurah saat berbelanja karena pendapatan kita pun tak banyak. Tapi setidaknya, berpikirlah baik-baik. Bayangkan, betapa ironis jika kita berjuang menghemat uang, tapi pelan-pelan sambil menghabisi mata pencaharian tetangga, teman, dan saudara sendiri. Makin ironis kalau kita yang hobi belanja barang luar negeri juga bekerja di UMKM. Lah, menghabisi diri sendiri dong. Kan nggak masuk akal, Beb.

Begitulah kenyataan sedih hari ini. Ketika pandemi menuntut digitalisasi bisnis karena perdagangan offline megap-megap, di marketplace produk UMKM lokal justru harus head-to-head dengan produk luar negeri yang sudah diintervensi sedemikian rupa agar harganya sangat murah.

Baca Juga:

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Jangan Hanya Menyalahkan Konsumen

Bukan hanya konsumen, pemerintah juga perlu mengambil kebijakan tegas. Jangan heran, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun sampai mempertanyakan kenapa pemerintah sangat lamban melindungi UMKM lokal dari praktik cross-border di marketplace.

“Mengenai cross-border di e-commerce, saya telah diundang Mendag dan salah satu dirjennya, namun hingga kini belum ada tindak lanjut merevisi Permendag Nomor 50 Tahun 2020 (tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik). Jadi, di mana keberpihakan pemerintah dalam melindungi UMKM lokal?” demikian Ikhsan mengeluh, saya kutip dari Liputan6.

Sikap diem-diem baenya pemerintah ini makin aneh karena perdagangan cross-border bukan cuma merugikan UMKM, tapi juga pemerintah. Lah gimana, praktik ini memasang harga murah sebagai salah satu cara menghindari bea masuk karena barang yang nilainya di bawah 3 dolar AS memang dibebaskan dari bea masuk.

“Dalam perdagangan cross-border, terjadi tindakan splitting atau memecah transaksi pembelian barang impor agar bebas bea masuk. Hal ini, tentu membuat UMKM lokal kalah saing sehingga muncullah istilah e-commerce domestik dan cross-border,” jelas Ikhsan lagi.

Selama tidak ada usaha mengatur praktik cross-border, UMKM tidak akan beranjak dari keterpurukan.

BACA JUGA Testi dan Rating Marketplace Harus Diubah agar Hasilnya Lebih Valid 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 November 2025 oleh

Tags: barang murahcross-bordere-commerceimpormarketplacepilihan redaksiumkm
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Pasar Malam Sekaten di Alun-alun Dilarang, tapi Dibuka di Mal? Jogja Memang Istimewa!

15 Oktober 2021
Surat Cinta untuk Walikota: Pak, Malang Macet, Jangan Urus MiChat Saja!

Mati Tua di Jalanan Kota Malang

28 Maret 2023
Manukan, Satu-satunya Daerah Ternyaman di Surabaya

Manukan, Satu-satunya Daerah Ternyaman di Surabaya

13 April 2023
Squidward Adalah Kita, Kaum Pekerja yang Lelah Menghadapi Hidup

Squidward Adalah Kita, Kaum Pekerja yang Lelah Menghadapi Hidup

21 Januari 2022
7 Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Jogja yang Sayang Dilewatkan  

7 Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Jogja yang Sayang Dilewatkan  

7 Oktober 2024
4 Jalan Berbahaya di Bantul yang Nggak Disadari Banyak Pengendara

4 Jalan Berbahaya di Bantul yang Nggak Disadari Banyak Pengendara

25 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.