Beberapa bulan lalu, PT Kapal Api Global telah meluncurkan produk baru kategori home care berupa detergen dengan nama Deterjen Sayang. Seperti yang semua orang tahu, detergen merupakan salah satu barang yang sering digunakan demi menjaga kebersihan sandang sehari-hari.
Nggak main-main, lho, untuk menciptakan produk detergen ini PT Kapal Api Global melakukan riset pada ibu rumah tangga. Dari hasil riset tersebut, ternyata terkuak ada dua fungsi detergen yang dibutuhkan serta satu permasalahan yang dialami para ibu saat mencuci pakaian. Khususnya bagi mereka yang mengucek pakaian dengan tangan.
Kedua fungsi detergen yang dimaksud adalah membuat pakaian menjadi bersih dan wangi. Sementara permasalahan yang dialami berdasarkan hasil riset adalah efek panas yang dirasakan saat mencuci pakaian. Maka untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah teknologi baru yang disebut cooling agent. Cooling agent atau teknologi busa salju dikembangkan pada Deterjen Sayang dan diklaim mampu menjawab permasalahan para ibu untuk mengatasi efek panas saat mencuci pakaian dengan tangan.
Terlepas dari semua keunggulan yang ditawarkan Deterjen Sayang, produk dengan tagline “Karena Ibu Perlu Dikasih Sayang” ini menurut saya memang memiliki nama yang cukup ear catching dan berpotensi bikin geger. Nama produk detergen ini bahkan sempat membuat saya terheran-heran saat pertama kali melihat iklannya di TV. Saya pikir, bukan tak mungkin produk ini bikin kisruh rumah tangga. Kok bisa?
Saat intonasi kurang tepat
Komunikasi yang baik nyatanya diperlukan agar dapat menyampaikan maksud dengan baik. Jangan meremehkan penggunaan intonasi dan artikulasi saat berbicara, ya. Bisa jadi cara pengucapan kata yang kurang tepat justru disalahartikan oleh lawan bicara.
Ini berkaca dari ramainya perbincangan soal bagaimana cara yang benar untuk mengeja kata Mixue. Bahkan ahli bahasa pun sampai turun tangan untuk meluruskan hal yang bengkok ini. Sama halnya ketika mengucapkan Deterjen Sayang, kita harus memperhatikan betul cara yang tepat untuk mengucap kata “sayang”.
Bisa saja Anda mengucapkan kata “sayang” dengan cara sa-yang, saaa-yang, atau sa-yaaang. Terserah Anda. Saya nggak peduli. Tapi, saran saya, jangan mengeja kata “sayang” dengan cara yang sama saat memanggil orang yang Anda kasihi.
Misalnya gini, suami Anda pergi berbelanja ke warung kelontong dekat rumah. Di sana, suami Anda bertemu dengan penjualnya yang kebetulan perempuan. “Tuku opo, Mas?” Mbak penjaga warung bertanya pada suami Anda. Suami Anda pun menjawab, “Beli Deterjen Sayaaang,” dengan intonasi seperti memanggil Anda. Waduh, kalau salah intonasi bukan tak mungkin mbak penjaga warung salah paham, Anda pun yang mendengar juga jadi salah paham kalau nggak tahu ada detergen namanya Deterjen Sayang.
Kalau takut salah intonasi saat menyebutkan merek detergen ini, sebaiknya Anda beli di minimarket atau supermarket saja. Tinggal ambil sendiri di rak, wes nggak perlu basa-basi ngomong ke penjualnya. Lebih aman nggak memicu salah paham.
Tentu saja ini semua hanya analisis saya. Saya nggak bermaksud memfitnah interaksi jual beli Deterjen Sayang di warung ya, Gaes. Yang penting setelah ini, bapak-bapak yang disuruh istrinya belanja Deterjen Sayang lebih berhati-hati saat mengucapkan merek detergen satu ini. Biar nggak salah intonasi dan berakibat huru-hara dalam rumah tangga. Ya nggak, sih?
Penulis: Intan Pandini
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik.