9 Tipe Orang yang Nggak Cocok Kuliah di Politeknik

9 Karakter Orang yang Nggak Cocok Kuliah di Politeknik Mojok.co

9 Karakter Orang yang Nggak Cocok Kuliah di Politeknik (unsplash.com)

Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi memang gampang-gampang susah. Selain harus menentukan bidang yang ingin dipelajari atau didalami, calon mahasiswa juga harus memilih jenis perguruan tinggi yang ingin dijalani Asal tahu saja, di Indonesia ada beberapa bentuk perguruan tinggi seperti universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, akademi komunitas, dan politeknik.

Calon mahasiswa perlu mempertimbangkan keputusannya baik-baik, mengingat keputusan yang diambil menyangkut kenyamanan proses belajar ke depan. Apabila timbul ketidakcocokan yang dirasa signifikan sejak awal perkuliahan, sangat mungkin mahasiswa yang bersangkutan tidak memetik hasil yang maksimal dari pembelajaran yang ditekuni.

Salah satu jenis perguruan tinggi yang kerap membuat calon mahasiswa penasaran adalah politeknik. Politeknik adalah perguruan tinggi yang hanya menyelenggarakan pendidikan vokasi dengan beberapa rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi. Beberapa contohnya adalah Politeknik ATK Yogyakarta (ATK), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Jakarta.

Nah, di bawah ini saya jelaskan orang-orang yang kurang cocok untuk kuliah politeknik. 

#1 Tipe mahasiswa yang lebih menyukai teori daripada praktik

Sebagai jalur pendidikan vokasi, politeknik mengedepankan keterampilan teknis dan praktis, alias lebih banyak berkecimpung di area praktik. Secara garis besar, komponen pembelajaran dalam susunan kurikulumnya terdiri atas 60% praktik dan 40% teori. Hal ini dikarenakan kampus ingin mencetak lulusan yang siap kerja. Itu mengapa, mahasiswa yang lebih suka menyelami teori secara mendalam sebelum mengaplikasikannya bisa kurang nyaman terjun di politeknik.

#2 Politeknik lebih cocok untuk lulusan SMK

Sejatinya, politeknik terbuka baik bagi lulusan SMA maupun SMK. Akan tetapi, metode perkuliahan di politeknik jauh akan lebih sesuai bagi mereka yang sebelumnya menempuh jalur pendidikan SMK. Pasalnya, politeknik merupakan jalur pendidikan vokasi yang selaras dengan sistem belajar di SMK. Oleh sebab itu, para lulusan SMK yang melanjutkan ke politeknik akan lebih mudah beradaptasi dalam tempo relatif singkat. Sementara, mereka yang berasal dari SMA kemungkinan akan menemukan kesulitan atau membutuhkan waktu yang lebih banyak guna menyesuaikan diri.

#3 Politeknik nggak cocok untuk kalian yang nggak tahan menulis laporan

Karena proses perkuliahan didominasi dengan praktik, sudah pasti mahasiswa politeknik akan disibukkan dengan penulisan laporan. Berbeda dengan kuliah di universitas yang lebih banyak tugas presentasi berkelompok, mahasiswa politeknik harus mampu mengandalkan dirinya sendiri untuk menyelesaikan laporan tiap minggunya. Alhasil, mereka yang tidak terbiasa bekerja secara individu akan menghadapi tantangan tersendiri.

#4 Punya karakter cenderung ceroboh

Di samping itu, politeknik rasanya juga tidak cocok bagi mereka yang memiliki kecenderungan sifat ceroboh. Pasalnya, beban praktikum yang lebih besar mengharuskan mahasiswa sering bersentuhan dengan alat-alat praktik. Memang benar bahwa berbagai peralatan praktikum tersebut telah disediakan oleh kampus secara cuma-cuma. Namun, apabila merusaknya, tentu saja mahasiswa wajib menggantinya. Dengan demikian, mereka yang mempunyai sifat kurang waspada dan hati-hati sebaiknya menghindari kuliah di politeknik.

#5 Mendambakan fleksibilitas jadwal kuliah

Di universitas, umumnya mahasiswa diberi kelonggaran untuk memilih mata kuliah berikut mengatur jadwal perkuliahan mereka sendiri setiap semester. Fleksibilitas ini memungkinkan mahasiswa mengambil pekerjaan sampingan maupun memperkirakan tahun kelulusan mereka sendiri. Sayangnya, keistimewaan ini tidak dapat ditemukan di politeknik. Sebab, pengambilan mata kuliah di politeknik diberlakukan melalui sistem paket. Dengan kata lain, mahasiswa tinggal mengikuti susunan jadwal dan mata kuliah yang sudah ditentukan oleh pihak kampus.

#6 Memiliki jiwa ekstrovert yang hobi bertemu orang baru

Lantaran menerapkan sistem kuliah paket, teman-teman sekelas yang ditemui tidak akan berubah seperti mahasiswa di universitas yang menata rencana studi mereka sendiri. Keuntungannya, solidaritas dalam satu kelas akan terbangun karena merasa senasib dan sepenanggungan selama setidaknya tiga tahun bebarengan. Namun, bagi individu yang senang berkenalan dan berinteraksi dengan wajah-wajah baru, kebersamaan seperti ini mungkin malah akan terasa menjemukan.

#7 Mengharapkan vibes yang berbeda dengan masa sekolah

Kehidupan perkuliahan di politeknik senyatanya tidak jauh berbeda dengan kehidupan di masa sekolah. Selain fakta penentuan mata kuliah dalam paketan dan teman sekelas yang tidak berubah, beberapa politeknik mewajibkan mahasiswanya mengenakan seragam. Tak hanya itu, tidak jarang pula mahasiswa tetap harus mengikuti upacara hari besar kenegaraan seperti saat masih di bangku sekolah. Artinya, jika menginginkan nuansa yang berbeda dengan masa sekolah, sebaiknya tidak memilih perguruan tinggi sebagai tempat berkuliah.

#8 Tidak berencana menguasai satu bidang spesifik

Menjadi seorang spesialis atau generalis adalah hak setiap individu. Bagi sebagian orang, memiliki kemampuan dalam satu bidang tertentu akan memuluskan jalan mereka dalam meraih pekerjaan impian. Jika demikian, politeknik merupakan alternatif pendidikan formal yang tepat. Akan tetapi, lain halnya dengan mereka yang tertarik mempelajari banyak bidang sekaligus. Mendalami satu bidang khusus selama menjadi mahasiswa justru akan membuat orang-orang dengan karakter tersebut demotivasi dalam belajar.

#9 Politeknik tidak cocok untuk kalian yang ingin jadi peneliti atau mau mengambil studi lanjut

Politeknik juga kurang sesuai bagi mereka yang memiliki ketertarikan pada penelitian atau merencanakan untuk menempuh studi ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab, tujuan tersebut membutuhkan pemahaman serta pengetahuan teoritis kuat yang dapat diperoleh jika berkuliah di universitas. Sebaliknya, lulusan ini dibentuk sebagai calon tenaga kerja yang siap diserap pasar.

Tidak ada yang salah dengan memilih politeknik sebagai tujuan menggali ilmu di tingkat perguruan tinggi. Namun, dibutuhkan pemikiran serta pertimbangan yang lebih matang agar waktu dan biaya yang dikorbankan menjadi tidak sia-sia. Selain sederet pandangan yang diutarakan di atas, faktor lain yang perlu menjadi bahan perenungan adalah biaya pendidikan, lama masa studi, minat, dan rencana hidup setelah lulus.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Mahasiswa Jurusan Sosiologi Nggak Perlu Iri dengan Jurusan Filsafat yang Peluang Kerjanya Sempit

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version