Ketika tahu Point Coffee merilis kemasan botol siap minum, saya langsung penasaran. Apalagi katanya produk ini dijual di seluruh Indomaret. Bayangin aja, bisa minum kopi Point Coffee tanpa harus repot mampir ke gerainya. Asyik banget, kan? Maklum, cari gerai Indomaret itu lebih gampang daripada cari gerai Point Coffee.
Tapi apa yang terjadi? Di Indomaret dekat rumah saya, produk ini tidak tersedia. Padahal toko yang saya datangi adalah Indomaret Fresh, lengkap dengan Point Coffee-nya. Kalau versi karyawannya, kopi ini memang belum tersedia di semua Indomaret. Lah?
Namun selalu ada titik terang bagi mereka yang tak berputus asa. Berbekal aplikasi Klik Indomaret, akhirnya saya bisa menemukan toko yang menjual Point Coffee kemasan botol. Yeay, akhirnya kesampaian juga untuk icip-icip ketiga varian kopi Point botolan: Creamy Cappuccino, Caramel Latte, dan Golden Caramel.
Kira-kira, rasanya bagaimana ya? Apakah seenak kopi yang dibuat langsung di Point Coffee, atau…?
Creamy Cappuccino kemasan botol Point Coffee terlalu nanggung untuk disebut enak
Di antara ketiga varian, Creamy Cappucino adalah yang pertama saya coba. Dari namanya sih cukup menjanjikan.
Saya membayangkan rasa kopi yang lembut, berpadu dengan susu kental yang tidak mendominasi. Kemudian, ada manis gurih khas cappuccino, yang ketika lewat di tenggorokan menghadirkan sensasi relaxing. Singkatnya, ekspektasi saya, satu botol kecil ini bakal menghadirkan nuansa cappuccino kafe dalam versi botolan yang praktis.
Dan, yah, setelah seruputan pertama, saya memang ingin menyeruput lagi dan lagi. Tapi diseruput laginya bukan karena rasanya yang bikin nagih, melainkan ingin memastikan di mana letak “Creamy Cappuccino”-nya?
Jujur saja, minuman Point Coffee satu ini terasa seperti kopi sachetan nggak terkenal yang diseduh pakai air termos yang sudah hampir adem, lalu kebanyakan air. Rasanya tipis, hambar, dan serba tanggung. Hingga tegukan terakhir, tak ada rasa gurih, tak ada rasa manis yang balance, apalagi hint pahit elegan khas cappuccino.
Untuk produk yang membawa nama besar Point Coffee, varian ini… huhuhu, maaf banget, tapi ini beneran mengecewakan. Kira-kira ini lidah saya yang salah atau ekspektasi saya yang terlalu tinggi?
Golden Caramel, wangi gula yang nikmat
Lanjut, varian Golden Caramel. Disclaimer, setelah mencoba varian Creamy Cappucino, saya jadi tidak terlalu berharap dengan sisa varian Point Coffee kemasan botol lain yang belum dicoba. Enak syukur, nggak enak ya sudah. Lagian, berharap apa sih dari kopi botol harga 7 ribuan~
Tapi ternyata, varian Golden Caramel boleh juga lho untuk dicoba. Bukan yang enak banget sampai bikin kita terbang ke awan ala-ala ekspresi raja tiran di serial drakor Bon Appetite, Your Majesty, ya. Tetapi, setidaknya, rasa varian Golden Caramel ini jauh lebih enak daripada varian Creamy Cappucino.
Hal pertama yang saya notice ketika tutup botolnya dibuka adalah aromanya. Tercium aroma caramel yang membuat otak saya langsung membayangkan lelehan gula yang manis dan menggoda. Sempet agak-agak khawatir kalau manisnya bakal artifisial, sih. Untungnya, nggak. Manisnya enak dan nggak senendang itu. Rasanya masih lebih manis kopi Golda.
Kalau ditanya ada rasa kopinya atau nggak… mmm, tipis banget, tapi ada lah. Daripada rasa kopi, entah kenapa varian ini justru mengingatkan saya dengan rasa susu cokelat Greenfields. Bedanya, Golden Caramel Point Coffee botolan ini ada hint rasa pahit yang tipis. Kayaknya, varian ini cocok deh buat mereka yang pengen gaya minum kopi, tapi nggak siap sama pahitnya kopi.
Jangan lupa minumnya dituang ke gelas dan ditambah es batu banyak-banyak ya, Sob. Biar makin endul.
Aren Latte varian terakhir, raja terakhir Point Coffee kemasan botol
Varian ketiga, varian Aren Latte. Dari ketiga varian yang ada, Aren Latte bisa dibilang penyelamat harga diri Point Coffee. Rasanya cukup balance. Manisnya pas, kentalnya oke, ada pahit samar di ujung lidah.
Varian ini punya rasa yang hampir-hampir mirip dengan Golden Karamel. Bedanya, tidak tercium aroma gula yang meleleh dan rasa pahitnya sedikit lebih terasa. Tapi bukan pahit yang bikin lidah kita kaget, kok. Cuma pahit aftertaste doang ini mah. Lebih seperti kita sedang diingatkan kalau yang sedang kita nikmati ini adalah sebotol kopi.
Tapi justru disitulah kelebihan varian ini. Rasanya jadi nggak flat, sehingga layak untuk kamu coba. Lagi-lagi, jangan lupa untuk tambahkan es batu.
Jadi…
Kalau mau disimpulkan apakah worth it beli Point Coffee versi botolan, ya… balik lagi ke preferensi masing-masing, ya. Kalau kamu suka rasa kopi yang strong, jelas Point Coffee versi botolan bukan jawaban yang tepat. Terus kalau cari kopi botolan yang enak tapi murah pun, Point Coffee versi botolan ini agak susah untuk dimasukkan dalam daftar. Bisa-bisa diketawain sama kopi Golda.
Lantas, siapa sebenarnya target market Point Coffee versi botolan?
Entahlah. Mungkin targetnya adalah mereka-mereka yang penasaran dengan rasa kopi yang dijual di Indomaret Point, tapi langsung minder ketika lihat harga yang terpampang. Maka, solusinya, diluncurkanlah varian botolan yang harganya jauh lebih terjangkau.
Untuk saat ini, agak berat rasanya bagi Point Coffee botolan untuk bisa mencuri pasar. Tapi prediksi saya bisa saja salah. Yang jelas, saya sih yakin dengan nama besarnya, Point Coffee harusnya bisa bikin rasa yang lebih nendang dari tiga varian yang sudah ada. Harusnya.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Aturan Tidak Tertulis Saat Beli Kopi di Indomaret Point Coffee yang Perlu Diketahui
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















