Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Pilpres Indonesia Lebih Layak Dijadikan Box Office Ketimbang Pilpres Amerika

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
5 November 2020
A A
Pilpres Indonesia Lebih Layak Dijadikan Box Office Ketimbang Pilpres Amerika terminal mojok.co

Pilpres Indonesia Lebih Layak Dijadikan Box Office Ketimbang Pilpres Amerika terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

“Kotak suara Alaska belum sampai karena harus melintasi sungai dulu,” begitu kata cuitan warganet. Entah siapa yang memulai lawakan tersebut, kalimat itu muncul di berbagai media sosial seperti Twitter hingga Facebook. Cuitan tersebut sebenarnya sedang nyindir negara yang kurang bisa memfasilitasi tenaga petugas pemilu dan warga yang rumahnya dapat dikatakan pelosok.

Kemudian ada lagi, “Kericuhan terjadi di Hawaii, katanya surat suara rusak dan harus dilakukan pengulangan.” Walau nggak selucu yang pertama, tapi tetap saja hal ini menggelitik lantaran mosok yo di Hawaii terjadi huru-hara. Kalau mau demo, kumpulnya mau di monumen apa coba?

Satir yahud tersebut dilemparkan lantaran jarak Alaska yang lumayan jauh. Negara bagian tersebut dipisahkan oleh Negara Kanada. Negara yang ramah kepada beruang, begitu kata We Bare Bear. Sedangkan Hawaii bukan jauh lagi. Padahal, pemilu di Amerika sudah kelewat canggih, nggak perlu menggunakan kertas yang dicoblos-coblos.

Adanya lawakan-lawakan di atas menunjukkan pemilu Amerika cukup damai. Jujur saja, hal ini sungguh memalukan. Negara yang terkenal dengan poros peradaban sinema, mosok pemilunya nggak ada huru-hara? Nggak ada ledakan gas air mata, water cannon, dan pentung-pentungan. Mosok kalah sama Indonesia yang kerjaannya memproduksi sinetron sampah?

Bukan berharap sesuatu yang buruk, tapi mosok kalian nggak bosan yang bikin gara-gara Trump terus? Trump merasa dicurangi, Trump merasa dizalimi, saya curiga besok Trump merasa disantet sama simpatisan Biden. Aneh, negara yang punya Hollywood, cuma segini kualitas petahana? Mosok mentalnya lebih sampah ketimbang sinetron Indonesia?

Maaf maaf saja, nih, Warga Amerika, bukan memuji negara sendiri, tapi urusan pemilu, negara saya nomor satu. Di Amerika nggak ada kan masalah negara hampir pecah karena binatang? Misal Beruang Grizzly vs Biso, gitu? Nggak, kan? Coba lihat Indonesia, perkara kelelawar dan anak katak saja bisa jadi Perang Paregreg jilid dua.

Itulah yang bikin saya geleng-geleng melihat Pilpres Amerika yang kurang menantang. Trump terus ambil bagian. Indonesia hampir rata, dipenuhi orang-orang yang selalu ngotot untuk menampilkan kebodohannya. Jika di Amerika Trump sendirian ketika terlihat bodoh, di Indonesia hadirnya berkelompok. Kurang luar biasa bagaimana?

Politik Amerika ini terlalu rapi, kurang sporadis seperti apa yang terjadi di Indonesia. Kalau dijadikan film, hasilnya ya seperti film Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi. Kalau politik Indonesia dijadikan film, mungkin bisa menyamai serunya film Pengkhianatan PKI. Film bergenre suspense, horor, thriller, time loop, dan fiksi ilmiah itu.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Jika Pilpres Amerika dijadikan sebuah film nih ya, tokoh utama berat sebelah. Pasti Trump lagi, Trump lagi. Jika Pilpres Indonesia diangkat ke layar lebar, luasnya plot cerita lantaran Jokowi dan Prabowo ini kadung solid, berisi, dan futuristik. Dua orang ini bagai dua tokoh utama yang akan habis-habisan di ending filmnya. Pilpres Amerika? Membosankan.

Pun setali dengan para cameo. Mulai dari Luhut Binsar, Amien Rais, Megawati, Neno Warisman, sampai artis cilik seperti Faldo Maldini dan para kader PSI, akan menjadi cameo yang sangat dinanti. Mak sliwer misalkan Megawati liwat di film, sebagaimana Stan Lee dalam Marvel. Hadirnya Megawati atau Amien Rais sebagai cameo, pasti bakal berimbas banyak ke dalam jalannya cerita. Secara, yah kalian tahu sendiri.

Nggak ada cameo-cameo murah sebagaimana film-film dibintangi artis stand up comedy. Pun cameo Pretty Boys yang menghadirkan Najwa Shihab, nggak ada apa-apanya ketimbang cameo Luhut Binsar. Di film ini, Luhut yang bukan tokoh utama, tiba-tiba bakal ambil scene banyak layaknya tokoh utama. Hayoh, bingung to kowe.

Tapi ya imbasnya itu, saking banyak cameo yang berjubel-jubel ingin tampil, film ini nggak jelas mau dibawa ke mana arahnya. Sutradara drama romansa sekelas Hanung Bramantyo saja saya yakin bakal angkat tangan. Luhut, Megawati, dan beberapa oposisi, silih berganti masuk ambil peran. Imbasnya, filmnya ngaco. Bukannya nyelesain ending yang menarik, malah bikin UU Ciptaker. Eh.

Jika film Pilpres Amerika, walau Joe Biden karakternya nggak kuat atau Trump yang kemenyek itu, bakal jelas karena seluruh tampuk kuasa jalannya cerita, ada di mereka. Bukan di cameo-cameo yang berusaha jadi tokoh utama.

Nah, jadi, judul apa yang pantas semisal pilpres negara kita akan dibuat film? Pilpres Amerika kan jelas, judulnya pasti Petualangan Trump. Jika pilpres Indonesia, bagaimana jika, Siapapun yang Menang, Ujung-ujungnya yang Kalah Adalah Rakyat?

BACA JUGA Megawati adalah Tokoh yang Paling Banyak Memberi Sumbangsih untuk Indonesia dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2020 oleh

Tags: AmerikaIndonesiaPilpres
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Perbedaan Starbucks di Jepang dan Indonesia Terminal Mojok

Perbedaan Starbucks di Jepang dan Indonesia

17 Mei 2022
3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini Mojok.co

3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini

3 September 2025
Bercinta Dengan Langit

Bangsa Kita Pernah Bercinta Dengan Langit, Lalu Sekarang Bagaimana?

24 Juli 2019
4 Faktor Internet Indonesia Begitu Lambat selain Salah Pemerintah

4 Faktor Internet Indonesia Begitu Lambat selain Salah Pemerintah

29 September 2022
Membayangkan Serial TV Upin Ipin Nggak Tayang di Indonesia, Hidup Banyak Orang akan Suram  Mojok.co

Membayangkan Serial TV Upin Ipin Nggak Tayang di Indonesia, Hidup Banyak Orang akan Suram 

3 Juli 2024
angka kemiskinan, orang miskin temennya orang miskin

Mencari Angka Kemiskinan Tidak Berbanding Lurus dengan Makan Gorengan

20 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.