Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Persamaan Ormas Islam Indonesia dan Klub Liga Inggris, Liverpool Adalah NU dan Arsenal Itu HTI

Mubaidi Sulaeman oleh Mubaidi Sulaeman
25 Juli 2020
A A
Persamaan Ormas Islam Indonesia dan Klub Liga Inggris MOJOK.CO

Persamaan Ormas Islam Indonesia dan Klub Liga Inggris MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Dinamika klub-klub besar Liga Inggris akhir-akhir ini ternyata memiliki beberapa persamaan dengan nasib, gerakan sosial, karakteristik, dan cita-cita beberapa ormas Islam di Indonesia. Berikut ini persamaannya klub Inggris dengan ormas Islam di Indonesia yang harus kalian ketahui:

Liverpool dan NU

Liverpool, yang memenangi beberapa turnamen akhir-akhir ini, memiliki nasib yang kebetulan sama dengan ormas Islam NU beberapa dekade lalu. Liverpool yang berjaya sebelum era Premier League, tiba-tiba menjadi klub medioker dari tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an. Bahkan harus puasa gelar selama 30 tahun.

Hal ini hampir sama dengan yang dialami oleh NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia. NU yang berjaya di masa pra-kemerdekaan hingga Orde Lama, karena selalu dekat dengan penguasa, tiba-tiba menjadi ormas Islam pesakitan di era Orde Baru, dan dimusuhi oleh pemerintah pada waktu itu. Gerak-gerik NU selalu diawasi oleh pemerintah hingga tidak pernah mendapatkan tempat di selama 30-an tahun.

NU mulai bangkit ketika Orde Baru runtuh, yaitu ketika pada 1999, saat Gus Dur sebagai simbol NU di pemerintahan berhasil menduduki kursi Presiden, meskipun singkat saja.

Di tengah ancaman disintegrasi bangsa, wilayah-wilayah di Indonesia terjadi konflik horizontal. Gus Dur berhasil menjaga persatuan bangsa di era  Reformasi. Dengan gegenpresing-nya, yaitu mendatangi pihak-pihak yang bertikai untuk mendamaikannya, khususnya di Indonesia Timur, di mana selama puluhan tahun belum ada satu pun presiden yang pernah mendatangi mereka–bahkan pengaruhnya masih terasa sampai sekarang.

Mirip Liverpool dengan gegenpressing-nya. Berkat cara itu, mereka berhasil meraih “mahkota juara” yang dinantikan selama 30 tahun. Liverpool juga berhasil meraih simpati dunia setelah juara di tengah pandemi.

Hal semacam ini tidak pernah dialami oleh MU ketika meraih juara Premier League, di mana saat meraih juara, justru banyak fans klub yang lain tidak simpati, tetapi membuat  lebih membencinya, karena mereka bermain jelek pun tetap juara. Eits, itu dulu karena masih ada Howard Webb dan Sir Alex Ferguson.

Manchester City dan Manhaj Salafi

Manchester City, ketika diakuisisi oleh Syekh Mansour pada 2007 menjadi klub yang melanggengkan purifikasi industri sepak bola sebagai bisnis olahraga. Yaitu dengan menjadikan Manchester City sebagai bisnis olahraga dengan menginvestasikan dana besar-besaran untuk mengangkat prestasi klub dan membranding klub sebagai salah satu klub besar yang baru lahir. Langkah ini diikuti PSG.

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

Klub yang dahulunya berjiwa medioker dan tidak memiliki basis fans, tiba-tiba mampu mengusik “tetangganya” yang katanya memiliki sejarah “panjang” di Liga Inggris. Dengan mengubah kota Manchester dengan warna biru langit. Bahkan City menguasai Liga Inggris dalam beberapa dekade terakhir.

Menjadi prestasi dan kekuatan tersendiri ketika bisa mendapatkan Pep Guardiola sebagai managernya. City, justru semakin lebih kuat dan semakin dikenal sebagai klub sepakbola yang memiliki identitas ball-posision. Menggeser Arsenal sebagai klub Liga Inggris yang memiliki ciri khas tersebut.

Hal ini hampir mirip dengan ormas Islam Manhaj Salafi (baca: Orang NU menyebutnya Wahabi) di Indonesia. Manhaj Salafi memang ormas Islam yang tidak memiliki pengikut yang besar seperti NU dan Muhammadiyah. Namun, Manhaj Salafi selalu memiliki pengikut yang “kualitas” pengaruhnya cukup besar. Seperti para artis, dan public figure lainnya, sehingga wajah Islam Indonesia di dunia pertelevisian dan dunia maya justru diramaikan oleh pembelajaran Islam ala Manhaj Salafi ini.

Bukan hanya itu, ormas Islam Manhaj Salafi ini benar-benar menjadi “tetangga yang berisik” bagi ormas Islam lain. Tidak jarang, secara langsung mendakwahkan ”pentingnya” berislam seperti Nabi dan para Sahabatnya (baca: purifikasi ajaran agama Islam).

Sehingga hanya mempercayai Al-Quran dan Hadis yang wajib sebagai rujukan dalam beragama. Selain itu, praktik-praktik keagamaan yang tidak ada dalil dan tuntunannya di Al-Quran dan Hadis adalah bid’ah, dan dilarang oleh agama Islam.

Ormas Islam Manhaj Salafi dengan gelontoran dana yang cukup besar dari negeri Arab, cukup sukses mengkampanyekan ajarannya dengan mendirikan beberapa lembaga pendidikan yang cukup besar. Mereka gencar mendakwahkan ajarannya melalui TV serta website yang ternyata cukup digemari masyarakat Indonesia. Beberapa kali survei oleh alexa.com dilakukan, justru website dengan afiliasi Manhaj Salafi inilah yang paling sering diakses oleh masyarakat Indonesia.

Arsenal dan HTI

Kalau salah satu klub yang memiliki persamaan dengan ormas Islam “terlarang di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)” adalah Arsenal. Glorifikasi para fansnya atas prestasi “the invicible team” selalu menjadi kebanggaan tersendiri. Sebagaimana glorifikasi HTI dengan masa kejayaan kekhalifahan Islam masa yang lalu.

Mereka dikenal sebagai klub yang selalu mempertahankan “ideologi” (baca: identitas) klubnya. Menguasai permainan, dan bermain indah, akan tetapi yang didapatkan adalah “onani kemenangan”. Selalu kalah atau seri ketika bermain dengan klub yang di atas kertas harusnya bisa menang.

Lihat saja sudah beberapa kali Arsenal mengecewakan penggemarnya sendiri, dengan membuang kesempatan untuk memenangkan pertandingan dan meraih poin maksimal hanya karena atas nama menjaga “ideologi” permainan klub.

Kondisi ini hampir sama dengan HTI yang ingin membawa ideologi Islamisnya untuk mewujudkan “khilafah Islamiyah” (baca: sistem pemerintahan Islam) yang utopis. Anehnya, HTI selalu mendeklarasikan diri sebagai ormas Islam, bukan partai politik yang berbasis Islam padahal mereka secara politik ingin berkuasa.

Hal ini bisa disebut sebagai “onani kekuasaan”, mereka ingin berkuasa tetapi tidak secara konstitusional, bahkan cenderung menentang cara-cara yang konstitusional hingga akibatnya mereka dibubarkan oleh pemerintah. Di sepanjang sejarahnya di Indonesia, mereka selalu gagal untuk mendaftarkan diri sebagai partai politik karena tidak memenuhi persyaratan.

Manchester United dan Islam KTP

Ormas Islam KTP ini memang tidak ada, tetapi jika hendak mendirikan ormas Islam ini, saya yakin pengikut ormas Islam yang lainnya akan berkurang drastis. Hal ini karena jumlah pengikut aliran Islam KTP ini justru lebih besar daripada pengikut ormas Islam lainnya.

Mereka tidak salat, tidak bisa mengaji, tidak mampu berdakwah dengan dalil, tidak memiliki AD/ART yang islami, bahkan cenderung sinkretis. Namun, mereka memiliki cita-cita yang sama dengan ormas Islam lain, yaitu masuk surga.

Ormas Islam KTP ini merupakan gejala sosial yang mengharuskan penduduk Indoensia mencantumkan agama di KTP-nya. Karena memiliki previllage tersendiri, maka agama Islam yang mereka jadikan pilihan sebagai isian di kolom KTP. Bahkan pengikut “Islam KTP” ini bisa menjadi NU, Muhammadiyah, Salafi, dan HTI dalam waktu yang bersamaan. Yang terpenting bagi mereka adalah tetap aman dari penindasan dan tetap eksis.

Jika melihat klub Liga Inggris yang bersifat demikian, sangat lekat dengan MU. Mereka memiliki fans terbesar di dunia. Tetapi loyalitas yang dimiliki oleh fansnya sangat rendah, mereka bisa menjadi fans Chelsea, City, bahkan Leicester City secara bersamaan asalkan bukan Liverpool. Mereka hanya akan muncul ketika MU meraih kemenangan, dan tenggelam tanpa jejak ketika mengalami kekalahan.

Seperti aliran Islam KTP, MU sebagai klub tidak pernah memiliki identitas yang dapat dibanggakan, selain jumlah piala yang mereka dapatkan. Karena sepanjang sejarah MU bermain di Liga Inggris tidak ada identitas (baca: filosofi) permainan yang patut dibanggakan dan dipertahankan. Hal yang paling diingat oleh para penggemar sepak bola, yaitu “mereka bermain jelek, tetapi bisa juara”, ya karena ada invisible hand yang membantunya.

Sadar nggak sih, ada klub besar Premier League dan ormas Islam yang hilang? Ssst, yang jelas bukan bukan Totenham. Hehehe…hayo coba tebak klub dan ormas apa? Petunjuk: warna kebanggaannya sama.

BACA JUGA Mengapa Lulusan Fakultas Filsafat UGM Bisa Sukses Nyaris di Segala Bidang? dan tulisan Mubaidi Sulaeman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2020 oleh

Tags: arsenalGus DurHTILiverpoolnu
Mubaidi Sulaeman

Mubaidi Sulaeman

Pura-Pura jadi Peneliti

ArtikelTerkait

arsenal dembele MOJOK.CO

Arsenal, Lupakan Ousmane Dembele, Attitude Itu Segalanya di Sepak Bola

24 Mei 2020
mohamed elneny mesut ozil arsenal liga inggris mourinho NLD MOJOK.CO

Mesut Ozil dan Arsenal: Kisah Klasik Cinta Tak Harus Selalu Bersama

15 Agustus 2020
Apakah Salah Jika Fans Manchester United Menyukai The Beatles dan Osis MOJOK.CO

Manchester United Mengidolakan Beatles dan Oasis: Ketika Musik Menembus Batas Rivalitas

28 Juli 2020
Dear Fans Manchester United, Berikut Kiat Puasa Gelar Liga Inggris Agar Amal Diterima dan Hati Dilapangkan MOJOK.CO

Dear Fans Manchester United, Berikut Kiat Puasa Gelar Liga Inggris Agar Amal Diterima dan Hati Dilapangkan

24 Juli 2020
Najwa Shihab Satu-satunya Tokoh Perempuan yang Pantas Menjadi Presiden, yang Lain Minggir Dulu!

Najwa Shihab Satu-satunya Tokoh Perempuan yang Pantas Menjadi Presiden, yang Lain Minggir Dulu!

27 Oktober 2022
mohamed elneny mesut ozil arsenal liga inggris mourinho NLD MOJOK.CO

Mohamed Elneny, Selamat Datang Kembali meski Saya Tidak Merindukanmu

31 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.