Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja

Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja

Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja (Unsplash.com)

Mas Tulus pernah berkata, “Tak akan ku mengenal cinta, bila bukan karena hati baikmu.” Bagi saya, lirik “Monokrom” tersebut akan saya revisi sedikit menjadi, “Tak akan ku mengenal Grhatama Pustaka, bila bukan karena mumetnya jadi mahasiswa.”

Memasuki pertengahan masa kuliah, menjadi mahasiswa sudah bukan lagi sekadar perkara mempertahankan nilai kumulatif, tapi juga soal cara bertahan dari banyak persoalan. Tugas demi tugas itu hal yang lumrah, namun serentetan masalah personal yang membarengi lika-liku menjadi dewasa terkadang membuat perasaan jadi gamang dan kesedihan membuncah.

Di titik yang kata orang disebut lowest point itu, saya menemukan Grhatama Pustaka layaknya oase bagi seorang musafir di padang tandus. Kesannya memang hiperbolis, tapi saya punya lima alasan mengapa Grhatama Pustaka dapat membuat pernyataan tersebut masuk akal.

#1 Nggak keluar biaya

Healing merupakan hak setiap manusia, tak terkecuali mahasiswa kreatif alias kere dan aktif. Sayangnya, rencana healing mahasiswa itu sering kali terbentur masalah biaya. Namun hal tersebut tak jadi masalah di Grhatama Pustaka. Sebagai perpustakaan yang dikelola pemerintah, nggak ada biaya sepeser pun yang perlu dikeluarkan pengunjung untuk mengakses sebagian besar layanannya.

Mulai dari tempat parkir, biaya bikin kartu anggota (yang kini formatnya digital), hingga akses ke koleksi bukunya—yang saya yakini ada ribuan—nggak ada biaya yang dibebankan. Jadi kalau cuma butuh ruang untuk mengeksplorasi bacaan seorang diri atau sekadar bengong nggak ngapa-ngapain tanpa keluar biaya, Grhatama Pustaka bisa jadi pilihan nomor wahid untuk dikunjungi.

#2 Puas melakukan eksplorasi karena gedung luas

Dengan luas mencapai 2,5 hektare, Grhatama Pustaka merupakan salah satu perpustakaan terbesar di Asia Tenggara. Itu artinya, ada banyak ruang yang bisa kita jelajahi dari perpustakaan tiga lantai ini. Ada ruang hijau terhampar dengan beberapa gazebo di atasnya yang membuat diri sejenak lupa dengan hiruk-pikuk Kota Jogja yang sibuk.

Selain gazebo, salah satu spot terbaik yang biasa saya tempati ketika berkunjung adalah deretan kursi merah yang menghadap ke jendela. Letaknya di ruang koleksi umum di lantai dua. Dari kursi yang nyaman tersebut, saya bisa melihat ke area hijau sambil mendengar alunan musik lembut yang diperdengarkan operator untuk seluruh pengunjung di ruangan. 

Ruang koleksi umum ini pula yang paling banyak digandrungi mahasiswa. Sebab, di dalamnya ada ragam buku dengan berbagai genre yang bisa diakses mulai dari psikologi, biografi, fiksi, sastra, arsitektur, dan lain sebagainya. Healing tipis-tipis ini sekaligus bisa jadi ajang untuk memperbanyak ilmu. Ide yang baik sekali, kan?

#3 Letak strategis, mudah dijangkau

Aksesibilitas merupakan salah satu komponen penting yang harus dilihat untuk memutuskan apakah suatu tempat itu healing-worthy atau malah makin bikin keki. Kebetulan sekali Grhatama Pustaka terletak di pinggir Jalan Janti yang menurut saya pas dan mudah diakses dari segala penjuru.

Buat yang nggak punya motor pun Grahatama Pustaka tetap mudah diakses menggunakan Trans Jogja. Dengan naik Trans Jogja rute 1B, kita bisa berhenti di halte yang terletak di depan perpustakaan.

#4 Bisa nonton film gratis

Bosen baca buku? Kita bisa kok nonton film historis-kultural di Grhatama Pustaka. Lagi-lagi layanan ini bisa kita akses tanpa perlu mengeluarkan biaya, setidaknya sampai saat ini. Dari informasi terbaru yang saya dapat, jadwal pemutaran film tersedia dua kali, yakni pukul 10.00 WIB dan pukul 14.00 WIB. 

Judul-judul film yang ditawarkan sudah terjadwal, di antaranya Kirana, Wang Sinawang, dan Amarta (Gadis dan Air). Pemutaran film ini dilakukan di ruang audiovisual lantai 2 tanpa perlu melakukan reservasi. Kapan lagi coba bisa nonton film ala bioskop dengan gratis? Tentu bermanfaat bagi proses penyembuhan luka batin, kan?

#5 Kebersihan Grhatama Pustaka patut diacungi jempol

Bila kebersihan merupakan sebagian dari iman, faktor kebersihan tentu harus jadi pertimbangan utama kala menilai bagus atau tidaknya sebuah tempat. Apalagi bila diasosiasikan dengan kemampuannya menyembuhkan suasana hati seseorang. Bagi saya, kebersihan di Grhatama Pustaka patut diacungi jempol. Namanya saja perpustakaan bertaraf internasional. 

Untuk ukuran perpustakaan besar yang dikunjungi puluhan atau bahkan ratusan orang per hari, kebersihan tempat yang saya nilai dari kebersihan lantai dan kamar mandi ini mendapat nilai 4 dari 5. Terlebih setiap pengunjung yang masuk ke ruang koleksi dipastikan harus mengantongi alas kakinya terlebih dahulu dengan kantong yang telah disediakan. Hal ini dimaksudkan untuk membuat lantai di luar maupun di dalam perpustakaan jadi kotor dan terkesan berantakan. Intinya teratur dan bagus lah. 

Oh ya, beberapa waktu lalu Balai Layanan Pustaka DPAD DIY yang menaungi perpustakaan ini berhasil menyabet beberapa penghargaan akreditasi dalam Rakornas Bidang Perpustakaan tahun 2023. Salah satunya adalah DIY berhasil menduduki peringkat 1 sebagai provinsi dengan indeks pembangunan literasi masyarakat tertinggi di tahun 2022. Selamat!

Penulis: Salma Fauziah Khairunnisa
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ironi Perpustakaan Sekolah, (Katanya) Gudang Ilmu tapi Nyaris Tak Tersentuh.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version