Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pernikahan Sebagai Persepsi Happy Ending Adalah Pemikiran yang Sesat!

Rian Andini oleh Rian Andini
20 November 2019
A A
Pernikahan Sebagai Persepsi Happy Ending Adalah Pemikiran yang Sesat!
Share on FacebookShare on Twitter

Indonesia sedang panas. Selain secara harfiah memang bumi kita sedang mengalami global warming, tetapi juga gegara isu sertifikasi kawin sebagai syarat pranikah. Jangankan sertifikat pranikah, Pak. Sertifikat lulus kuliah aja masih ngegantung gara-gara skripsi yang nggak kelar-kelar. 

Di balik huru-hara para jomblo yang protes paling keras perihal isu ini (walaupun calon pendamping aja belum ada), ada baiknya lihat sisi baik usaha pemerintah dalam menanggulangi masalah tingginya angka perceraian.

Pernikahan memanglah terlihat indah. Lihat saja di drama FTV, drama Malaysia, drama Korea, drama Korea Utara, drama Turki, drama Mandarin, sampai drama tuan putri untuk anak-anak, juga mengusung pernikahan sebagai sebuah akhir cerita yang bahagia. Gara-gara pandangan macam inilah, para jomblo yang sedang menuntut ilmu, sedikit-sedikit mengeluh pengin nikah kalau dosen pembimbing skripsinya ngasih revisian yang tak kunjung berakhir. Saya rasa persepsi yang salah tentang pernikahan juga turut menyumbang tingginya angka perceraian.

Buat para wanita, terutama emak-emak, pastilah pernah nonton drama Korea di mana kisah cinta di dalamnya digambarkan dengan sangat menggiurkan. Mas-mas ganteng yang siap sedia 24 jam, baik di kala hujan maupun badai petir. Atau mbak-mbak cantik yang sangat pengertian, pintar masak, dan tak pernah bau ketiak. 

Drama memang selalu menampilkan kisah cinta yang sempurna. Cinta yang seolah kekal, tak peduli perihal masalah uang, status sosial, ataupun latar belakang keluarga. Nyatanya, tentu tidak bisa begitu. Finansial menjadi salah satu penyebab perceraian yang paling banyak terjadi. Memang sih, ketika otak dipenuhi hormon dopamin yang memabukkan itu, rasanya sanggup kok hidup hanya dengan makan nasi dengan garam.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, hormon dopamin akan terus berkurang dan sampailah kita semua di depan pintu gerbang realitas. We really need money in our life! Kita butuh sandang, pangan, papan, dan Instagram agar bisa hidup dengan selayaknya.

Nah, mungkin itu yang sebenarnya butuh banget dimasukkan ke dalam dongeng anak-anak, bukan melulu tentang dongeng Cinderella yang hidup bahagia setelah menikah dengan pangeran. Rasanya, ketimbang dibilang akhir, pernikahan adalah sebuah awal. Awal sebuah penyiksaan tiada henti, eh bukan ding, awal sebuah perjuangan yang tidak punya garis finish. Jadi, kapan dong selesainya? Nanti, kalau kita sudah mati.

Persepsi yang salah dalam memandang sebuah pernikahan bisa membuat diri merasa salah pilih pasangan cuman gegara suami yang tak pernah mau disuruh cuci piring. Atau merasa tak pernah bahagia karena suami selalu tidur mendengkur. Bahkan, merasa manusia yang paling menderita di muka bumi karena kebiasaan suami yang suka taruh handuk basah di kasur.

Baca Juga:

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

3 Drama Korea Terbaru yang Sebaiknya Jangan Ditonton demi Kesehatan Mental  

Saya punya teman yang mengeluhkan tentang suaminya yang selalu membuat isi lemari berantakan saat mengambil pakaian. Padahal, saya masih ingat dengan jelas bahwa si wanita ini pernah membuat postingan foto isi lemari yang berantakan dengan caption, suamiku (emot love tiga kali), selalu bisa deh bikin lemari berantakan cuman buat ambil satu baju (emot love seratus kali). Nah, loh ngeri kan efek hormon cinta yang bisa membuat orang jadi senang lihat lemari berantakan! Namun, semua ini berubah hanya dalam waktu tiga bulan. 

Manusia itu mudah sekali berubah. Minggu ini bilang suka Jennie Blackpink, minggu depan sudah pindah ke Lisa. Namun, hal ini tentunya nggak boleh dilakukan untuk memperlakukan pasangan, bisa viral kek Layangan Putus, terus kena azab dicaci maki netizen.

Maksud saya adalah hormon cinta itu benar adanya. Oleh karena itu, butuh objektivitas yang jelas saat memilih pasangan yang akan menemani kita seumur hidup. Dan, kalau memang kita ternyata terjebak dalam pilihan yang ternyata tak memuaskan, percayalah pilihan di luar sana pun akan sama mengecewakannya. Bahkan, Mas Song Jong Ki pun tak bisa membuat bahagia Mbak Song Hye Kyo.

Pernikahan memang nggak semudah yang terlihat di drama Korea. Ada begitu banyak perjuangan, pembelajaran, dan rasa tenggang rasa yang terus dipupuk agar bisa langgeng sampai jadi tua bersama.

Tetapi, gambaran di hari tua saat tinggal berdua, menikmati pagi dengan sarapan sambil berdebat ringan soal berita di televisi, rasanya layak untuk dijadikan sebuah mimpi atas bayaran perjuangan di masa kini. Saya rasa quotes dari Bapak B.J Habibie cocok untuk adi penutup di artikel ini, ” Cinta itu bukan tentang saling memandang satu sama lain, melainkan memandang keluar ke arah yang sama”.

BACA JUGA Yakin, Sertifikat Kelas Pranikah Betul-Betul Jadi Syarat Buat Nikah? atau tulisan Rian Andini lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 November 2019 oleh

Tags: Dramahappy endingPernikahansertifikat pra nikah
Rian Andini

Rian Andini

ArtikelTerkait

4 Sikap Menyebalkan dari Orang yang Baru Menikah terminal mojok.co

‘Kebo Mbalik Kandang’, Salah Satu Pantangan Pernikahan dalam Adat Jawa

29 Juli 2020
Tolong Jangan Kasihani Saya. Meski Belum Menikah, Saya Baik-baik saja terminal mojok.co

Tolong Jangan Kasihani Saya. Meski Belum Menikah, Saya Baik-baik saja

2 Maret 2021
tutorial balikan dengan mantan pacar pasangan ngambek marah konflik pacaran pacar janji mojok

Minta Tolong Mantan Pacar buat Nyebarin Undangan Nikah Itu Otaknya di Mana?

22 Januari 2021
Nggak Semua Undangan Nikah Harus Kita Datangi, Kedekatan Sosial dan Isi Dompet Berpengaruh

Nggak Semua Undangan Nikah Harus Kita Datangi, Kedekatan Sosial dan Isi Dompet Berpengaruh

2 Februari 2024
Tradisi Cari Jodoh Orang Wakatobi yang Lebih Tokcer dari Tinder terminal mojok.co

Film 500 Days of Summer Bikin Saya Percaya Nggak Ada yang Namanya Jodoh

11 Maret 2020
Cek Toko Sebelah 2 Bikin Saya Overthinking akan Masa Depan Saya (Pixabay.com)

Cek Toko Sebelah 2 Bikin Saya Overthinking akan Masa Depan Saya

1 Mei 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.