Yakin, Sertifikat Kelas Pranikah Betul-Betul Jadi Syarat Buat Nikah? – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Featured

Yakin, Sertifikat Kelas Pranikah Betul-Betul Jadi Syarat Buat Nikah?

Putri Nur Aisyah oleh Putri Nur Aisyah
16 November 2019
0
A A
Yakin, Sertifikat Kelas Pranikah Betul-Betul Jadi Syarat Buat Nikah?
Share on FacebookShare on Twitter

Wacana pengadaan kelas pranikah dengan sertifikat rencananya akan dimulai pada tahun 2020. Katanya, kalau pasangan-pasangan yang tidak memiliki sertifikat tersebut, maka tidak boleh menikah. Hmmm, hidup di Indonesia ini rasanya akan semakin rumit saja.

Menurut beberapa sumber seperti Vice Indonesia, Kompas, dan CNN, untuk mendapatkan sertifikat kelas pranikah ini, pasangan-pasangan yang akan menikah HARUS mengikuti kelas pranikah selama tiga bulan. Belum ada keterangan jelas apakah kelas ini akan dilakukan berapa kali dalam seminggu atau berapa kali dalam sebulan. Tetapi, menurut saya ketika mendengar tiga bulan wajib untuk mengikuti kelas pranikah rasanya malas sekali. Gimana ya? Yang pertama kali saya pikirkan adalah, “Apakah ada jatah absen? Apakah bisa tipsen seperti tipsen saat kelas di kuliah?” Iya, mental kedisiplinan saya memang buruk. Hahaha.

Banyak sekali respons-respons baik positif ataupun negatif kepada wacana pengadaan kelas pranikah dan sertifikat telah mengikuti kelas pranikah ini sebagai salah satu syarat untuk bisa menikah dengan pasangan yang telah dicintai. Mungkin maksudnya memang baik, melihat data perceraian di Indonesia cukup tinggi.

Seperti yang dilansir di Detik, jumlah perceraian yang tercatat dalam website Mahkamah Agung pada bulan April sudah memasuki jumlah 419.268 pasangan. Bisa dibilang tingkat perceraian ini meningkat karena pada tahun 2017 perceraian terjadi sekitar lebih dari 357 ribu pasangan. Pemerintah mungkin saja menginginkan masyarakatnya tidak dengan mudah menikah dan mudah juga bercerai. Tapi perlukah diadakannya kelas ini selama tiga bulan dan wajib untuk mendapatkan sertifikat sebelum menikah?


Ini saya dan berjuta masyarakat Indonesia seperti disuruh les jahit atau bagaimana, ya? tiga bulan masuk kelas dan mendapatkan sertifikat bisa menjahit. Tetapi, jika kita samakan analoginya dengan les menjahit, apakah berarti orang yang tidak mempunyai sertifikat menjahit artinya tidak bisa menjahit? Sama dengan apakah orang yang tidak punya sertifikat pranikah ini berarti belum siap menikah?

Jujur saja, menurut saya hal ini agak di luar logika. Apalagi mendengar cerita dari tetangga saya yang sudah menikah dan melakukan konseling pranikah yang hanya diberikan wejangan bagi wanita bahwa wanita tidak boleh menolak suaminya kelak, tidak boleh membangkang pada suaminya dan segala kepatriarkian yang diajarkan, bukan masalah lain yang lebih krusial untuk dikonsultasikan. Meskipun hal ini akan berbeda, saya tidak yakin dan merasa pesimis kepada pemerintah yang mengadakan kelas pranikah ini.

Kekhawatiran saya adalah siapa yang akan mengisi kelas tersebut? Apakah kelas tersebut akan diisi oleh orang yang memang kompetan dengan masalah isu keluarga dan pasangan seperti para psikolog atau konsultan-konsultan yang memang paham pada bidang itu? Ataukah hanya orang-orang yang “dianggap” berhasil dalam pernikahannya? Saya benar-benar khawatir bahwa keberlanjutan dari kelas ini hanya diisi oleh orang yang bahkan tidak paham bagaimana cara membuat “kelas pranikah” dan hanya diisi oleh orang-orang “boomer” yang kurang paham konteks dari kelas pranikah ini.

Ya, mungkin ada bagusnya juga karena dengan adanya kelas ini, pemerintah akan lebih leluasa untuk memperhatikan pernikahan dini. Tetapi entah mengapa rasa pesimis saya ini merasa bahwa orang-orang Indonesia mungkin agaknya akan melakukan “penyogokan” untuk mendapatkan sertifikat ini. Dan jika hal ini terjadi tentu saja oknum-oknum nakal aparat semakin kaya, dan rakyat akan semakin kesulitan.

Tentunya selain itu, seperti yang sudah saya sebutkan di atas, hal yang paling mengganggu saya adalah, bagaimana bisa kita mendatangin kelas selama tiga bulan tersebut? Masuk kuliah saja saya sudah malas, gimana masuk kelas itu ya? Membayangkannya saja sudah sangat membosankan dan sudah ada ancang-ancang untuk bolos. Saya benar-benar memikirkan nasib orang-orang seperti saya yang malas untuk masuk kelas. Huhuhu.

Tetapi yowes mau gimana lagi. Saya juga tidak bisa memaksakan untuk menikah dalam jangka 2 bulan ini untuk menghindari si sertifikat tersebut. Selain masih menjadi mahasiswa, saya juga belum menemukan hilal dari jodoh saya. Hiks.

Tetapi tentunya sebagai warga negara yang baik, saya mengharapkan program ini tidak akan sama dengan apa yang sudah saya prediksikan. Selain itu juga, masyarakat harus terus mengawal program ini. Jikalau nanti menyimpang, tentunya saya dan mungkin teman-teman lainnya akan siap menyuarakan hal-hal yang menyimpang dan melakukan kritikan yang keras kepada pemerintah. Yah tapi hati kecil tak bisa dibohongi, saya tetap berharap bahwa program ini batal dijadikan dan atau yahh mungkin akan dihapuskan ketika saya akan menikah kelak. Hehehe.

Semangat ya untuk teman-teman yang berencana menikah di tahun 2020. Apalagi yang mau menikah di bulan Januari mungkin agak tersendat karena harus hadir kelas tiga bulan dulu! Sabar! Semua ini hanya ujian!!!

BACA JUGA Serba Serbi Persiapan Sebelum Menikah atau tulisan Putri Nur Aisyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2019 oleh

Tags: kelas pranikahsertifikat menikahsyarat menikah
Putri Nur Aisyah

Putri Nur Aisyah

Artikel Lainnya

No Content Available
Pos Selanjutnya
#BiroJomblo di Twitter: Alternatif dalam Menemukan Kenalan Hingga Jodoh

#BiroJomblo di Twitter: Alternatif dalam Menemukan Kenalan Hingga Jodoh

Terpopuler Sepekan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik

Harapan untuk ‘Gubernur Baru’ Jogja yang Akan Dilantik

22 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Affandi dalam Pusaran Bulan Mei dan PKI
    by Ali Ma'ruf on 23 Mei 2022
  • Berhasil Merajut Transportasi Nusantara, Menhub Dianugerahi Gelar Doktor Hc dari UGM
    by Yvesta Ayu on 23 Mei 2022
  • Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo
    by Yvesta Ayu on 22 Mei 2022
  • 46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 
    by Gusti Aditya on 22 Mei 2022
  • Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri
    by Hammam Izzuddin on 22 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In