Probolinggo memiliki banyak hal menarik. Dari buah mangga yang manis sampai anggur yang segar menjadi ciri khas kabupaten ini. Dari lautan yang luas sampai pegunungan yang asri juga menjadi daya tarik sebagian wisatawan.
Akan tetapi semua itu seperti hadiah yang dibungkus terlalu erat: sulit dinikmati karena akses jalan yang sangat mengenaskan. Wisata alam di Probolinggo memang luar biasa, tapi sayangnya, perjalanan menuju ke sana bisa bikin orang kapok.
Jalan menuju tempat wisata bikin nyali ciut
Mari kita ambil contoh Bermi Eco Park yang ada di Desa Bermi, Kecamatan Krucil. Tempatnya indah, udaranya sejuk, cocok buat piknik atau sekadar rehat dari hiruk-pikuk kota. Tapi coba dulu lewat jalannya. Dari pasar tradisional Krucil sampai ke lokasi, lubang menganga di mana-mana. Batu-batu makadam berserakan. Kalau naik motor matic, siap-siap jantung Anda berdebar setiap kali ban menghantam lubang.
Lalu ada pula Air Terjun Jaran Goyang di Desa Guyangan. Jaraknya tak seberapa jauh, tapi perjuangan menuju ke sana bisa bikin nyali ciut, sebab jalan cor—bukan aspal—sudah berlubang dan sebagian kawatnya mulai keluar.
Belum lagi Air Terjun Hyang Darungan yang juga terletak di Desa Bermi, jalannya lebih mirip jalur off-road. Bagi wisatawan yang tidak mengendarai motor trail, lebih baik urungkan niat kalian kawan.
Masih ada satu lagi, yaitu Air Terjun Kali Pedati yang ada di Desa Kalianan, Kecamatan Krucil. Jika ngomongin akses jalan ke sana, problemnya sama saja dengan wisata-wisata yang ada di atas.
Sebagai orang yang lahir dan tinggal di Probolinggo, saya tahu betul rasanya. Pulang dari pesantren saja harus berjibaku dengan jalanan yang bikin motor lebih sering minta servis: tebeng rusak seperti rongsokan, baut-baut hilang.
Baca halaman selanjutnya: Ini penyebab kenapa jalan pegunungan di Probolinggo banyak yang rusak…