Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Pengalaman Saya Sebagai Anak Petani

Dewi Widyastuti oleh Dewi Widyastuti
30 September 2019
A A
petani

petani

Share on FacebookShare on Twitter

Dilahirkan menjadi anak petani, bapak dan ibu saya mengalami trauma masa kecil di mana susah sekolah, susah mencari uang untuk membayar keperluan di luar pangan, akses yang sulit sehingga terkadang harus berjalan kaki cukup jauh, dan jikalau panen gagal, nenek di Wonogiri mengandalkan umbi-umbian untuk menahan lapar ataupun malah tidak makan sama sekali.

Ada cerita dari orang tua asuh bapak saya bahwa ketika kecil, bapak saya sering membawa batu di tangannya sebagai penghiburan untuk seorang anak kecil yang sedang kelaparan. Itu kelucuan yang bikin nangis. Sementara Nenek di Klaten mengandalkan gendar atau mengambil telur atau menyembelih ayam yang diternaknya. Tapi semenjak flu burung dan peternakan skala besar ada di mana-mana, ayam-ayamnya tak ada lagi yang membeli. Makan nasi dengan kecap atau garam sudah jadi kebahagian sampai harus berebut dengan para saudara.

Saya ingat betul sewaktu kecil harus bangun pagi sekali karena Nenek dan Ibu membuat bubur untuk dijual di pinggir jalan. “Kalau bangun siang, rezeki dipatuk ayam,” Nenek dan Ibu selalu bilang begitu ketika saya harus bangun pagi-pagi. Bahkan ibu selalu begitu sampai sekarang. Masa-masa itu membuat Bapak dan Ibu sudah merantau sejak masih kecil, melanjutkan sekolah di kota dan menjadi buruh di jakarta. Tapi sekembalinya kami ke kampung halaman, tanah-tanah itu berpindah pemilik, meskipun masih ada sejengkal yang tersisa.

Saat kembali ke kampung, dengan ilmu yang Bapak punya, ia memikirkan bagaimana caranya agar petani bisa punya penghasilan karena saat itu bertani hanya bisa untuk makan, sementara banyak kebutuhan lain harus dipenuhi. Ia meminta kawan sekolahnya, kakaknya, dan saudara yang lain untuk menanam kayu-kayuan yang bisa dijual setiap 5 sampai 20 tahun. Lima tahun untuk tabungan terencana biaya sekolah, 20 tahun tabungan jangka panjang jika ada keperluan mendadak yang diharuskan punya banyak uang. Selain itu, secara ekologis akar kayu mampu menahan tanah agar tidak longsor. Tanaman kayu itu hanya perlu dirawat ketika masih kecil, ketika besar tak banyak memakan tenaga dan waktu.

Kemudian cara lainnya, Bapak ingin mencobakan tanaman buah dalam pot (tambulampot). Alasannya, saat itu sering kali kerabat kami yang petani meninggal karena terjatuh dari pohon ketika memanen buahnya untuk dijual. Sementara tambulampot tidak butuh waktu lama untuk berbuah dan tidak butuh banyak biaya perawatan.

Seperti biasa, sebelum berbicara kepada petani, Bapak selalu mengujicobakannya dulu di rumah. Akhirnya anaknya yang malas ada manfaatnya. Sering kali anaknya yang kelupaan atau kelelahan tidak sempat untuk merawat tanaman itu, tapi tanamannya tumbuh bagus, meyakinkan Bapak bahwa untuk mempraktikkan tambulampot tidak memerlukan banyak waktu.

Ketika tambulampot berbuah, kebahagiaan-kebahagiaan kecil tumbuh di halaman kami. Para petani yang melewati depan rumah kami ketika menuju sawah menanyakan tanaman-tanaman ini, lalu di lain waktu Bapak datang membawakan mereka tambulampot untuk ditanam di halaman rumahnya. Begitulah tanah memberikan penghidupan: Mengadakan hal yang sering dianggap mustahil, untuk menjadi jalan alternatif ketika hidup sudah mentok.

Pada suatu ketika, saya merasa selalu gagal melakukan apa pun. Bapak lalu bilang kepada saya, “Sudah, sana nanam cabe, jualan di pasar aja,” dan nyatanya itu ampuh. Sewaktu kecil saya meniru cara Bapak dan Ibu menanam. Hasil pembibitan dijual Rp5.000 per polybag. Uangnya bisa dipakai untuk jajan, beli komik, atau beli kaset Westlife secara diam-diam supaya tetep bisa jadi anak gaul macam teman-teman saya. Hihi.

Baca Juga:

Curahan Hati Mantri Tani, Dicari Saat Bantuan Tiba, Dicaci Tatkala Gagal Panen Melanda

Buruh Tani Situbondo: Pekerjaan yang Sering Disepelekan, tapi Upahnya Bisa Bikin Iri Pegawai Kantoran

BACA JUGA Bagi Kami di Sulawesi Barat, Menjadi PNS dan Polisi adalah Cita-Cita Kami. Kalau Gagal? Balik Lagi Jadi Petani dan Nelayan atau tulisan Dewi Widyastuti lainnya. Follow Facebook Dewi Widyastuti.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2022 oleh

Tags: anak petaniPetani
Dewi Widyastuti

Dewi Widyastuti

ArtikelTerkait

Menelusuri 5 Jenis Kaos yang Sering Dipakai Pakdhe-pakdhe ke Sawah terminal mojok.co

Menelusuri 5 Jenis Kaos yang Sering Dipakai Pakdhe-pakdhe ke Sawah

3 Februari 2021
harga pupuk mahal petani panen susah mojok

Pupuk Mahal, Petani Bisa Apa?

4 September 2021
Tips Jadi Petani Pemula bagi Sarjana Pengangguran yang Peduli Agraria terminal mojok.co

Bagi Kami di Sulawesi Barat, Menjadi PNS dan Polisi adalah Cita-Cita Kami. Kalau Gagal? Balik Lagi Jadi Petani dan Nelayan

3 September 2019
Menjadi Petani Modis ala Hedi dan Gia BBQ Mountain Boys terminal mojok.co

Menjadi Petani Modis ala Hedi dan Gia BBQ Mountain Boys

20 Oktober 2020
hari tani, sawah

Selamat Hari Tani Nasional!

24 September 2019
Puan Maharani bertani

Puan Maharani Menanam Padi Saat Hujan Itu Satire, Bukan Pencitraan

14 November 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.