Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Ikut Kursus Mengemudi Mobil, Antara Perlu dan Nggak Perlu-Perlu Amat

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
19 November 2020
A A
Tak Hanya Nmax, Pengendara Mobil LCGC Tak Kalah Menyebalkan di Jalanan terminal mojok.co

Tak Hanya Nmax, Pengendara Mobil LCGC Tak Kalah Menyebalkan di Jalanan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum mahir mengemudikan kendaraan roda empat, saya sempat mengikuti kursus mengendarai mobil di dua tempat berbeda. Sepengalaman saya, durasi mengikuti kursus mobil itu terbilang singkat, rata-rata hanya 5-10 kali pertemuan. Sudah gitu, tiap pertemuan sekira 1-2 jam tergantung perjanjian atau harga promo dan paket. Selain itu, harga antara satu tempat kursus mengemudi dengan yang lainnya hanya beda tipis-tipis. Selain waktunya singkat, terbilang cukup mahal juga, sih.

Awalnya, saya hanya ingin mengetahui perbedaan antara kursus mengemudi di tempat A dan di tempat B. Apakah metode pembelajarannya sama atau tidak. Lebih nyaman di mana, lebih murah dan menguntungkan yang mana, dan seterusnya, dan seterusnya. Namun, secara keseluruhan, setelah saya bandingkan, keduanya hampir sama saja. Dan yang bikin saya keheranan, selama kursus, di kedua tempat tersebut porsinya lebih banyak teori dibanding praktik mengemudikan mobilnya.

Lantaran penasaran, saya pun coba menanyakan hal ini kepada lima orang teman yang sebelumnya juga pernah mengikuti kursus mengemudikan mobil. Ternyata, mereka pun mengalami hal serupa. Lebih banyak belajar teori dibanding praktik mengemudi saat kursus. Perbandingannya sekitar 70:30, lah. Dan yang 70-nya ini teori. Hmmm.

Sebetulnya nggak apa-apa, sih, belajar soal teori dalam mengemudi. Tapi, kalau bisa, yang betul-betul penting dan berguna saat implementasinya. Misal, jika sedang berada di simpang jalan atau perempatan, dahulukan kendaraan yang melaju dari arah mana jika tidak ada lampu rambu lalu lintas. Pemahaman soal rambu jalan. Atau teknik menyalip kendaraan yang baik dan aman itu seperti apa dan bagaimana. Tentu saja hal ini akan bermanfaat untuk kenyamanan dan keselamatan saat berkendara. Selain agar bisa mawas diri selama mengemudi, juga bisa diaplikasikan saat proses pembuatan SIM.

Jangan malah hanya dijelaskan soal dashboard fungsinya buat apa. Tombol lampu sign yang mana. Kalau mau pakai lampu jauh gimana. Soal perbandingan daya mesin mobil, dan lain sebagainya. Kalau mau belajar soal seisi mobil juga mesin, apa nggak sekalian aja dibongkar mobil dan mesinnya? Biar saya makin paham gitu. Jangan setengah-setengah.

Maksud saya, teori tentang seisi mobil kan bisa dicari tahu sendiri atau bisa dipelajari di luar sesi kursus. Kalaupun iya, jangan sampai satu sesi dihabiskan hanya untuk pengenalan tentang seisi mobil beserta beberapa fungsi yang ada di dalamnya.

Malah jadi rugi waktu dan biaya, Bang. Saya kan ingin mahir mengemudi secara aplikatif, Pak Mentor. Bukan hanya teori saja. Hiks.

Wajar saja jika saya atau sebagian orang lainnya menganggap bahwa kursus mengemudi itu antara perlu dan nggak perlu-perlu amat. Apalagi kalau dalam sesinya kebanyakan teori dibanding praktik mengemudinya.

Baca Juga:

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Cuci Mobil di Car Wash Bikin Saya Resah dan Kadang Menyesal, Bukannya Bersih Malah Baret

Sedikit saran dari saya, biar lebih mumpuni meski hanya kursus mengemudi, bisa lho dibuat kurikulum untuk setiap kursus mengemudi. Apa saja yang harus dipelajari, lalu baiknya tiap sesi sudah tahu apa-apa saja yang harus dikuasai, biar nggak ngawang-ngawang gitu metode pembelajarannya. Kan, bisa bikin nyaman pengajar juga para murid kursus mengemudi. Mereka bisa lebih terarah dan fokus kursusnya, mungkin juga menyenangkan bagi kedua belah pihak.

Jadi, tidak hanya mengandalkan embel-embel “Pembuatan SIM bisa sekaligus diproses” aja gitu. Kalau hal tersebut yang dikedepankan dan menjadi sorotan utama, nantinya tujuan orang-orang yang mengikuti kursus bukan untuk mahir mengemudi, tapi hanya mengincar pembuatan SIM-nya. Daftar kursus mengemudi hanya sebagai formalitas dan dijadikan tameng untuk memuluskan pembuatan SIM melalui “jalur akselerasi”.

Pada akhirnya, mau tidak mau, saya tetap harus menyelesaikan sesi kursus mengemudi sampai dengan selesai. Lah gimana, meski kurang sreg dengan metode pembelajarannya, saya sudah terlanjur membayar lunas sampai akhir pertemuan. Kalau saya mundur di tengah jalan, yang ada malah semakin rugi.

Jika para peserta kursus tidak bisa langsung praktik mengemudi karena alasan keselamatan, saya pikir, hal tersebut juga bisa ditemukan solusinya. Misalnya, temukan lapangan atau jalanan yang luas agar bisa latihan parkir, latihan menginjak gas yang smooth sekaligus memuluskan transisi, sampai dengan mengemudi dengan berbagai rintangannya. Ya, biar para peserta kursus semakin terbiasa dan lancar gitu.

Seharusnya akan tetap aman dan baik-baik saja. Mengingat, mentor selalu ada di sebelah peserta kursus saat mengemudi. Toh, ia juga punya pedal rem khusus untuk latihan yang bisa diinjak jika memang diperlukan.

BACA JUGA Kursus Singkat Bahasa Turki Biar Bisa Ngucapin Nama ‘Erdoğan’ dengan Benar dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 November 2020 oleh

Tags: kursus mengemudimobil
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Untuk Pengendara Mobil: Saat Isi Bensin, Tolong Matikan Mesinnya, dong! terminal mojok.co

Untuk Pengendara Mobil: Saat Isi Bensin, Tolong Matikan Mesinnya, dong!

7 November 2020
Kenapa Penjualan Suzuki Nyungsep dan Tak Bisa Bangkit Lagi?

Kenapa Penjualan Suzuki di Indonesia Nyungsep dan Sulit Bangkit Lagi?

6 Maret 2022
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Punya mobil di Jepang itu mahal

Punya Mobil di Jepang Itu Mahal dan Ribet

7 November 2021
Cuci Mobil di Car Wash Bikin Saya Resah dan Kadang Menyesal, Bukannya Bersih Malah Baret

Cuci Mobil di Car Wash Bikin Saya Resah dan Kadang Menyesal, Bukannya Bersih Malah Baret

27 Oktober 2025
5 Tipe Member Komunitas Mobil yang Nyebelin terminal mojok

5 Tipe Member Komunitas Mobil yang Nyebelin

24 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.