Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren Berharap Bisa Rasengan Kayak Naruto

Muhammad Rizky Setiabudi oleh Muhammad Rizky Setiabudi
19 Mei 2025
A A
Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren (Unsplash)

Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak saat itulah saya tahu peran inti dari tenaga dalam yang selama ini saya pelajari di pesantren.

Ilmu tenaga dalam merupakan ilmu yang berbeda dari ilmu mainstream yang sering kita lihat. Beda sama ilmu kayak matematika, bahasa asing, fisika, dan ilmu umum lainnya. Intunya, ilmu tenaga dalam nggak bisa kita pelajari sendiri. Pernah ada nekat mencoba belajar sendiri tapi akhirnya malah jadi gila.

Biasanya ilmu model begini bisa kita temukan di daerah-daerah terpencil, di perguruan, atau di lingkungan pesantren tradisional. Nah pengalaman yang mau saya ceritain adalah pengalaman saya sendiri ketika belajar ilmu tenaga dalam waktu saya menginjak usia sekitar 14 tahunan, umur siswa SMP.

Awal berjumpa dengan ilmu tenaga dalam di pesantren

Waktu menginjak jenjang SMP, saya memutuskan untuk mondok di pesantren yang jaraknya nggak terlalu jauh dari rumah. Selama beberapa bulan di pesantren itu, saya belajar baca kitab kuning dan pengetahuan keagamaan lainnya. 

Kemudian, berselang waktu, ada santri yang nyeletuk, “Ngke latihan te?” Artinya: “Nanti latihan nggak?” Santri lain menjawab dengan antusias dan mereka mulai latihan.

Saat mereka latihan, saya lihat teman-teman melakukan kegiatan yang kelihatan “aneh”. Mereka berbaris kayak lagi senam pemanasan, tapi nggak jelas gitu gerakannya. 

Keliatan kaki mereka dalam posisi kuda-kuda dan tangan mereka terbuka sejajar dada dan mengambil nafas dengan cepat. Pelan-pelan tangan mereka maju seolah sedang mendorong sesuatu tanpa mengeluarkan nafas kayak ditahan gitu. Kemudian, mereka nafas lagi dan maju satu langkah sambil mengulangi gerakan sebelumnya. Gitu aja terus bolak-balik di lapangan selama beberapa menit.

Akhirnya guru saya menjelaskan kalau mereka sedang latihan tenaga dalam. Dalam hati saya mikir tenaga dalam itu kayak chi atau cakra yang di film Naruto. Otomatis saya tertarik pengin belajar juga. 

Baca Juga:

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Saya menghayal bisa mengeluarkan jurus rasengan kayak Naruto atau Hakke Kusho kayak Neji. Akhirnya saya ikut belajar tenaga dalam, mengikuti apa yang mereka lakukan.

Belajar melindungi diri

Setelah sesi latihan tenaga dalam selesai, saya melihat ada 2 orang santri yang berhadapan berjauhan. Guru menyuruh mereka menunjukkan caranya melindungi diri menggunakan tenaga dalam ketika ada yang menyerang. 

Satu orang santri jadi penyerang, dan yang lainnya bertahan. Yang nyerang ini dia kayak ngelamun dan tiba-tiba matanya merah malah kayak kesurupan gitu. Dia kemudian lari kencang untuk menyerang orang yang di hadapannya.

Yang bertahan memasang kuda-kuda. Dia menunjukkan gerakan mendorong seperti yang mereka lakukan ketika latihan tenaga dalam tadi.

Akhirnya, ketika si penyerang tinggal beberapa meter, tiba-tiba dia terpental jauh. Nggak sampai di situ, dia bangkit lagi mau nyerang lagi tapi akhirnya terpental untuk kedua kalinya. Sampai akhirnya yang nyerang itu disadarkan sama guru saya.

Mendapat amalan bacaan rutin

Setelah latihan itu, akhirnya saya bertekad pengin bisa keren kayak yang bertahan tadi. Saya ingin bisa bela diri dengan tenaga dalam supaya bisa lebih dari yang lain. Guru saya kemudian memberi wejangan. Sebelum mendapat amalan rutin, saya harus rutin latihan setiap hari.

Setelah berselang beberapa hari latihan, guru meminta saya mempraktikkan “mendorong” santri lain pakai tenaga dalam. Satu orang santri disuruh berdiri beberapa meter di depan saya. Saya mulai pasang kuda-kuda dan mulai “ngedorong”. 

Eh, tiba-tiba santri yang ada di depan saya mundur kayak kedorong gitu. “Apakah saya sudah menguasai tenaga dalam?” 

Setelah itu, saya rutin latihan setiap hari di pagi atau sore hari. Semakin hari, jarak kemampuan mendorong saya jadi semakin jauh. Awalnya cuman 1 sampai 2 meter, kini bisa sampai jarak 10 meter.

Kemudian, guru memberi saya sebuah kertas yang isinya tulisan Bahasa Arab. Pas saya baca, ternyata isinya adalah zikir biasa yang sudah familiar. Tapi, zikir-zikir itu ada ketentuannya, kapan harus dibaca dan berapa kali. Jadi, nggak sembarangan kayak setelah salat atau sekadar selingan. Di bagian awalnya ada kayak tawasul dan kalimat Bahasa Arab yang saya kurang ngerti apa isinya.

Ternyata nggak bisa rasengan, tenaga dalam untuk self defense

Beberapa minggu berlalu, saya masih rutin membaca amalan bacaan itu dan latihan tenaga dalam bersama para santri. Hingga suatu waktu guru menyuruh saya untuk wudu. Kata beliau, saya akan mendapat sesuatu.

Saya harus wudu supaya yang saya terima itu sesuatu yang baik katanya. Kemudian, saya wudu dan berdiri di hadapan guru saya. Beliau kemudian meletakkan tangan di atas kepala saya dan perlahan turun kayak lagi masukin sesuatu ke badan saya.

Satu anak santri kemudian disuruh maju dan mempraktikan gerakan bela diri. Tapi anehnya, katanya, yang menggerakkan badannya itu bukan dia sendiri tapi sesuatu yang ada di dalam dirinya. 

Memang bener pas dia memperagakan gerakan silat itu, ekspresi wajahnya kelihatan nggak wajar dan lebih ke marah tatapan tajam gitu. Setelah itu saya disuruh ngelakuin hal yang sama. Saya pun mulai mencobanya tapi ternyata nggak bisa.

Inti dari belajar tenaga dalam

Saya sudah mencoba teknis pernafasannya, kemudian membayangkan hal yang bikin saya marah, tapi tetap nggak bisa. Akhirnya saya disuruh tenang saja dan membiarkan “energi” yang ada di diri saya untuk menggerakkan tubuh saya. 

Saat yang lain latihan, saya sendiri latihan yang guru saya suruh barusan. Ternyata memang benar, tangan saya gerak gitu tapi cuman muter-muter doang kayak “apaan sih nggak jelas gitu kan”. Tapi ya sudah, mungkin memang ini prosesnya.

Setelah lama latihan, akhirnya saya ngide coba “mendorong” benda di sekitar tapi nggak bisa. Saya mencoba mendorong kucing yang lagi duduk santai tapi nggak bisa juga. 

Akhirnya, saya malah ditertawakan sama teman santri yang lain. Guru saya lalu menjelaskan kalau tenaga dalam ini hanya digunakan untuk bela diri dan bukan untuk sengaja menyerang. 

Ada satu yang unik dari proses belajar tenaga dalam di pesantren ini. Jadi, jika lawan yang menyerang semakin marah, semakin kuat juga kekuatan yang kita punya. Sejak saat itulah saya tahu peran inti dari tenaga dalam yang selama ini saya pelajari.

Penulis: Muhammad Rizky Setiabudi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Rahasia Pendekar Pagar Nusa NU Jago Bela Diri Tenaga Dalam hingga Jadi Tabib

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Mei 2025 oleh

Tags: belajar tenaga dalamnarutoPesantrenrasengantenaga dalam
Muhammad Rizky Setiabudi

Muhammad Rizky Setiabudi

Manusia yang hobi nanya dan mikir.

ArtikelTerkait

baryon mode vs hollowfication mojok

Baryon Mode vs Hollowfication, Mana yang Lebih Mantap?

8 Juli 2021
Mempertanyakan Mengapa Santri Dilarang Punya Rambut Gondrong terminal mojok.co

Logika New Normal Jelas Nggak Cocok sama Kehidupan Pesantren, Titik!

13 Juni 2020
Jika Naruto Benar-benar Mati, Kita Harus Persiapkan Hal Ini terminal mojok.co

Jika Naruto Benar-benar Mati, Kita Harus Persiapkan Hal Ini

23 Oktober 2020
black clover naruto asta yuno mojok

Makin Hari, Black Clover Makin Mirip Sama Naruto

7 September 2020
hokage konoha kapasitas chakra naruto baryon mode hokage naruto boruto mojok

Panduan Memahami Bagaimana Hokage Dipilih

25 November 2020
Seandainya Naruto Hidup dengan Minato Namikaze dan Kushina Uzumaki hingga Dewasa terminal mojok.co

Seandainya Naruto Hidup dengan Minato Namikaze dan Kushina Uzumaki hingga Dewasa

28 Februari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

6 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.