Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Berkunjung ke Pulau Nusakambangan

Yanuar Abdillah Setiadi oleh Yanuar Abdillah Setiadi
26 April 2023
A A
Misteri Kawuk: Hewan Pemangsa Mayat di Cilacap dan Penjaga Lapas Nusakambangan pulau nusakambangan

Misteri Kawuk: Hewan Pemangsa Mayat di Cilacap dan Penjaga Lapas Nusakambangan (Nadiantara via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Pada Januari 2023, saya melaksanakan PPL di salah satu MTs swasta di Kabupaten Cilacap. Setelah tugas PPL usai, kami sekelompok menyempatkan diri untuk berlibur ke Pulau Nusakambangan. Yaps, kalian nggak salah denger, kok. Pulau Nusakambangan. Nama Nusakambangan muncul setelah beberapa teman merekomendasikannya.

Banyak yang bilang kalau berkunjung ke Cilacap tapi nggak mampir ke Nusakambangan akan merasa rugi. Saya nggak mau menjadi orang yang merugi, dong! Akhirnya, di akhir pekan, kami putuskan untuk berlibur ke sana. Tapi, ternyata, setelah berkunjung ke Nusakambangan justru saya tetap merasa rugi. Sial!

Bagi kalian yang hendak ke Nusakambangan, jangan lupa untuk membawa makan dan minum sendiri. Kenapa saya bilang begitu? Karena harga makanan dan minuman di sana itu mahal. Kan wajar di tempat wisata? Ya, saya tau. Tapi bagi kalian yang low budget nggak usah kebanyakan gaya. Kalo harganya masih ngotak nggak papa. Lah ini di luar nalar. Waktu itu, saya membeli Aqua 600 mili seharga 7000 ribu rupiah. Saya tau betul bahwa ibu saya menjual di toko kelontong dengan harga 3500. Itu pun sudah dapet yang dingin. Hampir dua kali lipat dari harga asli, kan?

Serangan monyet di Nusakambangan

Oh ya, jika kalian membawa makan dan minuman sendiri pun masih ada ancaman lain. Ancaman itu datang dari para monyet penghuni Nusakambangan. Sebelum kami membelah hutan Nusakambangan menuju Pantai Pasir Putih, seorang bapak yang mengurus retribusi mengingatkan pada kami agar memasukan segala jenis minuman dan makanan ke dalam tas. Hal ini bertujuan agar tidak menarik perhatian komplotan monyet yang ada di sana. Padahal kami ngide supaya makanan dibagi rata saja agar semua anak kebagian dan mudah membawanya. Alhasil, karena saran tersebut kami memasukan semua makanan yang dibawa ke dalam tas.

Waktu di perjalanan, kami hanya bertemu dengan seekor monyet. Itu pun bergelantungan di atas pohon yang tinggi. Setelah sampai di Pantai Pasir Putih, kami melihat kawanan monyet yang jumlahnya lebih dari sepuluh. Gile! Saya juga melihat seorang pengunjung yang diganggu kawanan monyet tersebut. Mereka (baca: kawanan monyet) merebut makanan dari pengunjung. Pengunjung yang ketakutan pun lantas lari untuk menghindari serangan kawanan monyet tersebut.

Tidak berhenti sampai di situ, penderitaan lain pun muncul. Kalian akan mudah mendapati kehadiran sampah di Nusakambangan. Jenis sampahnya pun amat beragam. Mulai dari sampah plastik hingga sampah elektronik. Gimana ceritanya di Nusakambangan ada bekas stop kontak coba? Haduh, ada-ada aja nih. Saya juga mendapati banyak sekali baju yang tercecer di tepi pantai. Apakah para pengunjung sengaja meninggal pakaiannya di sini? Buat apa coba? Maka, saya mewanti-wanti kepada siapa pun yang berkunjung ke Nusakambangan agar tidak membuang sampah sembarangan! Ini demi kebaikan kita bersama!

Jasa penyeberangan yang maksa

Keresahan yang paling saya rasakan adalah mengenai para nelayan yang menawarkan jasa menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Ini bukan perkara sepele. Hal ini bermula saat saya bertanya kepada seorang bapak yang perawakannya seperti preman. Saat saya tanya berapa ongkos menyeberang ke Nusakamabangan, blio mematok harga 40.000 ribu rupiah per orang. Sebelum berkunjung ke sana, saya sempat bertanya ke pada teman-teman yang sempat berkunjung ke sini (baca: Nusakambangan) bahwa ongkos menyeberang hanya berkisar anatara 15.000-25.000 ribu rupiah per orang. Lah ini kok sampai 40.000 rupiah.

Saya pun memutuskan untuk berjalan-jalan mencari nelayan yang mau menyeberangkan kami dengan harga yang lebih terjangkau. Sialnya bapak yang berpenampilan seperti preman tadi menghadang saya dan memaksa saya untuk tetap naik di kapalnya. Sudah dipaksa naik, dipalak juga! Setelah nego-nego akhirnya bapak tersebut menurunkan harga hingga 25.000 rupiah per orang. Setelah diskusi yang panjang, kami pun naik kapal tersebut. Bagi kalian yang hendak ke Nusakambangan, haruslah pintar-pintar dalam memilih kapal dan nelayan. Jangan sampai kaya saya yang sampai cekcok sama nelayannya karena harga yang nggak masuk akal.

Baca Juga:

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Itulah penderitaan yang saya rasakan saat berkunjung ke Pulau Nusakambangan. Kalau kalian mau mencoba penderitaan yang saya rasakan, silakan langsung saja berkunjung ke Nusakambangan. Semoga beruntung, Lur, ahaha.

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Liburan ke Pulau Nusakambangan, Melihat Wajah Lain ‘Pulau Penjara’

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 April 2023 oleh

Tags: monyetpantai pasir putihpulau nusakambanganSampah
Yanuar Abdillah Setiadi

Yanuar Abdillah Setiadi

Santri. Murid Cak Nun, Rocky Gerung, Sujiwo Tejo. Instagram: @yanuarabdillahsetiadi

ArtikelTerkait

Taman Kali Tuntang Demak, Kali Bersejarah yang Jadi Taman Penuh Sampah

Taman Kali Tuntang Demak, Kali Bersejarah yang Jadi Taman Penuh Sampah

28 Juli 2024
Dosa Pacaran Melulu yang Diurusin, Dosa Buang Sampah Sembarangan Juga, dong! Terminal Mojok

Kalau Ujungnya Dicampur Jadi Satu, Terus Ngapain Bikin Program Pemilahan Sampah?

23 Februari 2021
Menebak Pikiran Orang yang Suka Buang Sampah Sembarangan

Pekerjaan Rumah Besar Soal Sampah: Negara Luar Malah Nambahin

23 Juni 2019
Aneh tapi Nyata, Transportasi Umum Andalan di Surabaya Bayar Pakai Sampah sampai Matur Nuwun adminduk surabaya

Aneh tapi Nyata, Transportasi Umum Andalan di Surabaya Bayar Pakai Sampah sampai Matur Nuwun

6 Januari 2024
Rokok Luffman: Rokok Ilegal yang Katanya Mirip Marlboro Merah, Aslinya Bikin Muntah merek rokok ilegal

Rokok Luffman: Rokok Ilegal yang Katanya Mirip Marlboro Merah, Aslinya Bikin Muntah

9 April 2023
Sampah Plastik Gencar Dibicarakan, Sampah Elektronik Dilupakan padahal Tak Kalah Membahayakan

Sampah Plastik Gencar Dibicarakan, Sampah Elektronik Dilupakan padahal Tak Kalah Membahayakan

13 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.