Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Pendekar Kopi Memang Menyebalkan, tapi Coba Kita Lihat Sisi Baiknya

Zaky Satria oleh Zaky Satria
11 April 2024
A A
Pendekar Kopi Memang Menyebalkan, tapi Coba Kita Lihat Sisi Baiknya Mojok.co

Pendekar Kopi Memang Menyebalkan, tapi Coba Kita Lihat Sisi Baiknya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Industri kopi terus berkembang. Selain kafe yang menjamur, perkembangan ini juga ditandai dengan kemunculan pendekar kopi. Di kalangan barista, pendekar kopi adalah sebutan untuk orang-orang yang menuntut banyak hal, salah satunya soal penyajian kopi. Mereka biasanya menentang cara penyajian kopi yang berseberangan dengan pemikirannya. 

Pendekar kopi biasanya mengaku mengetahui banyak hal seputar kopi, padahal aslinya tidak. Itu mengapa kehadiran mereka meresahkan bagi para barista. Selain berpotensi menimbulkan konflik, keberadaan pendekar kopi sebenarnya sama sekali nggak membangun. Mereka hanya ingin memuaskan ego dengan merendahkan dan menaklukan para barista. 

Akan tetapi, kehadrian kopi ke suatu kafe tidak terhindarkan lagi. Para barista mau tak mau tetap melayaninya. Itu mengapa tetap perlu melihat sisi positif dari keberadaan mereka walau memang hanya setitik. 

Pendekar kopi punya ketertarikan di dunia kopi

Pendekar kopi sebenarnya punya ketertarikan di dunia kopi. Kalau nggak punya minat itu, bagaimana bisa mereka bisa menjadi pendekar kopi? Nah, menurut saya, keangkuhan mereka salah satunya didorong oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman di bidang kopi. Itu mengapa, mereka merasa paling tahu hanya dengan sedikit ilmu yang dimiliki. 

Pengamatan saya lebih jauh, pelanggan jenis ini lebih banyak mempermasalahkan metode seduh dan pamer kosakata canggih hasil selancar di internet. Sebagai barista, sebenarnya bisa memberikan lebih banyak informasi kepada para pendekar kopi. Paparkan informasi sebanyak mungkin sehingga mereka merasa pengetahuan mereka tidaklah seberapa. Saya pikir barista nggak ada ruginya juga berbagi informasi, malah bisa lebih mahir karena sudah mengajarkannya ke orang lain. 

Lebih penting dari itu, barista bisa membawa isu yang lebih esensial kepada para pendekar kopi. Misal, memperjuangkan hak-hak petani kopi atau seorang aktivis yang memperjuangkan harga minimal untuk setiap biji kopi. Saya rasa hal itu mungkin saja mengingat mereka sebenarnya punya ketertarikan di bidang ini.  

Melatih barista memahami karakter pelanggan

Pendekar kopi bisa dijadikan pelajaran bagi barista untuk lebih memahami karakter pelanggan. Pendekar kopi juga berguna untuk meningkatkan skill pelayananan. Bagaimana tetap ramah dan melayani sepenuh hati walau sejuta pertanyaan perlahan menyayat hati. Kesabaran seorang barista akan teruji.

Barista akan terbantu untuk mengingat kembali segala jenis pengetahuan dan praktek dalam menyeduh kopi. Seperti yang sama-sama kita tahu, tabiat pelanggan seperti ini adalah giat bertanya. Ini akan membiasakan seorang barista untuk lebih konsisten. Sekalian edukasi, itung-itung dapat pahala dan rezeki.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Kasta Kopi Minimarket dari yang Paling Enak sampai Skip Aja daripada Kecewa

Biasanya para pendekar kopi akan mencicipi dengan khidmat kopi yang disuguhkan. Kemudian berlagak ala tester dan mengkritik apa yang tidak pas dalam proses seduhnya. Bagi barista baru tentunya ini akan menjadi pengingat untuk selalu hati-hati dan konsisten. 

Menjadikan pendekar kopi marketing bebas biaya

Kalau seorang barista mampu merebut hati sang pendekar, ini bisa dimanfaatkan untuk membangun citra warung kopi atau kafe. Sejauh pengamatan saya, mereka cenderung membagikan sisi positif sebuah kafe kalau sudah kepincut. Mereka bisa sebagai media promosi dan menggaet lebih banyak pelanggan.  

Mengurangi beban kerja barista

Pendekar kopi bisa mengurangi beban barista yang kerja di kedai kopi open bar. Kedai kopi semacam ini memungkinkan seseorang menyeduh kopinya sendiri. Pendekar kopi akan membuat kopinya sendiri karena merasa tidak ada satupun orang di dunia yang memahami seleranya. Bahkan, ada lho yang menyuci gelasnya sendiri.

Kalau sudah begitu, barista yang paling diuntungkan. Barista nggak perlu pusing-pusing memahami keinginan pelanggan rewelnya. Mereka cukup melihat prosesnya dan belajar demi memenuhi ego mereka. 

Pendekar kopi memang menyebalkan. Permintaannya rewel dan omongannya selangit. Walau begitu, mereka nggak melulu membawa dampak negatif, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kalau mau agak repot, fenomena ini bisa dimanfaatkan ke arah yang lebih baik.

Para pendekar kopi sebenarnya bisa memberikan sumbangsih terhadap sektor kopi. Mereka adalah orang-orang yang bersedia sewaktu-waktu membeli biji kopi dan peralatan seduh. Hal-hal seperti ini jelas berdampak banyak ke sektor industri kopi. Belum lagi, mereka bisa sebagai sarana untuk melatih pelayanan dan pengetahuan barista. Bagi saya, sayangilah pelanggan seperti ini layaknya pelanggan lain. Apabila perlu rangkul dan jadikan teman untuk berbincang-bincang singkat. 

Penulis: Zaky Satria
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Celaka, di Warmindo Tak Ada Manual Brew!: Secanggih Apa pun Lidahmu, Kopi Saset Tetaplah yang Jadi Juara

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 April 2024 oleh

Tags: baristakafeKopipelanggan kafependekar kopi
Zaky Satria

Zaky Satria

ArtikelTerkait

Kopi Hitam Tidak Ada Sangkut Pautnya Dengan Kejantanan Seseorang terminal mojok.co

Menjawab Apakah Harga Kopi Mahal Itu Sepadan

14 September 2020
5 Siasat dari Mantan Barista untuk Menghadapi Mahasiswa yang Nongkrong di Kafe Berjam-jam, Rombongan, dan Nggak Jajan Mojok.co

5 Siasat dari Mantan Barista untuk Menghadapi Mahasiswa yang Nongkrong di Kafe Berjam-jam, Rombongan, dan Nggak Jajan

17 Juni 2024

Saya Ikut Sedih Saat Kafe Dixie Jogja Akan Tutup, Meski Saya Belum Pernah ke Sana

6 Mei 2021
Lawson Nggak Layak Disebut Convenience Store, melainkan Hasil Kawin Silang Kafe dan Warkop

Lawson Nggak Layak Disebut Convenience Store, melainkan Hasil Kawin Silang Kafe dan Warkop

11 April 2024
Orang Kini Lebih Pilih Minimarket Buat Nongkrong dan Ngopi, Kafe Harus Waspada

Orang Kini Lebih Pilih Minimarket Buat Nongkrong dan Ngopi, Kafe Harus Waspada

20 April 2025
4 Aturan Tidak Tertulis Saat Nongkrong di Kafe Mojok.co

Aturan Tidak Tertulis Saat Nongkrong di Kafe

19 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.