Ada banyak hal menarik yang saya temui ketika melanjutkan studi pascasarjana di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Bandung. Mulai dari sistem perkuliahan, cara dosen mengajar, sampai penampilan para mahasiswanya, ternyata sangat berbeda dengan program sarjana pada umumnya. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah penampilan para mahasiswa. Saya baru ngeh kalau penampilan mahasiswa program pascasarjana di jenjang S-2 itu berbeda dengan mahasiswa program sarjana. Apalagi kalau dibandingkan dengan penampilan mahasiswa S-3 alias program doktoral, beuh, beda jauh, deh.
Yang paling khas dan unik tentunya penampilan mahasiswa S-3. Maklum, usia mereka kan sudah bisa dibilang matang (baca: tua). Disebut mahasiswa, kok ya nggak seperti mahasiswa. Tapi disebut bukan mahasiswa, ya memang dia mahasiswa, kok. Jadinya ya segala sesuatunya serba nanggung. Dan nanggungnya ini ternyata berdampak juga ke penampilan mereka. Kalau kamu penasaran seperti apa penampilan khas dan unik dari mahasiswa S-3, nih saya kasih tahu.
#1 Gaya rambut
Sebetulnya nggak ada yang aneh sih dari gaya rambut para mahasiswa S-3 ini. Mereka nggak ada yang bergaya rambut mohawk macam anak punk apalagi yang dicat warna-warni macam camilan aromanis. Yang saya temui, beberapa mahasiswa S-3 justru punya gaya rambut yang klimis dan disisir rapi ke belakang. Itu buat mereka yang rambutnya masih tebal, ya. Kenyataannya, banyak juga yang rambutnya sudah menipis bahkan beruban.
#2 Gaya berpakaian
Nah, kalau yang ini sudah jadi ciri khas mahasiswa S-3. Sangat jarang—atau bahkan nggak ada— mahasiswa S-3 yang memakai kaos ketika sedang kuliah. Kebanyakan mereka memakai kemeja, biasanya kemeja motif kotak-kotak, dan dimasukkan rapi ke dalam celana.
Sementara jenis celana yang biasa mereka pakai, ada yang pakai celana katun tapi ada juga yang pakai celana jeans warna biru terang. Sepatunya gimana? Saya justru belum pernah menjumpai mahasiswa S-3 yang memakai sepatu pantofel macam orang kantoran, kebanyakan malah memakai sepatu kets atau sneakers.
#3 Gaya berbicara
Soal gaya berbicara mahasiswa S-3 ini juga agak berbeda, lho. Mungkin karena mereka sudah mature kali ya makanya gaya bicaranya lebih teratur, sistematis, dan seperlunya. Yah, nggak seperti anak-anak remaja zaman sekarang yang kalau bicara ceplas-ceplos seenaknya. Kalau dilihat dari topik pembicaraan para mahasiswa ini, biasanya nggak jauh-jauh dari masalah riset, riset, dan riset. Pokoke bicaranya ilmiah banget, deh.
#4 Aksesori
Kalau saya perhatikan, sebagian besar mahasiswa S-3 itu berkacamata. Saya nggak paham apakah itu kacamata betulan atau sekadar gaya. Untuk jam tangan, kebanyakan mereka memakai jam tangan analog, lengkap dengan tali jam dari besi atau kulit. Selain itu, ada satu aksesori wajib yang selalu dibawa oleh mahasiswa S-3 yakni tas ransel! Tas ransel ini isinya kalau nggak buku catatan kuliah atau buku pinjaman dari perpustakaan, ya laptop. Kalau lagi gabut, biasanya mahasiswa S-3 selalu mengeluarkan laptop dan sibuk mengetik. Entah untuk mengetik tugas kuliah, cari referensi riset, bikin artikel ilmiah, atau bikin artikel untuk dikirim ke Terminal Mojok.
Nah, itulah penampilan khas mahasiswa S-3 yang saya temui di kampus. Memang nggak mutlak seperti itu, sih. Ada juga kok beberapa yang masih muda, enerjik, dan terlihat stylish. Tapi, kalau suatu saat nanti kamu menjumpai sesosok manusia dengan penampilan rambut klimis, berkacamata, berkemeja kotak-kotak, memakai celana jeans biru terang, bersepatu kets, dan sedang duduk di pojokan sambil mengetik di depan laptop, kemungkinan besar diamahasiswa S-3. Kalau nggak percaya, coba deh tanya.
Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tips Jitu Menjadi Pendamping Hidup Seorang Mahasiswa S-3 yang Dapat Beasiswa ke Luar Negeri.