Administrasi dipersulit
Cerita ini dialami oleh teman saya yang melawat ke Malaysia beberapa saat lalu. Dia sempat beberapa kali bolak-balik Indonesia-Malaysia dalam jangka waktu yang cukup dekat. Pada kedatangan pertamanya, dia nggak merasakan kejadian yang menyebalkan. Namun, pada kedatangan berikutnya, dia harus mengalami hal yang membuat ribet. Dan keribetan ini diciptakan oleh sesama orang Indonesia itu sendiri.
Kita semua sudah tahu bahwa banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mencari nafkah di Malaysia, baik sebagai pekerja di sektor formal maupun domestik. Nah, pemerintah Malaysia menyadari bahwa cukup banyak TKI yang melanggar hukum. Salah satunya, enggan kembali ke Tanah Air walau masa tinggal atau kerjanya sudah habis.
Gara-gara kondisi ini, teman saya dan WNI lainnya yang punya paspor warna hijau tosca jadi ikut kena “penyaringan” yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Setiap menjumpai paspor hijau tosca, pihak imigrasi Malaysia akan mencecar banyak pertanyaan dan mewajibkan untuk menunjukkan dokumen-dokumen yang menyatakan bahwa mereka yang datang sudah punya izin untuk mengunjungi Malaysia.
“Verifikasi dua langkah” lewat penampilan
Pengalaman berbeda dirasakan oleh teman saya yang lain. Dia sudah cukup sering mengunjungi banyak negara. Bahkan, dua sudah berhasil memperoleh visa Schengen dan Korea Selatan yang ribet itu.
Berdasar pengalamannya keliling dunia, dia menyadari bahwa staf bandara, khususnya di bagian imigrasi selalu memperhatikan gerak-gerik dan penampilan orang Indonesia. Sebenarnya bukan dia saja yang merasakannya, tapi juga wisatawan dari Indonesia lain di luar negeri.
Setelah melihat sampul paspor Indonesia, biasanya petugas bandara akan memindai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan mata mereka. Pelancong asal Indonesia yang pakai pakaian kumal dan seadanya pasti akan dicecar pertanyaan. Kemungkinan paling buruk, dipersulit masuk ke negara tersebut.
Itu mengapa, teman saya yang gemar keliling dunia ini memberi saran sederhana. Orang Indonesia sebisa mungkin well-dressed ketika masuk ke negara orang, baik itu di negara yang bebas visa maupun nggak. Menyebalkan memang, tapi itu lebih baik daripada kerepotan masuk ke negara lain.
Kekuatan paspor Indonesia memang menyedihkan. Apalagi dibandingkan dengan negara tetangga kita, Malaysia, yang menempati urutan paspor terkuat ke-12 sedunia. Warga Malaysia bisa dengan bangga membuat konten traveling di TikTok atau Instagram dengan paspor mereka. Teman saya yang berkewarganegaraan Malaysia bisa dengan mudah liburan ke Inggris saat jeda antar semester tanpa perlu apply visa. Benar-benar bikin iri.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Mengurus Visa Schengen Jadi Momok bagi Orang Indonesia yang Ingin ke Eropa
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















