Bagi pencinta hewan, memelihara hewan tentu merupakan suatu hal yang menyenangkan. Banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh dari memelihara hewan, misalnya melatih emosi, rasa bertanggung jawab, disiplin, dll. Hal ini juga saya rasakan ketika memelihara burung ciblek, burung mungil yang sangat suka memakan serangga.
Saya baru memelihara burung ciblek (Prinia familiaris) sekitar dua minggu. Burung ini begitu spesial menurut saya karena meskipun badannya kecil dan imut, dia memiliki mental petarung. Burung kecil ini sangat teritorial terhadap wilayah kekuasaannya. Jika ada burung ciblek pendatang yang memasuki wilayah kekuasaannya, sudah pasti akan diajak baku hantam olehnya.
Burung ciblek memiliki keunikan
Burung kecil yang memiliki variasi spesies di berbagai wilayah ini memiliki keunikan yang lain, yaitu suara kicauannya yang khas. Kicauan burung ciblek seperti suara rentetan tembakan yang dikeluarkan oleh burung jantan. Selain itu, burung ciblek juga memiliki postur badan yang cantik sehingga menarik untuk diamati.
Saat saya kecil dulu, burung ini cukup mudah dijumpai di sekitar rumah, misalnya di dekat lapangan sepak bola, di sekitaran sawah, dan kebun. Akan tetapi saat ini, burung ciblek sulit dijumpai. Mungkin hanya bisa dijumpai di daerah yang masih asri.
Lantaran unik, banyak orang yang memburu burung ciblek dengan berbagai cara. Ada yang memikatnya dengan getah pulut, menjebak dengan sangkar jebakan, dll. Burung ini memang sangat mudah dijebak karena mental petarungnya yang saya sebutkan tadi. Ia nggak kenal yang namanya berkompromi, taunya berkelahi atau mati demi harga diri.
Harganya lumayan mahal, tapi rentan mati
Setahu saya, harga burung ini lumayan apabila ia sudah sering berbunyi. Berkisar Rp300 ribu hingga Rp1 jutaan tergantung jenis dan kondisi si burung. Namun, apabila kita membelinya dari ombyokan (burung tangkapan alam) harganya bisa lebih murah, berkisar Rp40 ribu hingga Rp50 ribu saja. Kenapa harga burung ombyokannya murah? Ya karena burung ini rentan mati akibat mudah stres apabila kita memperolehnya dari tangkapan alam.
Walaupun rentan mati, burung ciblek tangkapan alam nggak menyurutkan niat pembeli untuk membelinya. Buktinya, masih banyak penjual burung yang menjual ciblek ombyokan ini. Menurut saya, menjual burung ombyokan ini cukup berbahaya untuk keseimbangan ekosistem. Sebab, dengan tergiur harga murah, tanpa disadari kita mengancam habitat ciblek di alam liar.
Burung ciblek peliharaan saya kebetulan saya dapatkan dari grup jual beli Facebook. Burung ini saya dapatkan ketika masih anak dan makannya pun masih saya suapi dengan tangan. Saya cukup senang dengan peliharaan baru ini karena ia bisa menemani saya ketika sedang sendirian di kamar kos. Tingkahnya yang lucu dan sesekali mengeluarkan kicauan tanpa sadar membuat hati saya senang.
Saya juga jadi punya kesibukan baru, yakni mengurus burung ciblek. Mulai dari menyiapkan makanan, minuman, membersihkan sangkar, dll. Walaupun kelihatannya merepotkan, yang namanya hobi tentu nggak akan terasa berat. Saya justru ikhlas aja melakukannya.
Akan tetapi, saya menyadari bahwa memelihara hewan berarti saya harus bertanggung jawab dan memberikan perhatian serius kepada hewan yang saya pelihara. Harapannya agar hewan yang saya pelihara bisa hidup sehat dan nyaman, serta nggak cepat mati.
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Pelajaran Hidup yang Saya Dapat dari Memelihara Kura-kura.