Daftar Isi
Kalah saing
Pantai legendaris ini dulu pernah berdiri sendiri sebagai destinasi wisata. Apalagi bagi wisatawan, hanya tahu kalau pantai di Jogja adalah Parangtritis. Namun seiring berjalannya waktu, pantai lain mulai masuk radar wisata. Terutama setelah teknologi informasi berkembang dan menjadi alat promosi pantai lain. Belasan pantai di Gunungkidul kini menjadi pesaing utama Parangtritis. Bahkan tidak bersaing karena pantai legendaris ini sudah kalah dari awal.
Parangtritis sangat polos. Hanya bentangan pasir hitam vulkanik yang bertemu ombak laut. Bagi wisatawan, Parangtritis akan terlihat membosankan. Kalah dengan pantai bertabur batu karang dan berpasir putih. Meskipun nilai filosofisnya dalam, wisatawan akan tetap memilih pantai yang lebih indah secara visual.
Apalagi akses menuju pantai lain juga sudah terbangun. Infrastruktur pelengkap juga memanjakan wisatawan. Meskipun tetap tidak semudah dan senyaman Parangtritis untuk diakses. Tentu wisatawan ingin menikmati keindahan visual yang ditawarkan pantai lain. Apalagi bagi mereka yang sudah pernah ke Jogja.
Parangtritis Jogja tidak menawarkan hal baru
Faktor lain kalahnya Parangtritis adalah keunikannya. Pantai ini tidak menawarkan hal baru dan unik pada wisatawan. Tidak ada pulau karang, pasir putih indah, atau tawaran wisata lain. Meskipun gumuk pasirnya istimewa, dan pasir hitamnya juga unik. Namun keunikan ini tidak cukup menarik sebagai destinasi wisata.
Hal unik dan istimewa paling menarik dari pantai ini adalah ketika prosesi larungan. Itu pun tidak dilakukan setiap saat. Sedangkan keunikan yang sifatnya filosofis semata tidak akan menarik perhatian wisatawan lagi.
Memang cukup sulit untuk menjual nilai filosofis pada wisatawan. Karena memang tidak dapat dilihat, dirasakan, dan dijadikan konten media sosial. Apalagi pantai lain juga ikut jualan kesakralan dan mistismenya sendiri. Ya apalagi yang ditawarkan Parangtritis?
Parangtritis Jogja tetap menarik, tapi bukan untuk wisatawan
Namun bukan berarti Parangtritis sudah habis menariknya. Karena pantai ini tetap pantas jadi rumah singgah barisan patah hati. Mereka yang tidak butuh keindahan visual, dan tidak ingin susah payah untuk ke pantai, tapi membutuhkan ruang luas tempat mereka bisa melepas duka lara. Menangis kejer sampai sesak di hadapan ombak besar berderu.
Parangtritis Jogja juga menarik bagi penikmat hal berbau spiritual, karena unsur ini tidak akan tercerabut dari Parangtritis. Selama mistisme Jawa dan Jogja masih dihargai dan dinikmati, Parangtritis tidak benar-benar mati.
Sisanya? Ya biasa saja. Seperti kisah cintamu yang kau tangisi di atas pasir Parangtritis.
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Mengenal Rip Current, Alasan Wisatawan Nggak Boleh Berenang di Pantai Parangtritis