Bapak dewan yang terhormat yang sedang menikmati fasilitas negara dengan honor selangit. Saya yakin, bapak adalah wakil-wakil kami yang sangat perhatian pada kami, saya yakin bapak dewan tanpa henti memikirkan kami, rakyat kecil yang tidak tau apa-apa soal politik.
Kami lelah, pak. Melihat polemik soal KPK. Tayangan TV yang biasanya menyuguhkan sinetron atau kehidupan selebriti yang mencerdaskan anak-anak kami, beberapa hari ini disajikan berita tentang pelemahan KPK tiada henti–bosan, pak, bosan.
Bapak dewan yang paling terhormat tingkat nasional sampai se alam raya. Tolong, pak. Bubarkan saja KPK, bubarkan lembaga antirasuah itu, kami khawatir KPK akan terus betindak semena-mena bila masih terus menjalankan tugasnya, kami khawatir bapak tidak tenang membahas soal anggaran, mengentil uang negara, mengeruk SDA dan lain sebagainya.
Saya khawatir ketidak tenangan bapak ini akan berakibat kurang baik pada keluarga bapak. Bagaimana nasib mereka, pak. Bagaimana nasib anak-anak bapak bila KPK terus mengobrak abrik tatanan, mereka tidak akan bisa jalan-jalan ke luar negeri, tidak akan bisa beli tas branded. Jadi, tolong, pak. Supaya negara ini aman, keturunan bapak sampai ke 7 tidak perlu bekerja–terjamin. Jadi, bubarkan saja KPK.
Langkah bapak dewan mengesahkan UU KPK mendapat dukungan dari Pak Presiden melalui Surat Presiden (Surpres). Jadi, bila bapak melemahkan KPK saja didukung apalagi membubarkan, kami meyakini presiden juga akan mendukung, pak.
Teruntuk Bapak Presiden, terima kasih pak telah mendukung upaya bapak dewan melemahkan KPK. Tenang, pak. Tidak perlu khawatir, pak. Bila mahasiswa melakukan aksi demonstrasi, di belakang bapak ada cebongers yang sangat militan, ada Deny Siregar yang ruarrr biasa. Kalau mereka tidak mampu, bapak tinggal menggunakan alat negara untuk menangkap mereka, cari saja kesalahan mereka, langsung jebloskan penjara.
Bapak Presiden, bapak terpilih kembali sebagai presiden, tinggal menunggu pelantikan. Manfaatkan periode kedua ini untuk terus menggoncang KPK pak atau bubarkan saja KPK. Tidak penting KPK pak bagi para pejabat dan politisi, hanya penting bagi rakyat saja. Toh bapak tidak lagi membutuhkan rakyat, sebab tidak bisa mencalonkan kembali.
Sekali lagi Bapak Dewan, Pak. Presiden…
Demi tujuh turunan pejabat.
Demi tas branded anak para bapak dewan.
Demi keluarga pejabat dan kroni-kroninya.
Demi mudahnya mengentil anggaran negara.
Demi mudahnya mengeruk SDA.
Bubarkan saja KPK. (*)
BACA JUGA Ketika Mantan Aktivis Mencibir Gerakan Mahasiswa atau tulisan Fahmi Robith lainnya. Follow Facebook Fahmi Robith.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.