Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pak Jokowi, Tidak Usah Ragu Menerbitkan Perppu

Muhammad Ikhdat Sakti Arief oleh Muhammad Ikhdat Sakti Arief
9 Oktober 2019
A A
perppu

perppu

Share on FacebookShare on Twitter

Protes yang dilakukan agar Pak Jokowi segera mengeluarkan Perppu sebagai pembatal UU KPK yang sudah terlanjur disahkan oleh para anggota dewan di akhir masa jabatannya masih berlangsung. Walaupun bukan dalam bentuk aksi massa. Semua orang—kecuali para buzzer—sangat menyayangkan disahkannya Revisi UU KPK yang bisa melemahkan KPK. Ditakutkan nantinya akan membuat para koruptor susah untuk ditangkap karena regulasi yang begitu kompleks. KPK sudah tidak lagi menjadi lembaga yang independen.

Demonstrasi yang lalu dilakukan oleh mahasiswa berlangsung berhari-hari. Bahkan aksi yang dilakukan bukan hanya di Jawa. Terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Tapi masih saja ada yang menuduh gerakan ini ditunggangi. Kalau mau jujur, aksi massa yang berlangsung ini memang dtunggangi. Tapi tidak oleh partai, bukan oleh para pejabat. Aksi ini ditunggangi oleh kepentingan rakyat.

Di kampus, kami diajari kalau salahsatu fungsi mahasiswa itu adalah sebagai agent of change, agent of control. Maka ketika suara rakyat kurang membuat bising telinga penguasa, saatnya mahasiswa menghadirkan parlemen jalanan. Sekiranya dengan begitu, pemerintah bisa melihat keseriusan kami.

Pak Jokowi, Anda pernah bilang kalau Anda rindu untuk didemo. Maka disinilah para mahasiswa saat ini. Turun ke jalan memenuhi rasa rindu Anda, Pak. Para mahasiswa ini tau, merindu itu memang berat. Tapi kenapa para mahasiswa yang datang dengan baik-baik ini direpresi, Pak? Kenapa para mahasiswa ini dituduh sebagai perusuh? Kenapa para mahasiswa ini disambut dengan gas air mata ketika mereka datang dengan baik-baik?

Tidak perlu menyambut mahasiswa dengan water canon. Mending air itu digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan yang ada di Sumatra dan Kalimantan. Tidak usah digunakan untuk menghalau para mahasiswa. Mereka tidak berbahaya. Yang mereka minta sejalan dengan apa yang rakyat mau. Para mahasiswa itu tidak minta saham. Permintaan mereka tidak muluk-muluk. Penuhi saja, tidak susah.

Di kampus, kami diajarkan tentang sumpah mahasiswa. “Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan”. Sungguh merasa berdosa sebagai mahasiswa jika tidak memenuhi sumpahnya. Tidak pantaskah disebut munafik ketika negara sedang tidak memberikan keadilan kepada rakyat, lantas mereka tidak berbuat apa-apa. Inilah cara mahasiswa memenuhi sumpah itu.

“Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan”. Hal itulah yang kemudian membuat para mahasiswa turun ke jalan. Mereka takut negeri ini akan menjadi negeri yang menindas rakyatnya sendiri. Bagaimana tidak. Ketika demokrasi jadi terancam. Orang jadi takut untuk mengkrtitik. Ragu untuk menyatakan kebenaran. Negara tidak mampu mengakomodasi semua itu. Bagaiman tidak tertindas, ketika bersuara kita malah diancam dengan penjara.

“Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan”. Bagaimana nasib suatu bangsa ketika pejabatnya sudah pandai berbohong. Menganggap kebohongan sebagai sesuatu yang biasa saja. Mau bukti? Para pejabat yang disumpah ingin menampung aspirasi masyarakat itu malah tidak mau mendengar ketika rakyat bersuara. Ketika mereka berjanji mensejahterakan rakyat, mereka malah mencuri uang negara. Jadi apa namanya kalau bukan kebohonngan?

Baca Juga:

Isu Ijazah Jokowi Palsu Adalah Isu Goblok, Amat Tidak Penting, dan Menghina Kecerdasan, Lebih Baik Nggak Usah Digubris!

Rumah Pribadi Jokowi di Solo Memang Cocok Jadi Destinasi Wisata Baru

Pak Jokowi, janganlah membuat rasa cinta rakyat terhadap bangsa ini bertepuk sebelah tangan. Para mahasiswa sudah berkorban banyak demi menyampaikan apa yang rakyat inginkan. Bahkan sampai ada yang kehilangan nyawa. Bukti apa yang diinginkan rakyat ini memang bukan sesuatu yang biasa saja. Jangan sia-sia-kan pengorbanan rakyat, pengorbanan mereka yang berpulang.

Survey yang dilakukan menunjukan mayoritas masyarakat menganggap RUU KPK baru yang sudah disahkan itu berpotensi melemahkan KPK. Mayoritas juga mengingikan Pak Jokowi untuk menerbitkan Perppu. Jadi tidak perlu ragu, Pak.

Kita tahu, orang-orang didekat Pak Jokowi sepertinya tidak menginginkan beliau untuk menerbitkan Perppu. Akan dianggap tidak punya pendirian jika Pak Jokowi sampai mengeluarkan Perppu. Bahkan terdengar isu kalau Pak Jokowi akan di-impeach kalau sampai Perppu itu benar-benar diterbitkan.

Tapi Pak, Bapak kan bilang sudah tidak lagi memimpin dengan beban. Jadi sesekali tidak mendengarkan orang-orang besar disekitar Bapak itu tidaklah akan menjadi masalah. Bapak sudah tidak akan lagi mencalonkan di pilpres berikutnya. Jadi Bapak sudah tidak lagi punya beban untuk memenangkan pemilu.

Kalau mereka tidak mau mendukung Bapak, rakyat siap bersisian dengan Bapak membangun negeri ini. Siap mendukung Bapak dalam memerangi korupsi. Banyak aktivis anti korupsi yang siap mendukung Bapak dalam upaya penguatan KPK. Buktikan kalau Bapak memang layak menerima penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award.

Kalau boleh, kami ingin meminta Pak Jokowi memimpin negeri ini dengan beban. Bukan kepada para pejabat itu. Bukan kepada para petinggi-petinggi partai itu. Kami ingin Pak Jokowi menjadikan kepentingan rakyat sebagai beban untuk memimpin lagi negeri ini lima tahun ke depan. (*)

BACA JUGA Penerbitan Perppu KPK Hak Prerogatif Presiden atau tulisan Muhammad Ikhdat Sakti Arief lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Oktober 2019 oleh

Tags: aksi mahasiswaimpeachJokowiperppuuu kpk
Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Nama saya Ikhdat, seorang pengangguran (semoga cepat dapat kerja) pecinta senja, penikmat kopi (biar dibilang anak indie) yang suka nulis.

ArtikelTerkait

aksi

Kumpulan Kisah UwU di Balik Aksi Mahasiswa di Jakarta

26 September 2019
ananda badudu

Ananda Badudu dan Moralitas Palang Merah Albert Camus

30 September 2019
buzzer

Buzzer: Niatnya Ngejebak Tapi Malah Kebongkar

1 Oktober 2019
Jokowi Cinematic Universe yang Saya Cintai dan Dinanti Kelanjutannya terminal mojok.co

Jokowi Cinematic Universe yang Saya Cintai dan Nantikan Kelanjutannya

31 Juli 2021
politainment

Melihat Politainment Ala Jokowi

14 Oktober 2019
gadjah mada sifat jokowi mojok

Alasan Jokowi Layak Disebut Mewarisi Sifat dan Kebijaksanaan Patih Gadjah Mada

20 November 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.