Kalau kalian lagi road trip ke timur dari arah barat, lalu ada satu titik yang pasti bikin kalian mikir, “Wah, ini surga di dunia atau apa, ya?” Liat kanan, kiri, depan, belakang, cowok-cowoknya ganteng, cewek-ceweknya cantik, pokoknya bikin mata seger! Nah, percayalah, itu pasti kalian lagi di Paiton Probolinggo.
Paiton Probolinggo adalah hidden gem-nya Jawa Timur. Kecamatan yang nggak deso-deso amat, tapi juga nggak kota-kota banget. Pokoknya, kalau Paiton itu manusia, dia tuh temen yang punya gaya santai apa adanya, tapi waktu ngumpul nggak pernah kalah keren.
Paiton Probolinggo ini punya vibes yang unik
Nggak bisa dibilang kota, tapi juga nggak fair kalau disebut desa. Jadi ya, Paiton Probolinggo ini ada di semacam “zona abu-abu”. Yang lebih gokil, penduduknya tuh udah biasa dengan dilema identitas. Mereka santai aja, nggak kayak kita yang suka overthinking gara-gara typo di chat gebetan.
Misalnya, anak muda Paiton Probolinggo ini outfit-nya sering bikin bingung. Kalau di acara resmi, mereka pakai batik rapi, tapi bawahannya celana jogger. Itu belum termasuk sepatu Crocs warna neon. Jadi kalau ditanya, “Lu mau ke kondangan apa mau jogging?” Jawabannya selalu, “Kenapa harus memilih, bro?” Mereka paham konsep multi-tasking sebelum itu jadi tren.
Logika yang berbeda
Ngomong-ngomong soal tren, kalian tahu nggak sih kalau di Paiton Probolinggo ini ada PLTU yang gede banget? Nggak cuma gede, ini pembangkit listrik kayak influencer-nya infrastruktur.
Kalau PLTU ini punya Instagram, mungkin followers-nya bisa lebih banyak dari seleb lokal. Anak-anak Paiton kadang suka pamer, “Gue tinggalnya di dekat tempat yang bikin listrik buat setengah Jawa dan Bali.” Padahal ya, mereka sendiri di sana juga sering mati listrik, apalagi musim hujan, bisa jadi tiap hari. Ironi yang elegan nggak, sih?
Tapi jangan salah, orang Paiton Probolinggo itu punya logika yang beda dari yang lain. Misalnya nih, waktu listrik mati, mereka nggak marah-marah. Mereka malah mikir, “Oh, mungkin ini lampunya lagi istirahat.”
Kalau di tempat lain, mati listrik itu bisa jadi alasan buat demo, di Paiton, malah jadi kesempatan buat kumpul di warung kopi. Sambil ngopi, mereka membahas isu-isu penting kayak “Kenapa mie instan rasa ayam bawang lebih enak kalau dimasak pakai magic com?”
Baca halaman selanjutnya: Madura Swasta yang punya identitas unik.