Untuk anak cucuku kelak, kalian perlu tahu, bahwa sebelum kakekmu bertemu dengan bakal calon nenekmu, TV Indonesia pernah punya acara lawak terbaik di dunia, dengan lawakan yang khas, spontan, dan variatif. Acara lawak itu kami sebut Opera Van Java (OVJ) atau mungkin lebih tepatnya “The Real OVJ”.
Izin bernostalgia, OVJ adalah acara komedi yang menemani masa-masa polos hingga masa labil saya dengan teman-teman. Berdasarkan pengamatan saya waktu itu, di tengah kesibukan yang penuh dengan omong kosong, hanya ada 3 tontonan yang bikin kami kompak berkumpul di depan TV. Pertama, El Clasico. Kedua, saat timnas bertanding. Ketiga, Opera Van Java.
Perlu kalian ketahui, OVJ saat ini bukanlah OVJ yang saya kenal, “The Real OVJ” adalah acara komedi murni yang benar-benar mengandalkan humor dan tingkah kocak para pemainnya. Berbeda dengan saat ini, yang lebih banyak settingan orang berantem atau pacaran, lalu kemudian digoreng sedemikian rupa. Bagi kalian ini mungkin cukup menghibur, tapi bagi saya yang terlanjur mengenal OVJ lawas, yang seperti itu terkesan cringe dan jauh dari prinsip acara lawak sejati.
Acara ini kali pertama tayang pada 2008, terbentuk kumpulan orang-orang pilihan yang terbuang. Mereka adalah Sule (SOS), Andre (Stinky), Parto (Patriot), Nunung (Srimulat) dan Azis Gagap. Kumpulan orang terbuang ini sukses menjadi grup lawak paling solid pada masanya. Ibarat kopi susu yang takarannya pas, karakter yang kuat dari masing-masing personel saling melengkapi.
Saya ingat betul, acara ini tayang sekitar pukul 9 malam WITA, biasanya akan dimulai dengan kemunculan Parto sebagai dalang untuk membacakan skenario yang dimainkan oleh para wayang. Kemudian disusul kehadiran salah satu atau dua personel di stage yang lain. Entah mengapa, bahkan sebelum mereka berbicara, saya sudah cengar-cengir mempersiapkan diri untuk tertawa. Karena saya tahu persis, di acara ini, saya pasti tertawa.
Di tengah-tengah lawakan, biasanya akan datang salah seorang personel yang lain, Sule atau Azis Gagap yang muncul dengan dandanan kocak dan ancurnya setengah mati, disambut riuh penonton terbahak-bahak. Kemunculan mereka membuat cerita yang sedang berjalan menjadi amburadul.
Para wayang lebih sibuk bertanya dan menertawai dandanan itu. Nunung bahkan sampai terkencing-kencing hanya melihat wajah Azis. Kalau sudah begini, Parto biasanya akan turun tangan dan mengawasi langsung jalannya cerita. Sambil sesekali mengamuk dan melampiaskannya pada properti yang ada di stage.
Izinkan saya menggali kenangan lebih dalam soal OVJ. Harus diakui, kombinasi Sule dan Andre adalah yang paling dominan. Sule selalu punya jokes dan punchline yang lucunya minta ampun, baik hanya dengan memukul dirinya sendiri dengan properti atau menyanyikan lagu berbahasa sunda dengan suaranya yang ternyata tidak kalah dengan musisi profesional.
Adapun Andre, biasanya menjadi personel yang paling akrab dengan bintang tamu perempuan. Andre menjelma menjadi Raja Gombal, yang akan membuka gombalan dengan pertanyaan, “Bapak kamu…?” atau gombalan dengan tema lainnya, yang sukses membuat bintang tamu klepek-klepek. Dilengkapi Parto dan Sule yang memberikan jempol dan puji-pujian kepada Andre.
Pada akhir cerita, Parto akan menutup dengan pantun,“Di sana gunung di sini gunung di tengah-tengahnya Pulau Jawa, wayangnya bingung dalangnya bingung, yang penting bisa ketawa.” Sungguh khas.
Dengan lawakan yang beragam dan selalu ada surprise untuk penonton, wajar jika kemudian grup lawak OVJ menjadi sangat ikonik. Bahkan tidak berlebihan jika di masa itu saya mensejajarkan mereka dengan grup lawak legendaris seperti Srimulat atau Warkop DKI. OVJ, saat itu, menjadi grup lawak yang menetapkan standar baru dalam dunia per-lawak-an Indonesia.
Pada masa jayanya, kita bahkan biasa menyaksikan “OVJ ON THE ROAD”. Program ini diselenggarakan di berbagai daerah. Jangan tanya kemeriahan penonton di setiap show mereka, yang jelas jumlah penonton yang datang tak kalah dari konser Blackpink atau BTS.
Namun selayaknya kisah kerajaan yang sudah mencapai masa jaya dalam kisah wayang, biasanya akan antiklimaks dan pada akhirnya runtuh. Demikian juga dengan sebuah grup lawak legendaris, pada akhirnya akan bubar. Entah karena perbedaan prinsip atau ajal yang memisahkan.
Kita semua tahu, bahwa Sule dan Andre sempat menjadi “brand ambassador” NET TV dengan program “INI TALKSHOW”. Parto dan Nunung, lebih nampak seperti diaspora yang bergantian muncul di Trans 7 dan NET TV. Berbeda dengan Azis yang awalnya bertahan namun akhirnya mengundurkan diri. Sekarang, Azis sesekali muncul di TV sebagai bintang tamu, di beberapa acara lawak atau talkshow.
Tapi bagaimana pun, Sule, Andre, Parto, Nunung dan Azis akan selalu menjadi pelawak yang saya senangi. Lewat tulisan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka “The Real OVJ” atas lawakan yang menghibur. Saat menulis ini, sungguh saya sedang rindu.
Sumber gambar: IG @alwiduck23.
BACA JUGA Sensasi Berkendara di Jalan Raya 6 Tahun Tanpa SIM dan tulisan Muhammad Dzal Anshar lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.