Tidak salah rasanya kalau mau bilang jika tahun ini sangatlah berat. Mulai dari situasi pandemi Covid-19 yang semakin kacau, sampai beberapa permasalahan seperti korupsi dan demonstrasi. Hingga di akhir tahun banyak suara sumbang yang bilang, “Duh nggak terasa udah Desember 2020 aja nih!”
Bertahan di tahun ini itu bisa dianalogikan sebagai proses melakukan strategi defense terhadap tower tim kita di game MOBA. Seakan setiap orang harus berjuang agar tetap bisa bertahan walau kemungkinan untuk bertahan itu semakin sedikit karena musuh juga semakin kuat beriringan dengan menguasai sebagian map dalam permainan.
Sampai akhirnya kita pun bertemu di penghujung tahun, yang mungkin memang sangat diharapkan sebagian orang. Berbagai perasaan senang hadir ketika sadar jika diri ini masih bisa hidup sampai saat ini, bertahan di antara huru-hara.
Di balik kesulitan selama tahun ini, entah kenapa masih banyak orang yang yang merasa bahwa mereka tidak kesulitan pada situasi serba suram ini. Saya sebagai salah satu di antara banyaknya orang yang kesusahan, merasa sangat kesal terhadap tingkah sebagian orang ini. Orang yang bilang nggak terasa sudah akhir tahun.
“Waduh, nggak terasa?” Itulah yang langsung terlintas di kepala saya ketika melihat orang membuat status tersebut melalui WhatsApp. Maklum saja, memang tak bisa dimungkiri bahwa kontak WhatsApp saya mayoritas adalah mahasiswa yang mungkin hanya bisa menerima suapan dari orang tuanya.
Saya sebagai mahasiswa tingkat awal yang masih terjebak dengan padatnya aktivitas kuliah online dan sama sekali belum merasakan kuliah tatap muka di semester ini, jujur saja bingung. Kenapa masih ada orang yang dengan mudahnya membagikan pernyataan tersebut.
Alasannya kenapa? Ya jelas dong, karena banyak orang yang kesulitan selama pandemi ini dan kalian malah bilang “nggak terasa”. Entah berapa banyak rezeki yang diraih oleh orang itu sampai Desember 2020 ini sampai bisa-bisanya bikin status seperti itu.
Begini, proses mengunggah status di WhatsApp itu kan nggak sekali jadi. Perlu mengganti latar belakang, mengetik, bahkan mengatur siapa saja audiens statusnya (biasanya ada yang di-hide kan?). Tapi, selama proses itu apa si orang tersebut nggak memikirkan lagi kata-katanya gitu? Iya, ini memang sudah Desember 2020, sudah di penghujung tahun. Namun, bukan berarti kita jadi nggak berpikir masak-masak tentang kalimat apa yang kita unggah.
Saya sendiri merupakan orang yang cukup berhati-hati sebelum membuat status media sosial, mulai dari dampaknya dan stigma apa yang akan lahir pada orang-orang terdekat ketika melihat apa yang saya bagikan.
Mungkin juga sering kali ketika sudah membagikan pernyataan di media sosial, beberapa menit kemudian langsung berpikir untuk menghapusnya, berpikir jika hal yang saya bagikan takutnya malah merugikan sebagian orang.
Bisa jadi orang-orang yang mengunggah status asal-asalan tadi adalah orang yang punya cadangan ekonomi. Jadi, nggak masalah mau terjadi bencana sampai kapan pun mereka nggak punya masalah. Satu tahun pun berlalu begitu cepat, tidak terasa sama sekali.
Atau mereka ini orang-orang yang percaya akan teori konspirasi yang beredar terkait pandemi dan percaya jika setiap hal yang terjadi saat ini direncanakan oleh elit global. Makanya mereka bersikap tenang-tenang saja supaya tidak termakan strategi elit global.
Tetap saja, saya agak bingung dengan orang-orang yang mengunggah status demikian. Wah, tiba-tiba sudah Desember 2020. Hmmm, tiba-tiba apanya? Banyak orang yang berjuang terus-terusan, kelelahan memenuhi kebutuhan hidup, dan berdarah-darah memperjuangkan masa depan. Beberapa orang bahkan terpaksa dirawat di rumah sakit karena dampak Covid-19. Belum lagi mereka yang harus tabah menghadapi kehilangan orang-orang tersayang.
Kalau merasa tahun ini tidak ada progres apa pun dalam pencapaian hidup, wajar merasa tahun ini seperti “kosong”. Layaklah jika kata-katanya, “Sudah akhir tahun, tapi rasanya belum melakukan apa pun.” Tapi, kalau mengatakan bahwa tidak terasa sudah akhir tahun, apakah mereka tidak peduli perjuangan orang-orang sekitar? Harusnya ada sedikit empati, dong.
Maka, pada Desember 2020 ini, katakanlah hal yang bisa bikin adem. Katakanlah bahwa kita semua hebat karena bisa bertahan hingga akhir tahun. Teruslah bertahan hingga tahun depan karena pandemi dan gonjang-ganjing ekonomi ini entah kapan akan berakhir.
BACA JUGA 4 Hal yang Patut Anda Cantumkan dalam Resolusi Tahunan