Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Online Thrifting Bukan Budaya Surabaya, Budaya Surabaya Adalah TP Pagi

Tiara Uci oleh Tiara Uci
21 Desember 2021
A A
Thrifting Bukan Budaya Surabaya, Budaya Surabaya Adalah TP Pagi terminal mojok

Thrifting Bukan Budaya Surabaya, Budaya Surabaya Adalah TP Pagi (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata TP di Surabaya? Yup, tempat berbelanja. Di Surabaya ada mal paling besar di Indonesia, yaitu Tunjungan Plaza, yang biasa disingkat TP. Lokasinya berada di jantung Kota Surabaya. Di awal berdirinya, tempat ini hanya satu lokasi, yaitu TP 1, tapi sekarang berkembang biak jadi enam. Uniknya, mulai TP 1 sampai TP 6 semuanya terkoneksi menjadi satu area. Bayangkan kalau kalian harus memutari mal sebesar itu. Gempor pasti.

Sebenarnya ada TP lain di Surabaya yang masyhur di kalangan penduduk asli Kota Pahlawan, tapi kurang populer di telinga pendatang atau wisatawan. Namanya TP Pagi, singkatan dari Tugu Pahlawan Pagi. Lokasinya di mana lagi kalau bukan di sekitar Tugu Pahlawan. Jika Tunjungan Plaza adalah mal yang isinya brand kenamaan Indonesia hingga dunia, Tugu Pahlawan Pagi justru kebalikannya. Di sana menjual barang secondhand alias bekas, kalau bahasa gaulnya sih thrifting.

Jauh sebelum kata thrifting populer, warga Surabaya sudah mengenal belanja baju bekas dan berdandan dengan cara memadupadankan barang lawas agar nampak kekinian. Dan TP Pagi adalah pusatnya barang thrifting di Surabaya. Lantaran menempati area seputar Tugu Pahlawan, jam operasional TP Pagi memang hanya di pagi hari. Konsepnya tuh mirip pasar kaget yang dibuka hanya beberapa jam. Biasanya sih mulai dari jam 6 sampai jam 10 pagi saja.

Saya berkenalan dengan TP Pagi saat masih berkuliah. Ada seorang teman yang merupakan warga asli Surabaya mengajak saya ke sana. Kami berangkat jam 6 pagi, saat udara Surabaya masih sejuk dan nggak panas. Begitu sampai di Tugu Pahlawan, betapa terkejutnya saya melihat pemandangan layaknya pasar dengan puluhan penjual baju yang menumpuk begitu saja bajunya di atas terpal.

Belanja di TP Pagi nggak butuh uang yang banyak, melainkan butuh ketelitian di atas rata-rata. Pasalnya kita harus cermat memilih baju yang masih bagus dan nggak cacat. Noda setitik atau robek sedikit saja pasti memengaruhi harga. Oh ya, meskipun beberapa penjual ada yang sudah mematok harga barang, kita masih bisa menawar, kok.

Teman saya yang sudah terbiasa memilih baju dari tumpukan menemukan banyak baju impiannya. Lah, kalau saya yang nggak terbiasa ungkrah-ungkrah ya kebingungan. Buat kalian yang masih newbie dalam urusan memilih baju bekas dan capek kalau harus mencari di tumpukan, mending beli baju yang sudah digantung di hanger oleh penjualnya. Umumnya, baju yang sudah digantung adalah barang pilihan dan memiliki kualitas yang oke. Tapi, harganya jadi sedikit lebih mahal ketimbang yang di tumpukan, ya.

Waktu pertama kali mengunjungi TP Pagi, saya kepincut sebuah jaket bermerek berwarna merah muda. Begitu saya tanya ke penjualnya, harganya Rp20 ribuan saja. Apa nggak salah yang jualan? Harga beli jaket baru di konter aslinya saja berkisar Rp1,5 jutaan, lha ini jaket bekasnya dijual Rp20 ribuan.

Saat saya lihat dengan teliti, ternyata ada noda merah dekat saku jaket. Karena ragu, akhirnya saya bertanya pada penjual apakah noda itu bisa hilang jika dicuci. Penjualnya pun menjawab bisa. Sebenarnya nodanya nggak terlalu besar, sih, tapi kok mengganggu sekali. Saya takutnya itu noda bekas darah yang tertinggal dari korban tawuran Yakuza. Kan ngeri banget, Rek, pakai baju bekas gangster. Apalagi berdasarkan informasi yang beredar, baju bekas yang dijual di TP Pagi tuh diambil dari Jepang, Cina, dan beberapa negara Eropa.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Lantaran pengin punya oleh-oleh dari TP Pagi, akhirnya saya beli jaket itu. FYI, nih, jaket merah muda yang saya beli itu mash ada sampai sekarang, lho. Padahal sudah 5 tahun lalu saya beli. Saya sampai heran, awet banget tuh jaket Yakuza. Sebenarnya memang jaketnya yang awet atau saya yang jago merawat barang, ya?

Selain baju, di TP Pagi juga banyak barang bekas lainnya seperti sepatu hingga perkakas elektronik. Kalau nggak pengin belanja dan cuma mau jajan juga bisa, kok. Di sana ada sate kelopo yang enak banget kalau dijadikan menu sarapan.

Oh ya, sedikit saran nih buat kalian yang belanja baju bekas di TP Pagi, jangan lupa langsung rendam baju yang sudah kalian beli dengan air panas dan cuci beberapa kali, ya. Biar kumannya pada mati. Apalagi sedang kondisi pandemi begini, kita harus ekstra hati-hati.

Gimana? Penasaran? Gaaas ke TP Pagi, Rek!

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Desember 2021 oleh

Tags: SurabayathriftingTP Pagi
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

4 Jenis Nasi Goreng yang Laris di Surabaya, Bukan Nasi Goreng Biasa!

4 Jenis Nasi Goreng yang Laris di Surabaya, Bukan Nasi Goreng Biasa!

12 Mei 2023
4 Hal Nggak Enaknya Naik Bus Surabaya-Jember

4 Hal Nggak Enaknya Naik Bus Surabaya-Jember

3 Februari 2022
Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya Mojok.co

Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya

12 September 2025
Nona Penjual Seblak Paling Dicintai Mahasiswa Unesa (Unsplash)

Nona Penjual Seblak Paling Dicintai Mahasiswa Unesa

30 Mei 2023
Enaknya Tinggal di Wiyung Surabaya, Salah Satu Kecamatan Paling Modern di Surabaya

Enaknya Tinggal di Wiyung, Salah Satu Kecamatan Paling Modern di Surabaya

1 Desember 2023
Semarang Unggul Jauh dari Surabaya dari sisi BRT (Unsplash)

Cek Fakta! Klaim Surabaya Lebih Unggul dari Semarang Soal BRT Itu Nggak Masuk Akal

25 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.