Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Oh, Ternyata Begini Rasanya Terjaring Razia Masker

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
17 Desember 2020
A A
Oh, Ternyata Begini Rasanya Kena Razia Masker Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Seiring dengan melonjaknya jumlah penderita Covid-19, pemerintah daerah menggiatkan kembali upaya-upaya pencegahan penyebaran virus. Salah satunya dengan razia masker. Soal razia masker ini, saya sering melihatnya di jalan-jalan utama. Alhamdulillah, saya belum pernah satu kali pun terjaring razia masker selama pandemi Covid-19. Saya tergolong warga yang tertib menggunakan masker. Baik saat keluar rumah, di dalam mobil maupun di dalam ruangan saat bekerja.

Namun, sepertinya kemarin saya sedang apes. Ceritanya, saya sedang menyeruput es teh yang sudah disediakan untuk saya di sekolah. Namanya mau minum ya pasti maskernya dilepas dong. Lha tiba-tiba ada seorang ibu paruh baya berseragam Satpol PP muncul dari balik pintu. Tanpa ba bi bu dia langsung main tunjuk sambil berseru lantang, “Satu, dua, tiga, empat, ayo keluar! Yang nggak pakai masker ayo keluar. Gabung sama yang lain di depan! Cepat!”.

Sontak kami yang tengah berada di ruangan kaget. Saya dan 3 teman lainnya langsung memakai masker dan keluar seperti yang telah diinstruksikan ibu Satpol PP tadi. Di depan sudah menunggu sekitar 10 orang. Ada staf TU, ada juga murid yang kebetulan saat itu datang karena ada keperluan. Jadilah kami berkumpul di halaman depan sekolah.

Oleh salah seorang petugas Satpol PP laki-laki, kami diminta mendekat untuk memberikan informasi nama. Dari sana saya merasa ada yang aneh. Setahu saya, salah satu protokol kesehatan yang harus dipatuhi dalam rangka mencegah penyebaran virus Covid-19 adalah menjaga jarak. Lha kok ini malah disuruh bergerombol untuk dicatat namanya? Gimana ceritanya coba? Saya dan beberapa guru yang saat itu memang sengaja jaga jarak malah dioprak-oprak suruh mendekat. Waduh…

Setelah nama kami dicatat, kami diminta membentuk barisan. Ada seorang bapak berseragam dinas yang mendekat dan berdiri di depan barisan. Beliau tidak mengenakan seragam satpol PP, tapi kalau dilihat dari rambutnya yang beruban, sepertinya beliau yang paling senior di antara petugas yang lain.

Bapak senior itu menceramahi kami tentang pentingnya memakai masker. Beliau juga menyebutkan bahwa denda bagi warga yang ketahuan tidak memakai masker adalah Rp 50 ribu per orang. Namun, karena dianggap sebagai pelanggaran yang pertama kali, kami semua hanya dikenai denda Rp 10 ribu saja per orang.

Rupanya hukuman tersebut bukan harga mati. Beliau memberikan opsi hukuman yang lain, yaitu hukuman sosial. Hukuman sosial yang dimaksud adalah menyanyikan lagu “Indonesia Raya” secara bersama-sama. Meskipun demikian, bapak senior tersebut mengarahkan supaya kami memilih denda saja. Katanya kalau dihukum nyanyi, nanti kami malu sama murid-murid. Kalau denda kan urusan langsung beres saat itu juga. Sayangnya, kami lebih memilih melakukan hukuman sosial.

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, kami diingatkan kembali oleh bapak senior untuk selalu memakai masker dengan benar. Jujur, ketika bapak senior itu menyebutkan “memakai masker yang benar”, saya pengin ketawa. Lha ibu Satpol PP yang tadi menggerebek kami juga pakai maskernya sembarangan kok. Sudah maskernya nggak standar, melorot pula. Yaaa sudah, mungkin itu syle si ibu.

Baca Juga:

Saya Yakin Nggak Akan Ada Razia Mi Ayam Wonogiri, sebab Kami Cinta Damai dan Memilih Fokus Mengejar Rezeki

Kendal, Surga bagi Tukang Parkir Liar, Nggak Ditindak, Nggak Kena Razia, Aman!

Lalu, yang membuat saya pengin ketawa lagi adalah si bapak senior tersebut tetap menghendaki denda. Lha gimana sih? Kan kami semua sudah kena hukuman sosial. Kok? Yaaa sudah. Mau menyela ya gimana? Wong kami juga posisinya berada di pihak yang salah. Diam saja lah.

Tahu dendanya berapa? Dendanya ternyata bukan Rp 50 ribu per orang dan bukan pula Rp 10 ribu per orang seperti yang blio sebutkan di awal. Dendanya Rp 50 ribu untuk 14 orang yang saat itu kena hukuman. Sistemnya terserah, mau pada patungan atau sekolah saja yang bayar. Intinya ya Rp 50 ribu, Mylov…

Kepala TU yang waktu itu juga kena razia menyebut supaya denda ditanggung oleh pihak sekolah saja. Kami pun bubar dan kembali ke ruangan masing-masing. Sementara si bapak senior itu melenggang ke kantor TU.

Hmm, ternyata seperti ini ya rasanya terjaring razia masker di masa pandemi Covid-19. Ada deg-degannya, tapi ada lucunya juga. Deg-degan saat si ibu Satpol PP tiba-tiba masuk ruangan lalu main tunjuk sambil ngoprak-ngoprak. Duh, berasa kayak razia PKL saja. Kalau lucunya pas bagian… Ah, kalian pasti tahu bagian yang mana.

BACA JUGA Rekomendasi Tempat Belanja Baju di Jogja yang Murah Tanpa Tanding atau artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Desember 2020 oleh

Tags: raziarazia masker
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Kendal, Surga bagi Tukang Parkir Liar, Nggak Ditindak, Nggak Kena Razia, Aman! jukir liar

Kendal, Surga bagi Tukang Parkir Liar, Nggak Ditindak, Nggak Kena Razia, Aman!

25 Januari 2024
takhayul

Takhayul yang Masih Banyak Dipercaya: Sukanya Kok Membatasi Ruang Gerak

16 Oktober 2019
Nggak Tahu Ada Razia Nggak Akan Menyelamatkanmu dari Tilang makassar

Nggak Tahu Ada Razia Nggak Akan Menyelamatkanmu dari Tilang

26 Juli 2022
Menanti Jogja Tanpa Knalpot Brong, Sampah yang Bikin Telinga Tersiksa bukit bintang jogja

Menanti Jogja Tanpa Knalpot Brong, Sampah yang Bikin Telinga Tersiksa

2 Januari 2024
Saya Yakin Nggak Akan Ada Razia Mi Ayam Wonogiri, sebab Kami Cinta Damai dan Memilih Fokus Mengejar Rezeki kabupaten wonogiri mie ayam wonogiri

Saya Yakin Nggak Akan Ada Razia Mi Ayam Wonogiri, sebab Kami Cinta Damai dan Memilih Fokus Mengejar Rezeki

1 November 2024
virus corona masker sampah kesehatan bekas pakai operasi masker mojok.co

Bagi Saya, Operasi Masker Itu Sangat Tidak Efektif

7 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.